MAUMERE, FLORESPOS.net – Ribuan umat Katolik dari dua Keuskupan yakni Keuskupan Maumere dan Keuskupan Agung Ende mengantar jenazah RD. Yakobus Soba ke liang lahat di Pemakaman Keuskupan Maumere yang berlokasi di bagian selatan Kantor Puspas, Jalan Mgr, Soegiyopranoto, Kamis (2/3/2023).
Acara penguburan diawali dengan misa requiem yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dan dihadiri puluhan imam, baik imam diosen, maupun imam dari pelbagai terekat/kongregasi di Gereja Katedral Santo Yosef Maumere, Kamis pukul 10.00 Wita.
Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dalam khotbahnya antara lain mengemukakan bahwa kematian Romo Yakobus Soba atau yang akrab disapa Romo Kobus merupakan sebuah pengalaman kehilangan yang mendalam bagi kita sekalian karena ia telah hadir sebagai gembala umat yang setia, prinsipiil dan penuh cinta dari paroki ke paroki lainnya, dari beribu hati ke berjuta hati umat yang dijumpainya.
“Romo Kobus sosok yang kami cintai sebagai saudara dalam imamat yang kami kenang sebagai sosok visioner, pekerja keras dan tidak mudah putus asa. Ia seorang saudara imamat yang teguh dan berpikir tentang pemekaran unit pelayanan parokial untuk mengjangkau lebih banyak umat di tengah perkembangan zaman. Umat paroki di Maumere pasti kenal sunggu bagaimana perkembangan pembentukan paroki yang ada dan Romo Kobus hadir penuh cinta dalam dinamika mengagumkan itu,” kata Uskup Ewald.
Uskup Ewald pada kesempatan ini menyebut tiga pesan kesetiaan dan keyakinan iman dari sosok Romo Kobus yang telah menyadari dirinya sebagai Murid Yesus yang setia hingga akhir.
Pertama, menjadi murid berarti menjadi pribadi yang terus belajar menyerahkan seluruh diri kita di dalam kasih dan pengampunan Yesus. Kekuatan yang kita peroleh dari Yesus setiap hari haruslah membuat kita yakin betapa roh dari segala berkat itu adalah cinta Yesus yang paling dalam.
“Yakin dan terus yakin adalah tugas seorang murid Yesus , yang tidak boleh badam oleh tantangan dan kesulitan palinhg berat sekalipun. Kematian yang penuh rahmat selalu dibaktikan dalam penyerahan diri pada kasih setiap Tuhan dan pada hidup penuh pengampunan dan keikhlasan hati nurani,” kata Uskup.
Kedua, tugas seorang gembala adalah mewartakan kuatnya kasih kerahiman Tuhan dalam belantara ketakutan dunia dengan segala keputusasaannya. Gembala menjadi kuat bukan karena dirinya tetapi karena kasih Allah yang tidak pernah pudar dalam perjalanannya kemuridanNya.
“Setelah menjadi seorang murid, Romo Kobus mengajak kita sekalian menjadi rasul yang menggarami dan menerangi dunia dari kuasa kegelapan yang mencekam. Kematian tidak boleh menakutkan murid Yesus, karena ada jaminan hidup abadi yakni Yesus Kristus sendiri,” kata Uskup Ewald.
Ketiga, persiapkanlah kematian dengan penuh rahmat, dengan berdoa dan berbuat baik selama hidup ini. Apa yang kita peroleh dalam pendidikan, jabatan kerja, dan prestasi di tengah masyarakat harus kita bisa persembahkan kembali kepada Tuhan setiap saat.
“Kita bisa hebat dan terkenal, berprestasi, namun kita mengolah setiap pemberian Tuhan sebagai berkat bagi orang lain. Kita pada masa prapaskah ini terpanggil untuk menghayati makna iman ini ‘kita diciptakan dari debu dan akan kembali menjadi debu, dank arena itulah bertobatlah dan percaya pada Injil,” pinta Uskup Ewald.
“Di tahun-tahun terakhir ini, saya dan Romo Kobus sering bercerita, mengenang masa-masa bersama dalam karya pelayanan imamt. Dia seorang saudara, kakak dan guru bagi saya dan juga bagi Gereja Keuskupan Maumere ini. Romo Kobus saudaraku, selamat jalan, tataplah wajah Yesus dalam perjalananmu. Kamu adalah sahabatku, janganlah gelisah hatimu,” kata Uskup.
Dua Kesan Mendalam
Sementara dalam sambutannya Uskup Edwaldus menyebutkan dua kesan mendalam yang ia temui dalam sosok Romo Kobus.
Pertama, kesetiaan dalam keheningan, ketika ia semakin menyadari bahwa dirinya tak sekuat dan sekokoh yang dibayangkan oleh prestasi dan prestise dunia, tetapi dia menyadari diri sebagai pensil di tangan Tuhan , sebagai hamba dalam keterbatasan dan kekuarangannya.
“Kesetian itulah yang dia maknai hingga akhir hayat, di dalam setiap pergolakan untuk menjadi besar dan mendapatkan pujian dunia, dia memilih untuk memaknai kesetiaan di jalan sunyi, dan bertahan hingga akhir dalam salib cinta Allah. Romo Kobus, engkai sunggu luar biasa, begitu mengagumkan cintamu, putra Aeutu Reworeke,” kata Uskup Ewald.
Kedua, ketaatan dan kerendahan hati seorang putra desa sejati.
