BORONG, FLORESPOS.net – Lima paket proyek jalan yang bersumber dari dana pinjaman pada Bank NTT teken kontrak.
Lima ruas jalan yang teken kontrak itu, yakni Sok Wae Care, Kembur- Watu Ngiung-Metuk, Simpang Tangkul-Benteng Jawa, Kembur-Paka Nceang dan Benteng Jawa-Satar Teu.
Tanda tangan kontrak dengan lima pimpinan perusahaan pemenang dilakukan di Aula Rujab Bupati Kabupaten Manggarai Timur (Matim), di Golo Lada, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong, Selasa (21/2/2023).
Hadir saat itu, Bupati Matim, Agas Andreas, Wakil Bupati, Siprianus Habur, Sekretaris Daerah, Boni Hasudungan, pimpinan OPD, Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh, Kepala Bank NTT Cabang Borong.
Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh dalam sambutan mengatakan, momentum itu untuk menindaklanjuti apa yang sudah dikerjakan bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Matim.
“Total secara keseluruhan dana pinjaman dari Bank NTT di Provinsi NTT sebesar Rp 488 miliar dan Kabupaten Matim salah satu yang terbesar, yakni Rp 103 miliar,” katanya.
Mesakh menyampaikan terimakasih kepada Bupati, Wakil Bupati, DPRD dan pimpinan OPD, Kepala Bank NTT Cabang Borong bersama staf yang telah melakukan koordinasi dengan Pemda Kabupaten Matim.
Menurut dia, keputusan Bupati Matim begitu luar biasa. Saat kondisi fiskal Pemerintah Pusat dan daerah sedang tidak mendukung secara maksimal untuk melaksanakan pembangunan, Bupati Matim berani mengambil keputusan melakukan pinjaman.
“Bank juga merasa terpanggil bagaimana bisa lebih kontributif dalam pembangunan di Kabupaten Matim. Matim, salah satu pemegang saham terbesar di Bank NTT terus memberikan dukungan yang luar biasa,” katanya.
Kepada pemborong, Messakh meminta melaksanakan pekerjaan dengan baik. Membangun daerah Matim dengan penuh tanggung jawab, menjaga kualitas supaya jalan yang dikerjakan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Sementara itu Bupati Matim, Agas Andreas mengatakan, kondisi Covid-19 dua tahun kemarin banyak sekali dana-dana yang ditarik pulang ke Jakarta.
“Karena kita ini masih bergantung pada uang pusat. Kondisi ini membuat kita berpikir kalau begini terus kapan kita membangun daerah ini. Saya mulai berpikir sederhananya kita mesti kerja dan hutang daripada kita tunggu uang datang ini sampai langit runtuh belum turun,” katanya.
“Akhirnya masyarakatnya tidak mendapatkan pembangunan. Intinya kita hutang benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat atau untuk kepentingan Kabupaten Matim,” kata Bupati Agas.
Bupati Agas menyampaikan apresiasi kepada Bank NTT yang sudah memberikan kontribusi besar untuk pendampingan UMKM di Kabupaten Matim.
“Hari ini kita bersyukur karena sudah memulai dengan tanda tangan kontrak dengan pihak ketiga,” katanya.
Bupati Agas meminta pihak ketiga untuk memanfaatkan tenaga lokal dalam mengerjakan pekerjaan minor untuk membantu masyarakat di sekitar lokasi pekerjaan jalan.
Kalau saat ini pekerjaan dilaksanakan masyarakat ikut apalagi dengan musim paceklik pasti banyak warga yang mau bekerja. Minimal 20 persen jatuh ke warga sekitar.
Bupati Agas juga meminta pihak ketiga menjaga mutu dan kualitas pekerjaan, supaya umur pekerjaan tersebut bertahan lama.*
Penulis: Albert Harianto/Editor: Anton Harus