ENDE, FLORESPOS.net – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan kebijakan kontroversi sekolah dimulai pukul 05.00 pagi khusus SMA/SMK. Kebijakan ini menuai kritik dan sorotan dari publik. Publik menilai kebijakan ini adalah kebijakan teraneh dan tidak relevan diterapkan di NTT.
Dr. Ignas Iryanto Djou juga melontarkan kritikan dan catatan kritis terhadap kebijakan gubernur NTT yang diterima media ini, Jumat (3/3/2023) pagi.
Melalui catatan kritisnya, Dr. Ignas Iryanto juga menjawab tantangan dari Gubernur NTT bukan untuk berdebat tetapi diskusi terbuka untuk mencari solusi terbaik. Dr. Ignas mengusulkan agar pemerintah Provinsi NTT membuka diskusi secara online melibatkan NTT diaspora, dalam negeri dan luar negeri.
“Dalam tulisan di sosmed sebelumnya, saya sempat bertanya apa yang dilakukan dari jam 5.00 hingga 7.00 dan apa tujuan utamanya. Sepertinya tidak ada yang akan menjawab ini. Bukan style gubernur dan teamnya untuk merespons, apalagi yang nanya juga tidak punya power apapun. So..who the hell you are? Ignas Iryanto.
Ini catatan kritis Dr Ignas Iryanto
- Saudara gubernur, apa dasar hukumnya anda mengeluarkan aturan yang berbeda dengan aturan menteri pendidikan. Darimana pijakan hukumnya ?
Sebagai pejabat publik, ini harus jadi pegangan utama. Anda tidak sedang mengurus sekolah milik anda sendiri.
- Jika ada dasar hukumnya, bagaimana dengan kompatibilitas sosial dengan kondisi NTT? Para penasihat anda harusnya memberi masukan soal ini:
- Apakah ini tidak mengganggu jadwal sholat subuh buat saudara- saudara muslim NTT? Hak beribadah adalah hak asasi mereka walaupun mungkin mereka bukan mayoritas di NTT.
- Apakah ini masih sejalan dengan jam biologis masyarakat NTT? Tradisi bangun pagi jam berapa, butuh berapa lama waktu mandi, waktu doa pagi, waktu menyiapkan sarapan dan menikmati sarapan, butuh berapa lama untul tiba di sekolah. Ingatlah bahwa jam biologis itu sangat terkait dengan kesehatan anak.
- Apakah angkutan publik sudah available di jam itu ? Apakah cukup aman untuk keluar rumah dan kesekolah pada jam segitu.
- Jika ada dasar hukumnya, juga kompatibel dengan kondisi sosial masyarakat NTT baru pertanyaan sebelumnya diajukan. Apa tujuan yg mau dicapai dan apa kegiatan guru dan murid dari jam 5.00 hingga 7.00 untuk mencapai tujuan itu?
Konon tujuannya adalah agar lulusan SMA NTT mampu diterima di Universitas Negeri terkemuka, akmil, Akpol juga yang memiliki beasiswa negara. Ada juga yang mengatakan untuk mendisiplinkan anak anak NTT.
Dr. Ignas mengatakan tujuan dari kebijakan ini memang mulia tetapi tidak memiliki korelasi. Dr Ignas juga memberikan catatan terkait tujuan ini:
1.Tujuan yang mulia itu tidak mempunyai korelasi dengan hadir di sekolah pada jam 05.00. Sekolah – sekolah di negara negara yang maju pendidikannya tidak ada yang masuk sekolah pada pukul 05.00 atau 05.30. Bahkan di SMA bergengsi di jakarta sudah 2 bulan ini masuk sekolah jam 08.00 dan ini kebijakan sekolah itu dengan yayasan pengelolanya.
“Singkatnya keunggulan sekolah dan anak didiknya tidak ada korelasi dengan jam masuk sekolah. Jika ingin ada sekolah unggul, mari kita duduk bersama merencanakan pengembangannya. Ada banyak aspek dan diantaranya tidak ada isu jam masuk sekolah”.
2.Tidak ada korelasinya dengan peningkatan disiplin. Tetap dengan jadwal normal namun nolkan atau hilangkan budaya masuk terlambat, bolos, nyontek, konsisten kerjakan tugas di kelas. Dan itu butuh panutan juga dari orang tua termasuk dari saudara gubernur. Bukan dengan suruh hadir jam 5 pagi di sekolah.
3 Korelasinya harus dibuat lewat isi kegiatan di jam jam khusus itu. Apakah ada pendalaman materi khusus untuk test masuk atau bimbel khusus ? Mohon dijelaskan.
Diakhir catatan kritisnya Dr Ignas Iryanto menyatakan bingung mengapa lembaga- lembaga pengawas eksekutif tidak bergerak. DPRD Provinsi NTT, DPR RI asal NTT dan komunitas pendidikan di NTT dan para guru besarnya apakah sudah paham dan setuju dengan kebijakan ini? *
Penulis:Willy Aran/Editor:Anton Harus