Tentang PBM Jam 5 Pagi, Ini Suara dari SMA Regina Pacis Bajawa

- Jurnalis

Selasa, 28 Februari 2023 - 17:11 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepsek SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa dan Ketua Osis

Kepsek SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa dan Ketua Osis

BAJAWA, FLORESPOS.net – Keputusan untuk melaksanakan Program Belajar dan Mengajar (PBM ) bagi siswa SMA dan SMK di NTT oleh Gubernur Viktor Laiskodat mendapat respons dari berbagai kalangan.

Kepala Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik (SMASK) Regina Pacis Bajawa Hendrianto Emanuel Ndiwa dan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, Yuannanda Bhoko Kanni berkeberatan dengan keputusan tersebut.

Ditemui di ruang kerjanya, Selasa (28/2/2023), Kepala SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa yang akrab disapa Erdin Ndiwa ini mengatakan, niat luhur Gubernur Viktor Laiskodat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di NTT patut diberikan apresiasi, namun hal tersebut bukan dengan memajukan jam belajar di sekolah mulai pukul 05.00 pagi.

Dikatakan bahwa kemungkinan besar niat Gubernur agar sekolah-sekolah SMA dan SMK di NTT masuk dalam 200 besar Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi sehingga mungkin ini merupakan salah satu jalan keluar.

Niat Gubernur NTT sangat mulia namun persoalannya adalah perbaikan pembelajaran yang ada di sekolah untuk menghadapi seleksi nasional berbasis tes tersebut.

Ada tes literasi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, penalaran matematika juga tes potensi skolastik.

Proses pelajaran di kelas semuanya mesti mengarah pada berbagai bidang itu agar ketika anak-anak mengikuti seleksi nasional berbasis tes bisa berkompetisi dengan sekolah-sekolah yang ada di Jawa.

Sekolah yang ada di NTT masuk dalam 1.000 besar secara Nasional dan hal ini tergantung dalam kebiasaan yang ada di sekolah itu sendiri.

Niat Gubernur NTT apakah agar anak dapat bangun lebih awal pada pagi hari ada hal lain yang mau dilakukan, namun sebagai kepala sekolah dirinya berkeberatan.

Hal ini juga harus melihat kondisi daerah masing-masing karena apabila infrastrukturnya telah bagus seperti ada yang ada di Kota Kupang mungkin tidak masalah, seperti transportasi, penerangan juga iklim.

Dirinya yakin bahwa Gubernur NTT Viktor geram karena tidak ada satu sekolah pun yang masuk dalam 1.000 besar secara nasional untuk UTBK.

Baca Juga :  Dua Bocah di Manggarai Tewas Tenggelam

Perbaikan pembelajaran di sekolah merupakan hal penting dan utama yang perlu dilakukan bukan dengan memajukan jam belajar anak pada pagi buta.

Pembelajaran jam 05.00 pagi untuk sekolah berasrama tidak ada masalah. Apabila pemerintah menginginkan hal tersebut, maka pemerintah menyiapkan asrama bagi sekolah itu sendiri seperti di Seminari yang telah memiliki asrama sehingga dapat diatur dengan baik.

Kebijakan ini untuk wilayah seperti Bajawa agak susah karena akses transportasi yang belum baik. Ada anak yang tinggal di kampung-kampung yang kesulitan mendapatkan transportasi.

“Banyak anak petani yang jalan kaki seperti di Desa Wawowae atau Beiwali yang kalau jam 05.00 pagi masih gelap gulita,” katanya.

Sekolah jam 05.00 maka dari rumahnya harus jam 04.00 pagi dan itu sangat rawan apalagi bagi pelajar yang perempuan.

Tidak masalah apabila orang tuanya punya kendaraan atau apabila ada transportasi umum, namun kenyataan itu berbanding terbalik dengan kondisi saat ini.

Banyak anak yang berasal dari orang tua kelas menengah ke bawah dan itu sangat memberatkan.

Segmen yang dipertimbangkan bagi orang-orang kecil ini juga dipertimbangkan secara matang sehingga tidak menimbulkan persoalan.

“Niat Pak Gubernur ini memang baik, saya curiga karena UTBK,” katanya.

Kata dia, di SMA Regina Pacis Bajawa saat ini siswa sudah harus ada di sekolah pukul 06.45 karena tepat jam 07.00 KBM sudah dimulai.

“Yang paling utama jangan sampai anak lelah dalam menerima pembelajaran sehingga tepat jam 12.30 mereka telah kembali ke rumah,” tambahnya.

Mereka harus pulang untuk istirahat sejenak sehingga sore mereka memulai dengan kegiatan ekstrakurikuler.

