RUTENG, FLORESPOS.net – Sesuai dengan data yang dimiliki Pemkab Manggarai, NTT, masih banyak sekali orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) belum mendapat perhatian dan penanganan dari pemerintah. Data riilnya sebanyak 228 ODGJ.
Bupati Manggarai Hery Nabit mengakui hal itu secara terbuka pada momen penandatanganan kerja sama antara Pemkab cq. Dinas Kesehatan dengan Panti Rehabilitasi Renceng Mose di Kantor Bupati, Kamis (9/2/2023).
Bupati Hery Nabit mengatakan, data terbaru yang berasal dari 25 puskesmas, tercatat total 715 ODGJ yang tersebar di pelbagai pelosok kampung di Manggarai. Dari jumlah itu, ada yang sudah ikut ditangani pemerintah dan ada yang belum sama sekali.
“Kalau yang belum ditangani sama sekali sebanyak 228 orang. Para ODGJ ini yang nantinya harus diperhatikan pasca adanya kerja sama ini,” katanya.
Menurutnya, data lainnya, ODGJ yang ikut ditangani pemerintah sebanyak 487 orang dan sedang dalam pasungan sebanyak 42 orang.
Dikatakan, dari total jumlah ODGJ yang ada, terbanyak berada di Kecamatan Satar Mese sejumlah 110 orang. Di wilayah kecamatan lain jumlahnya di bawah itu, termasuk di Kecamatan Langke Rembong.
Kerja sama yang dilakukan, demikian Bupati Hery Nabit, kiranya memberi harapan besar agar penanganan ODGJ menjadi lebih baik, lebih fokus, dan terarah nantinya. Dan, ODGJ yang belum dirawat dan diobati sama sekali agar terakomodir dalam program pemerintah tahun ini.
Kepada petugas Puskesmas, para camat, lurah, kades, dan instansi terkait, Bupati Hery Nabit meminta untuk bekerja bersama, bergotong royong untuk menangani ODGJ. Berperanlah untuk memberikan edukasi agar ODGJ tidak dibiarkan terlantar dan dipasung.
Sebelumnya, seorang warga Kota Ruteng, Ano Para mengatakan, luar biasa bahwa Pemkab sudah berkemauan baik untuk ikut mengurus ODGJ dari aspek pembiayaan ketika dirawat dan diobati. ODGJ harus juga merasakan pembangunan manusia seutuhnya dan yang berkeadilan.
“Kita dukung langkah yang baik. Kita ingin suatu waktu nanti, di Kota Ruteng tidak ada ODGJ yang berkeliaran karena tidak diurus secara baik,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus