Masuk Bulan Maret, Tidak Ada Ternak Babi di Nagekeo yang Mati Akibat ASF

- Jurnalis

Jumat, 3 Maret 2023 - 14:48 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Klementina Dawo

Klementina Dawo

MBAY, FLORESPOS.net – Dinas Peternakan Kabupaten Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat tidak ada ternak babi  yang mati akibat terserang  African Swine Fever (ASF) sejak pertengahn Februari hingga bulan Maret 2023. Terakhir terjadi kasus kematyian ternak babi pada 10 Februari 2023. Ternak babi yang mati akibat ASF terjadai di Kecamatan Mauponggo. Pada saat itu tercatat sebanyak 50 ternak babi milik warga mati mendadak akibat African Swine Fever (ASF).

Data ternak babi mati itu terdapat di wilayah Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

“Data di kita tercatat ada 50 ternak babi milik warga yang mati akibat African Swine Fever (ASF). Data itu terjadi per tanggal 10 Februari 2023 lalu. Hingga saat ini tidak ada lagi,” kata Klementina Dawo Kepada Florespos.net, Jumat (3/3/2023).

Baca Juga :  Polisi Bantah Telah Menahan Tiga Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Penghapusan Aset Pasar Danga

Klementina mengatakan, 50 ekor babi yang mati mendadak itu hanya terdapat di Kelurahan Mauponggo, Kecamatan Mauponggo. Sementara Kecamatan lain tidak ada alias nihil.

Untuk mencegah penyebaran virus ASF ke desa tetangga, pihaknya telah mendistribusikan disinfektan kepada para peternak.

Dinas Peternakan berharap masyarakat menolak atau melarang terhadap pemasukan ternak babi, produk babi (segar dan olahan seperti se’i, dendeng, roti babi, dan lain-lain), hasil ikutan lainnya dari luar wilayah Nagekeo, tidak menjual atau membeli ternak babi yang sakit.

Masyarakat atau peternak diharapkan mampu meningkatkan biosecurity dimana hanya peternak dan petugas kandang yang boleh masuk ke area kandang, meningkatkan kekebalan ternak babi dengan cara pemberian pakan yang baik dan pemberian vitamin, tidak memberikan makanan hasil limbah dari olahan babi ke ternak babi serta perlu meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang dan peralatan.

Baca Juga :  Anggota DPR Swedia Tak Dapat Tunjangan Mobil dan Rumah: Tak Pantas Kami Diistimewakan

Selain imbauan, Dinas Peternakan juga melarang untuk memotong dan mengedarkan daging dari ternak babi yang sakit.

Kadis Klementina meminta kepada pemerintah desa atau kelurahan yang sudah merencanakan pengadaan ternak babi melalui Dana Desa tahun anggaran 2023 ini harus mengambil ternak babi lokal di Wilayah Kabupaten Nagekeo dan wajib melakukan uji PCR bebas ASF.*

Penulis:Arkadius Togo/Editor:Anton Harus

Berita Terkait

Romo Laurens Teon Ubah Lahan Bebatuan Jadi Pusat Pengembangan Hortikultura
Ada Puskesmas di Ende Tak Punya Dokter, Dewan Minta Pemimpin Baru Benahi Manajemen
Masyarakat Diimbau Tidak Beraktivitas dalam Radius Bahaya, Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Level Awas
Badan Pengurus Akuatik Ende Komitmen Lahirkan Atlet ke Tingkat Nasional
Tekan Angka Kecelakaan Lalu lintas, Ini Langkah Cerdas Sat Lantas Polres Nagekeo
Komisi II DPRD Apresiasi Kerja PDAM Ngada
Ratusan Ternak Babi di Ende Mati, Gadir: Kami Belum Bisa Pastikan Itu ASF
Dinas P2KB Ngada Sosialisasi Dampak Pernikahan Dini dan Stunting
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 13 Februari 2025 - 19:18 WITA

Romo Laurens Teon Ubah Lahan Bebatuan Jadi Pusat Pengembangan Hortikultura

Kamis, 13 Februari 2025 - 15:42 WITA

Ada Puskesmas di Ende Tak Punya Dokter, Dewan Minta Pemimpin Baru Benahi Manajemen

Kamis, 13 Februari 2025 - 10:33 WITA

Masyarakat Diimbau Tidak Beraktivitas dalam Radius Bahaya, Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Level Awas

Kamis, 13 Februari 2025 - 10:01 WITA

Badan Pengurus Akuatik Ende Komitmen Lahirkan Atlet ke Tingkat Nasional

Kamis, 13 Februari 2025 - 08:21 WITA

Tekan Angka Kecelakaan Lalu lintas, Ini Langkah Cerdas Sat Lantas Polres Nagekeo

Berita Terbaru