ENDE, FLORESPOS.net – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Provinsi NTT telah menerima hasil pemeriksaan sampel darah dan organ dari Balai Besar Veteriner (BB.vet ) Denpasar. Dari tiga sampel yang dikirim oleh Dinas Pertanian Ende hasilnya positif African Swine Fever (ASF).
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Marianus Aleksander yang dikonfirmasi Florespos.net, Jumat (27/1/2023) siang mengatakan, pasca matinya ternak babi bantuan dari pemerintah pusat yang disalurkan oleh Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Denpasar ke Ende pihaknya langsung mengambil sampel dan dikirim ke Bali pada pekan lalu. Setelah sepekan kemudian Dinas Pertanian menerima hasil pemeriksaan tiga sampel tersebut dan hasinya positif ASF.
“Kami kirim tiga sampel ke BB.Vet Bali dan hasilnya yang kami terima ketiga sampel itu positif ASF,” katanya.
Marsianus mengatakan bahwa ternak babi bantuan untuk dua kelompok di Ende adalah bantuan pemerintah dengan sumber dana APBN. Babi itu dikirim dari Kupang pada tanggal 12 Januari 2023 lalu.
Marianus mengatakan setelah mengetahui pasti ASF sudah masuk di Ende maka pihaknya mengimbau kepada peternak babi baik usaha rumahan maupun skala besar agar tetap menerapkan biosecurity.
Kadis Marianus juga menegaskan saat ini pihaknya meminta pemerintah pihak manapun stop menyalurkan bibit ternak babi ke Kabupaten Ende.
“ASF itu tidak ada obatnya dan saat ini virus sudah masuk Ende maka kita tetap mengingatkan kepada peternak agar menerapkan biosecurity,” katanya.
Diberitakan sebelumnya di media ini, dua kelompok penerima bantuan babi yang bersumber dari dana APBN yang disalurkan melalui Satker Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) yaitu kelompok Pemuda Kepi Kelurahan Onekore dan Kali Mati Bersatu di Kelurahan Kelimutu kini hanya gigit jari.
Pasalnya babi bantuan dari pemerintah itu kini hanya satu ekor yang hidup. Sebagiannya mati saat baru tiba di Kota Ende dan masih dalam masa garansi.
Diketahui bantuan ternak dari pemerintah dikirim dari Kota Kupang dan tiba di Ende pada tanggal 12 Januari 2023 lalu. Ternak babi itu diberikan kepada dua kelompok penerima yaitu Pemuda Kepi sebanyak 25 ekor dan Kali Mati bersatu 15 ekor. Saat turun dari kapal kondisi babi sudah lemas dan tidak layak dipelihara. Sebagian besar babi bantuan itu mati saat baru satu dua ditangan kelompok penerima.
Ketua Kelompok Pemuda Kepi Onekore, Kecamatan Ende Tengah, Lasarus Wonga kepada Florespos.net, Kamis (26/1/2023) mengatakan, kelompok Pemuda Kepi dibentuk pada tahun 2019 lalu dan baru mendapatkan bantuan ternak babi pada tahun 2023.
Dikatakannya melalui program ini Pemuda Kepi mendapatkan bantuan ternak babi sebanyak 25 ekor namun saat ini hanya satu ekor saja yang hidup.
Lasarus menceritakan kronologis mulai menerima bantuan itu dan 24 ekor babi yang mati. Dikatakannya bahwa saat turun dari mobil ada tiga ekor yang mati dan pihaknya meminta agar ditukar.
Setelah itu pada malam pertama ada lima ekor yang mati dan pada saat masa pemeliharaan atau masa garansi ada belasan ekor yang mati. Kemudian ada yang mati setelah masa garansi. Babi itu mati dengan gejala tidak makan dan lemas.
“Kami terima 25 ekor dan sekarang 24 ekor sudah mati. Hanya satu ekor yang masih hidup,” katanya.
Lasarus berharap pemerintah kembali menyalurkan bantuan serupa karena sebagian besar babi itu mati pada masa garansi.
“Kami berharap bantuan ini bisa disalurkan lagi karena sebagian besar babi itu mati pada saat masa garansi di bawah tanggal 19 Januari 2023,” katanya.
Sekretaris Kelompok Kali Mati Bersatu, Kelurahan Kelimutu, Ende Tengah, Fransiskus R. Dolle, mengatakan kelompoknya menerima bantuan ternak babi sebanyak 15 ekor. Saat ini semuanya sudah mati dan mati secara bertahap.
“Semuanya sudah mati, tidak mati mendadak tapi mati secara bertahap. Sebagian besar mati saat masih masa pemeliharaan atau garansi,” katanya.
Kata Fransiskus yang akrab disapa Om Pedo pihaknya menyesal karena babi bantuan itu sangat bagus dan sudah besar. Kami hanya membutuhkan waktu satu dua bulan kedepan dan sudah bisa dikawinkan. Ia berharap pemerintah kembali menyalurkan bantuan serupa.
“Bantuan babi yang kami terima saat ini sangat bagus karena sudah besar. Ukurannya jika dijual bisa mencapai sekitar lima atau enam juta,” katanya.*
Penulis:Willy Aran/Editor: Anton Harus