MBAY, FLORESPOS.net-Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo, NTT diduga masalah.
Pasalnya, dari sekian Dana Desa, ada 20 persen dialokasikan untuk peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengadaan ayam kampung, pakan, vaksin, alat makan dan minum.
Namun dalam pelaksanaan hanya tiga dari 74 Kepala Keluarga (KK) saja yang menerima bantuan tersebut dalam bentuk ayam kampung. Sedangkan 71 KK sisanya menerima bantuan ayam tersebut dalam bentuk uang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Florespos.net, Selasa (28/2/2023), pada tahun 2022, ada program pengadaan ayam kampung di Desa Totomala. Dana itu bersumber dari ADD tahun 2022.
Keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan 12 ekor ayam kampung, 1 ekor ayam jantan dan 11 ekor ayam betina. Namun yang diterima adalah uang sebesar Rp 800.000-Rp900.000 per KK.
Terkait hal ini, Florespos.net melakukan konfirmasi Kepala Desa Totomala, Marianus Ngayu, Selasa (28/2/2022). Dia membenarkan hal itu.
Dia menjelaskan, tahun 2022, Desa Totomala mendapatkan sejumlah Dana Desa. Dari sekian dana Desa untuk Desa Totomala, 20 persen untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat pasca covid.
Salah satu terobosan Desa Totomala, kata dia, melakukan pengadaan ayam kampung kerja sama dengan pihak ketiga, yakni CV Khalief. Total pagu anggaran pengadaan ayam kampung tersebut, sebesar Rp 156.162.400.
Dia merincikan, pengadaan ayam kampung betina sebanyak 814 ekor, dimana harga satuannya masing-masing seharga Rp.100.000. Ayam jantan sebanyak 74 ekor dengan harga satuan Rp.180.000.
Selain itu, kata dia, ada pengadaan perlengkap bantuan ayam, yakni tempat makan ayam sebanyak 296 unit seharga Rp 14.800.000, pengadaan tempat minum ayam sebanyak 148 unit seharga Rp 7.400.000.
Sementara kebutuhan pakan, Pemdes Totomala menganggarkan pengadaan dedak padi 1.480 kilogram seharga Rp 2.960.000, pengadaan dedak jagung giling 1.554 kilogram seharga Rp 9.324.000, pengadaan tepung ikan 444 kilogram seharga Rp 4.440.000 dan pengadaan 1 paket vaksinasi Rp 7.691.634.
Marianus Ngayu mengatakan, ada biaya untuk honorer Pengelola Kegiatan (TPK), yakni Roslen M. Sena sebesar Rp 2.826.766. Selain itu membiayai honor Pendamping Peternakan, Fransiskus Karae sebesar Rp 12 juta dan menunjuk CV Khalief sebagai suplayer dengan nilai kontrak Rp 154.000.000.
Hal yang sama disampaikan Kasi Kesra Desa Totomala, Wilhelmina Bhoko. Dia menjelaskan, pemberian uang sebagai pengganti ayam kepada penerima bantuan terpaksa dilakukan mengingat CV Khalief tidak bisa memenuhi kuota ayam yang dibutuhkan berdasarkan kontrak karena saat itu wilayah di sekitar Desa Totomala sedang dilanda wabah penyakit ayam.
“Nomenklatur kita sudah jelas, pengadaan ayam. Dibayar dengan uang tetapi peruntukan bukan yang lain-lain. Setelah terima uang, penerima bantuan sendiri yang pengadaan,” kata Wilhelmina Bhoko.
Sementara Direktur CV Khalief, Yeni Sri Rahayu Puji Lestari mengaku hal tersebut. Menurut dia, pihaknya memang hanya mengadakan ayam kepada tiga KK saja. Sedangkan 71 KK penerima bantuan diberikan dalam bentuk uang.
Yeni mengatakan, hal tersebut berdasarkan permintaan masyarakat yang menolak CV Khalief mendatangkan ayam dari luar wilayah Desa dengan alasan takut membawa penyakit ayam ke dalam Desa Totomala.
Sehingga disepakati, penerima bantuan diberikan langsung menggunakan uang untuk membeli kembali ayam mereka sendiri beserta dengan bantuan pelengkap lainnya seperti pakan, tempat makan dan minum serta vaksin.
Ketika Florespos.net meminta berita acara terkait kesepakatan antara pihak ketiga dan penerima bantuan itu, Yeni menjawab tidak ada berita acara.
Dalam program pengadaan ayam di Desa Totomala, menurut Yeni, CV Khalief memang sejak awal tidak tertarik untuk ikut dalam proses lelang.
Alasannya, pengadaan barang hidup seperti ayam memiliki tingkat kegagalan serta beresiko tinggi. Namun, Pemdes Totomala memohon CV Khalief untuk tetap mengeksekusi program tersebut dengan alasan jika CV Khalief menolak maka Dana Desa untuk pengadaan ayam akan dianggap Silpa tahun berikut.*
Penulis: Arkadius Togo / Editor: Wentho Eliando