“Kecuali sekolah berasrama maka apa yang diusulkan itu dapat dilaksanakan namun kalau dari rumah masing-masing maka itu menjadi persoalan,” ungkapnya.

Ketua OSIS SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa  Yuannanda Bhoko Kanni pada kesempatan yang sama mengatakan, untuk  menjalankan keputusan ini cukup berat.

Baca Juga :  Sekda Ngada Minta Traktor Bantuan Pemerintah Tidak Digunakan Seperti Buldozer

Kebiasaan istirahat malam biasanya 8 jam setelah malam harus juga belajar untuk mempersiapkan diri menerima pembelajaran keesokan harinya juga mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

Waktu yang semakin cepat untuk berangkat ke sekolah tentu akan menguras energi. Sebelum berangkat ke sekolah harus pula ada persiapan-persiapan sehingga dapat menimbulkan ketidakefektifan waktu belajar di sekolah.

Datang dengan keadaan mengantuk dan bermalas-malasan sungguh tidak efektif apalagi bagi sesama temannya yang rumahnya jauh dari sekolah dan tidak memiliki kendaraan.

Kota Bajawa yang mengalami keterbatasan transportasi umum juga menjadi persoalan tersendiri.

Perbandingan anak sekolah dengan pegawai dalam hal beraktivitas di kantor dan di sekolah juga berbeda sehingga kalau mau dilakukan uji coba bisa dilakukan juga kepada para pegawai untuk masuk jam 05.00 pagi.

Kebijakan yang bisa dikatakan sebagai sekolah pagi buta bisa juga dilakukan dengan kerja pagi buta bagi orang dewasa yang masuk kantor.

Tujuan mulia yang disampaikan untuk melatih pelajar lebih mandiri dan disiplin namun bisa saja menjadi persoalan ketika anak harus bersekolah pagi buta.

Banyak siswa yang berasal dari lokasi rumahnya yang jauh dengan medan yang cukup rawan dan gelap gulita sehingga dikuatirkan dapat menimbulkan persoalan baru termasuk pelecehan dan kasus-kasus lainnya.

Yuan mengatakan, memaksakan diri untuk belajar terlalu pagi di sekolah sungguh tidak efektif.

Kemampuan setiap anak tentunya berbeda, kalaupun dikatakan bahwa 6 jam merupakan waktu yang layak untuk istirahat malam tentunya berbeda antara satu anak dan anak lainnya.

Selain di sekolah ada kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan pada sore hari dan tentu membutuhkan waktu untuk istirahat sehingga memulai kegiatan besok harinya dengan segar dan bugar.

Kondisi cuaca yang tidak bagus di Kota Bajawa yang hampir sepanjang waktu juga mengganggu untuk harus berada di sekolah mulai jam 5.00 pagi *

Penulis: Wim de Rozari/Editor: Anton Harus

Berita Terkait

Puncak Pesta Intan, SDK Larantuka IV St. Cornelius Tandai dengan Tanam Pohon Cinta
Relawan Emas Dukung Paket JASA, Arkadius Bilang Ingin Djafar Tuntaskan Program
Menjamah yang Terluka
Menyedihkan! Usia Tiga Mobil Masih Seumur Jagung, Flores Timur Beli Mobil Baru Lagi untuk Pimpinan DPRD
Optimis PAD KP2 Manggarai Barat 2024 Capai Target, Siap “Berjibaku” dengan Nelayan
Anggota DPRD Ende Dorong Ada Langkah Hukum Setelah Pemasangan Plang di Alfamart Mahoni
Ansy Lema Jelaskan Alasan Memilih Jane Natalia, Perempuan untuk Masa Depan NTT
Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK, Doa Umat Didaraskan Dalam Bahasa Manggarai
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 19:29 WITA

Puncak Pesta Intan, SDK Larantuka IV St. Cornelius Tandai dengan Tanam Pohon Cinta

Sabtu, 7 September 2024 - 16:57 WITA

Relawan Emas Dukung Paket JASA, Arkadius Bilang Ingin Djafar Tuntaskan Program

Sabtu, 7 September 2024 - 08:38 WITA

Menjamah yang Terluka

Jumat, 6 September 2024 - 20:57 WITA

Menyedihkan! Usia Tiga Mobil Masih Seumur Jagung, Flores Timur Beli Mobil Baru Lagi untuk Pimpinan DPRD

Jumat, 6 September 2024 - 18:30 WITA

Optimis PAD KP2 Manggarai Barat 2024 Capai Target, Siap “Berjibaku” dengan Nelayan

Berita Terbaru

Anselmus DW Atasoge

Nusa Bunga

Menjamah yang Terluka

Sabtu, 7 Sep 2024 - 08:38 WITA