RUTENG, FLORESPOS.net – Proyek jalan Nasional Ruteng-Reo, Manggarai, NTT yang dikerjakan tahun 2022 saat ini masih berada dalam masa pemeliharaan. Karena itu, apapun soal yang terjadi pada output proyek itu tetap menjadi tanggung jawab kontraktornya.
Kepada wartawan di Ruteng, Jumat (24/2/2023), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional 3.3 wilayah Manggarai, Djibrael Tuka Rohi mengatakan, dalam ketentuan teknis proyek itu bahwa ada masa pemeliharaan proyek. Dalam masa itu, apapun yang terjadi kecuali akibat bencana alam, tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.
“Ketentuan itu sudah lumrah. Sudah berlaku lama sekali bahwa setelah proyek rampung tidak berarti rekanan/kontraktir lepas tanggung jawab dalam kurun waktu masa pemeliharaan,”katanya.
Dikatakan, dasar itu, maka apa yang terjadi pada jalur jalan Ruteng-Reo yang dikerjakan tahun lalu tetap menjadi tanggung jawab rekanan. Tahun lalu, ada beberapa titik yang dikerjakan dengan anggaran yang cukup besar.
Menurutnya, titik yang sedikit bermasalah terletak di Desa Bajak, Kecamatan Reok, telah diketahui dan dicek kondisi riilnya. Ada retakkan pada bahu jalan tersebut.
Soal itu, demikian PPK Djibrael, telah diupayakan untuk ditangani sesuai dengan ketentuan. Yang telah dilakukan adalah penanganan darurat agar kondisi tidak kian parah oleh kontraktor.
Penanganan darurat, lanjut PPK Djibrael, nantinya akan dikuti dengan penanganan permanen. Kapan penanganan permanen pada titik yang bermasalah itu? Menunggu kondisi alam membaik. Kalau hujan sudah tidak terus turun, sudah pasti akan dikerjakan lagi.
PPK Djibrael mengatakan, hal itu sudah menjadi komitmen antara pemilik pekerjaan dengan yang melaksanakan pengerjaan itu di lapangan. Penanganan yang sesuai dengan harapan publik pasti dilakukan pada waktu yang tepat nantinya.
Ditanya tentang apakah kondisi jalan yang ada akibat kondisi alam, PPK Djibrael menjelaskan, hal itu bisa saja terjadi sehingga tanah terus bergerak. Tetapi hasil pengecekkan di lokasi, terutama bagian bawah (bor pile) tidak ada yang salah dengan konstruksi.
“Semua dalam keadaan baik. Tetapi, kita akan terus pantau secara intensif hari-hari ini agar apapun situasi di lapangan diketahui secara detail,” katanya.
Sebelumnya, seorang warga Bajak, Donatus Rabat mengatakan, kawasan sepanjang jalur di wilayahnya memang rawan kalau hujan terus menerus turun. Tanah rawan longsor tidak saja di pinggir jalan, juga di kebun, sawah, dan bahkan pemukiman warga.
“Retakkan pada jalan yang baru dikerjakan bisa saja terjadi karena alam. Ini akibat dari hujan yang terus menerus turun belakangan ini,” katanya. *
Penulis:Christo Lawudin/Editor:Anton Harus