LARANTUKA, FLORESPOS.net-Perum Bulog Cabang Larantuka pada Maret 2023 segera memasok 800 ton beras yang diimpor dari Vietnam dan Thailand untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Kabupaten Lembata, Provinsi NTT.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Larantuka, David Donny Kurniawan yang dikonfirmasi Florespos.net, Senin (6/3/2023) malam mengaku sedang berada di Kupang mengikuti rapat rutin evaluasi bulanan termasuk agenda rapat evaluasi penyaluran beras Operasi Pasar tahap pertama yang sudah dilakukan Bulog, Rumah Pangan Kita (RPK/mitra pengusaha beras Bulog) kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemkab Flotim). OP tahap pertama sudah digelar akhir Februari hingga awal Maret 2023.
Donny yang juga membawahi Sub Cabang Bulog Kabupaten Lembata itu menyebutkan, saat ini persediaan beras di gudang Bulog Larantuka sudah menipis dan tersisa sekitar 100 ton sehingga segera didatangkan beras baru.
“Persediaan beras di gudang Bulog Larantuka sekitar 100 ton, demikian juga di gudang Lewoleba (Kabupaten Lembata). Beras sisa sebanyak itu merupakan sisa dari Operasi Pasar khusus untuk stabilisasi lonjakan harga beras dan jatah beras bulanan bagi aparatur pemerintah,” terang Donny.
Donny mengatakan dalam memenuhi kebutuhan beras bagi aparatur pemerintah (pegawai, TNI/Polri) dan juga pelayanan Operasi Pasar meringankan kebutuhan pangan masyarakat Flotim dan Lembata April dan Mei 2023.
Bulog sedang dalam proses pengadaan beras impor dari Vietnam dan Thailand. Beras impor akan tiba di gudang Bulog Larantuka dan Lembata pertengahan Maret ini.
Beras impor dialokasikan jatah Flotim sebanyak 500 ton dan Lembata 300 ton. Pasokqn beras baru itu diestimasi kebutuhan 2 bulan ke depan.
Direncanakan bakal masuk lagi beras impor yang sama setara 1000 ton untuk kebutuhan di bulan Juni hingga September 2023.
Menjawabi media ini perihal lanjutan Operasi Pasar (OP) khusus beras Bulog, Donny mengharapkan masyarakat Flotim dan Lembata bersabar karena OP tahap kedua di gelar setelah tibanya pasokan beras baru 800 ton tersebut.
OP khusus beras kerja sama Pemkab Flotim dengan Bulog dan Rumah Pangan Kita (mitra Bulog) bertujuan stabilisasi lonjakan harga beras non Bulog di pasar umum, toko, dan kios beras.
Menurut Donny, OP khusus beras Bulog jenis medium tahap pertama tahun 2023 penetapan harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian RI yaitu Rp9.950/kg.
Namun kebijakan HET beras yang diberlakukan di Flotim Rp9.900/kg bagi masyarakat Pulau Solor dan Pulau Adonara yang sudah diperhitungkan biaya transportasi kendaraan laut dan buruh.
Sedangkan HET yang berlaku di Flotim daratan mulai dari Kecamatan Tanjung Bunga sampai di Kecamatan Wulanggitang setara Rp9.500.
Penetapan HET beras OP di Flotim itu masih di bawah harga yang ditetapkan Menteri Perdagangan dan Perindustrian.
Tokoh masyarakat Solor, Mateus Todaopun mengharapkan Pemkab Flotim dan Bulog berlakukan keadilan dan pemerataan OP khusus semestinya harus melayani seluruh masyarakat tanpa memandang status sosial.
Karena kenyataan pelayanan beras OP di desa tertentu di Solor Barat hanya khusus didapatkan masyarakat Kepala Keluarga (KK) petani, sedangkan PNS, pensiunan PNS dan perangkat desa tidak dilayani pembelian beras Bulog itu.
“OP khusus beras ke depan pemerataan dan keadilan mesti diterapkan bagi semua KK tanpa melihat status sosial. Kebutuhan pangan beras di tengah krisis pangan tahun 2023 ini dihadapi setiap keluarga bukan hanya pada petani. Sementara secara fakta petani sebagai produsen bahan pangan memiliki persediaan pangan cukup di rumah-rumah mereka,” bading Mateus.*
Penulis: Frans Kolong Muda / Editor: Wentho Eliando