RUTENG, FLORESPOS.net – Ada nilai positif dengan aneka kegiatan week end para mahasiswa dari Prodi Teologi Unika St. Paulus Ruteng, akhir pekan lalu. Paroki termotivasi dalam mengimplementasikan program pastoral Keuskupan Ruteng Ekonomi Berkelanjutan tahun 2023.
Pastor Paroki Ranggu, Rm. Laurens Saya Pr, sesuai dengan data yang diterima dari Ketua Komsos Puspas Keuskupan Ruteng, Rm. Erik Ratu Pr, mengatakan, kunjungan dari para mahasiswa Prodi Teologi Unika St. Paulus sangat bermanfaat bagi umat Paroki Ranggu sekarang ini.
“Kami termotivasi untuk kian mendalami tema-tema katekese APP 2023 yang diturunkan oleh Keuskupan Ruteng. Kami juga tergerak untuk melaksanakan program Keuskupan tentang ekonomi berkelanjutan,” katanya.
Dikatakan, kehadiran para mahasiswa di tengah-tengah umat dalam dua hari ini memberi warna baru bagi kegiatan pastoral di paroki ini. Secara khusus dalam hal meningkatkan pemahanan dan kesadaran umat mengenai pengembangan ekonomi yang berkelanjutan (Ekonomi SAE).
Menurutnya, umat menjadi kian dalam memahami pengembangan ekonomi berkelanjutan. Dan, paling penting bisa membuka mata untuk membuka usaha dalam rangka meningkatkan ekonomi.
Pastor Frans Nala mengapresiasi kepada pimpinan Unika St. Paulus Ruteng, khususnya Prodi Teologi, yang telah mempercayakan paroki ini sebagai tempat belajar dan berpastoral bagi para mahasiswa.
Sedangkan, Ketua DPP Paroki Ranggu, Silvester Gunas, secara khusus menyampaikan motivasi kepada para mahasiswa. Kunjungan pastoral seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi para mahasiswa sebagai kesempatan untuk mengalami langsung situasi hidup umat.
“Karena itu, baik kalau tetap diteruskan. Ini menjadi momen belajar yang bermakna bagi para mahasiswa,” katanya.
Momen weekend, lanjut Sil Gunas, para mahasiswa dapat melihat dan mengenal dinamika kehidupan pastoral pastoral Gereja sehingga kelak kalian dapat membantu pastor paroki dalam karya pewartaan.
Prinsipnya, sebagai calon katekis, para mahasiswa tidak boleh menjauhkan diri dari Gereja. Sebab para tamatan apakah memiliki pekerjaan atau tidak, panggilanb tetap sama, yakni menjadi katekis/pewarta. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus