Catatan Kritis Dr. Ignas Iryanto Djou Terhadap Kebijakan Gubernur NTT dan Minta Diskusi Terbuka

- Jurnalis

Jumat, 3 Maret 2023 - 12:45 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Ignas Iryanto Djou

Dr. Ignas Iryanto Djou

ENDE, FLORESPOS.net – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan kebijakan kontroversi sekolah dimulai pukul 05.00 pagi khusus SMA/SMK. Kebijakan ini menuai kritik dan sorotan dari publik. Publik menilai kebijakan ini adalah kebijakan teraneh dan tidak relevan diterapkan di NTT.

Dr. Ignas Iryanto Djou juga melontarkan kritikan dan catatan kritis terhadap kebijakan gubernur NTT yang diterima media ini, Jumat (3/3/2023) pagi.

Melalui catatan kritisnya, Dr. Ignas Iryanto juga menjawab  tantangan dari Gubernur NTT bukan untuk berdebat tetapi diskusi terbuka untuk mencari solusi terbaik. Dr. Ignas mengusulkan agar pemerintah Provinsi NTT membuka diskusi secara online melibatkan NTT diaspora, dalam negeri dan luar negeri.

“Dalam tulisan di sosmed sebelumnya, saya sempat bertanya apa yang dilakukan dari jam 5.00 hingga 7.00 dan apa tujuan utamanya. Sepertinya tidak ada yang  akan menjawab ini. Bukan style gubernur dan teamnya untuk  merespons, apalagi yang nanya juga tidak punya power apapun. So..who the hell you are? Ignas Iryanto.

Ini catatan kritis Dr Ignas Iryanto

  1. Saudara gubernur, apa dasar hukumnya anda mengeluarkan aturan yang  berbeda dengan  aturan menteri pendidikan. Darimana pijakan hukumnya ?

Sebagai pejabat publik, ini harus jadi pegangan utama. Anda tidak sedang mengurus sekolah milik anda sendiri.

  1. Jika ada dasar hukumnya, bagaimana dengan  kompatibilitas sosial dengan kondisi NTT? Para penasihat anda harusnya memberi masukan soal ini:
  2. Apakah ini tidak mengganggu jadwal sholat subuh buat saudara- saudara muslim NTT?  Hak beribadah adalah hak asasi mereka walaupun mungkin mereka bukan mayoritas di NTT.
  3. Apakah ini masih sejalan dengan jam biologis masyarakat NTT? Tradisi bangun pagi jam berapa, butuh berapa lama waktu mandi, waktu doa pagi, waktu menyiapkan sarapan dan menikmati sarapan, butuh berapa lama untul tiba di sekolah. Ingatlah bahwa jam biologis itu sangat terkait dengan kesehatan anak.
  4. Apakah angkutan publik sudah available di jam itu ?  Apakah cukup aman untuk keluar rumah dan kesekolah pada jam segitu.
  5. Jika ada dasar hukumnya, juga kompatibel dengan  kondisi sosial masyarakat NTT baru pertanyaan sebelumnya diajukan. Apa tujuan yg mau dicapai dan apa kegiatan guru dan murid dari jam 5.00 hingga 7.00 untuk mencapai tujuan itu?
Baca Juga :  HUT NTT di Sumba, Bupati Manggarai Berpartisipasi Tanam Jagung Pakai Mesin

Konon tujuannya adalah agar lulusan SMA  NTT mampu diterima di Universitas Negeri terkemuka, akmil, Akpol juga  yang  memiliki beasiswa negara. Ada juga yang  mengatakan untuk mendisiplinkan anak anak NTT.

Dr. Ignas mengatakan tujuan dari kebijakan ini memang mulia tetapi tidak memiliki korelasi. Dr Ignas juga memberikan catatan terkait tujuan ini:

1.Tujuan yang  mulia itu tidak mempunyai korelasi dengan  hadir di sekolah pada jam 05.00. Sekolah – sekolah di negara negara yang maju pendidikannya tidak  ada yang  masuk sekolah pada pukul 05.00 atau 05.30. Bahkan di SMA bergengsi di jakarta  sudah 2 bulan ini masuk sekolah jam 08.00 dan  ini kebijakan sekolah itu dengan yayasan pengelolanya.

Baca Juga :  Wabub Ray Bena : KSP Setiawan Kekuatan Orang Kecil Menuju Bonum Commune

“Singkatnya keunggulan sekolah dan anak didiknya tidak ada  korelasi dengan  jam masuk sekolah. Jika ingin ada sekolah unggul, mari kita duduk bersama merencanakan pengembangannya. Ada banyak aspek dan diantaranya tidak  ada isu jam masuk sekolah”.

2.Tidak ada korelasinya dengan  peningkatan disiplin. Tetap dengan  jadwal normal namun nolkan atau hilangkan budaya masuk terlambat, bolos, nyontek, konsisten kerjakan tugas di kelas. Dan itu butuh panutan juga dari orang tua termasuk dari saudara gubernur. Bukan dengan suruh hadir  jam 5 pagi di sekolah.

3  Korelasinya harus dibuat lewat isi kegiatan di jam jam khusus itu. Apakah ada pendalaman materi khusus untuk test masuk atau bimbel khusus ? Mohon dijelaskan.

Diakhir catatan kritisnya Dr Ignas Iryanto menyatakan bingung mengapa lembaga- lembaga  pengawas eksekutif tidak  bergerak. DPRD Provinsi NTT, DPR RI asal NTT dan komunitas pendidikan di NTT dan para guru besarnya apakah sudah paham dan setuju dengan  kebijakan ini? *

Penulis:Willy Aran/Editor:Anton Harus

Berita Terkait

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat
BPBD Sikka Distribusi Air Bersih Bagi Ibu Hamil dan Warga Terdampak
Hari Kedua di Ende, BPOLBF Audiens dengan Dinas Pariwisata dan Pelaku Ekraf
Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong
Pilkada Mangarai Timur, KPU Akan Gelar Dua Kali Debat Paslon
Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI
BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi
Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 10 Oktober 2024 - 21:10 WITA

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat

Kamis, 10 Oktober 2024 - 21:08 WITA

BPBD Sikka Distribusi Air Bersih Bagi Ibu Hamil dan Warga Terdampak

Kamis, 10 Oktober 2024 - 18:00 WITA

Hari Kedua di Ende, BPOLBF Audiens dengan Dinas Pariwisata dan Pelaku Ekraf

Kamis, 10 Oktober 2024 - 13:43 WITA

Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong

Rabu, 9 Oktober 2024 - 18:36 WITA

Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI

Berita Terbaru

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk  dan Keluarga Berencana Mabar NTT, Rafael Guntur.

Nusa Bunga

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat

Kamis, 10 Okt 2024 - 21:10 WITA

Nusa Bunga

Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong

Kamis, 10 Okt 2024 - 13:43 WITA

Marianus Jefrino

Opini

Kebebasan Berekspresi di Ujung Tanduk

Rabu, 9 Okt 2024 - 21:12 WITA