“Inilah yang begitu menyetuh hati saya.Ketika ia sangat taat dan tidak memandang senioritas dalam imam sebagai dinding pemisah atau jurang pembeda, ketika ia taat dan setia pada Bunda Gereja dalam diri para gembala yang lebih muda dan mungkin menjadi anak binaannya di masa lalu. Romo Kobus, engkau menghati betul moto imamatmu, betapa di hadapan Tuhan, dirimu bukanlah apa-apa dan siapa-siapa, namun di dalam Kristuslah engkau bermegah sebagai bejana tanah liat di tangan pembuat pundi abadi,” kata Uskup.
Terima Kasih
Uskup Ewald pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih untuk semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membatu Romo Kobus dalam masa-masa sulit.
Terima kasih untuk penyerahan keluarga 35 tahun silam hingga kini, sebagai berpastoral tertahbis dan terbaptis yang dengan penuh cinta menemani ziarah imamat Romo Kobus mulai dari paroki Santo Yosef Maumere, termasuk Misir dan Nangahure saat ini; Paroki Santo Thomas Morus, Paroki Nita dan Paroki Lekebai dan Kuasi Paroki Kisa saat ini.
Terima kasih kepada imam Keuskupan Denpasar, Romo Vikjen dan semua saja yang dengan caranya yang khas telah membantu Keuskupan Maumere dalam urusan pemulihan kesehatan, perawatan dan juga untuk proses pemberkatan setelah kita ini berpulang ke hadirat Tuhan dari Denpasar lewat Labuan Bajo dn akhirnya sampai ke Gereja ini.
Terima kasih untuk semua pihak yang belum saya sebutkan satu persatu , yang dengan caranya masing-masing telah membantu, Keuskupan Maumere dalam cinta untuk Romo Kobus ini dan dalam seluruh urusan kedukaan ini. “Saya mendoakan kesehatan dan kelimpahan berkat bagimu dari Allah penyelenggara kehidupan ini,” kata Uskup Ewald.
“Ka’e selamat jalan, pergilah menjumpai Allah yang menyelami dan mengenal hidupmu, yang tidak pernah berhenti mencintaimu dan memelukmu dalam keabadian yang cerah dan kesunyian Yesus di taman Firdaus abadi. Ka’e bahagia abadi, Kasih Kristus dalam seluruh darahNya menyembuhkan dan menyelamatkan jiwa ragamu. Salam berkatku, Kae,” kata Uskup.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Sekda Kabupaten Sikka Adrianus F. Parera, Perwakilan Keluarga Bapak Petrus Haro, dan Perwakilan Umat Bapak Markus Minggus dalam sambutan pada penghujung missa reguiem.
Sekda Adrianus F. Parera antara lain menyampaikan apresiasi kepada RD. Kobur Soba yang telah membaktikan diri untuk melayani umat di Keuskupan Maumere, yang juga merupakan rakyat di Kabupaten Sikka ketika ia dipercaya menjadi pastor paroki di beberapa tempat.
Sementara perwakilan keluarga Piet Haro pada kesempatan ini juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing mendoakan tugas-tugas kegembalaan RD. Kobus selama menjadi pastor paroki di Keuskupan Maumere.
Perwakilan umat Markus Minggus dalam sambutannya antara lain mengisahkan kembali bagaimana perjuangan RD. Kobus yang membangun Gereja Paroki Santo Thomas Morus yang sangat megah saat ini, dan pembangunan bidang kehidupan rohani, pemberdayaan umat, dan bidang-bidang pelayanan pastoral lainnya.
Ketua Unio Pimpin Upacara Penguburan
Media ini mencatat usai misa requiem dilanjutkan dengan acara penguburan yang dipimpin Ketua Unio Imam Projo Keuskupan Maumere RD. Reginius Dedyson.
Acara penguburan diawali perarakan jenazah oleh petugas diikuti ribuan orang dari Gereja Santo Yosef ke Pemakaman Keuskupan Maumere yang letaknya di bagian selatan Kantor Puspas Keuskupan Maumere di Jalan Mgr. Soegiyopranoto Maumere.
Setiba di lokasi pemakanan, Romo Dedyson memimpin doa pemberkatan kubur yang direceki dengan air suci, pendupaan kubur, dan penyiraman bunga yang dilakukan Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Sekda Kabupaten Sikka Adrianus F. Parera, Perwakilan Tokoh Umat yang dibawakan oleh Mantan Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, perwakilan keluarga RD. Kobus Soba dari Reworeke Ende, para imam yang hadir, dan para umat.
Hadir dalam rangkaian acara ini di antaranya pimpinan tarekat/ordo dari pelbagai kongregasi religius di Keuskupan Maumere; Komisaris Ordo Karmel Indonesia Timur, RP. Stefanus Buyung, O.Carm; Ketua Majelis Antar Tarekat Religius (Matridis) Keuskupan Maumere RP. Dr. Inosensius Ruben Hetu, CJD; Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret RD. Hilde Tanga; para pastor paroki Keuskupan Maumere, Sekda Kabupaten Sikka Adrianus F. Parera; Mantan Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dan Ibu, para tokoh umat, para alumnus STFK Ledalero; General Manager KSP Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering; Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano, para tokoh koperasi; tokoh pemuda, tokoh koperasi; keluarga RD. Yakobus Soba dari Ende, dan umat yang datang dari pelbagai paroki di Keuskupan Maumere. *
Penulis: Wall Abulat/Editor: Anton Harus