BAJAWA, FLORESPOS.net – Kepala Desa Malanuza, Gregorius Suwa meresmikan Club Sepak Bola Malanuza FC, Minggu (22/01/2023), di rumah Manager Club, Petrus Nono.
Turut hadir Penasihat, Karolus B. Maku, Yohanes Dhaku beserta tokoh masyarakat lain dan para pemain.
Manager Club, Petrus Nono menjelaskan latar belakang mendirikan Malanuza FC. Menurut dia, pendirian berangkat dari kepedulian terhadap bakat dan potensi orang muda Malanuza.
Dari kepedulian ini, katanya, berlanjut dengan diskusi yang melibatkan banyak pihak dan akhirnya Malanuza FC terbentuk dan diresmikan secara baik.
Manager Malanuza FC mengharapkan dukungan dan kerja sama yang baik di internal Club maupun secara eksternal. Dengan semangat kerja sama yang baik, maka Club akan tumbuh dan kembang.
Sementara Penasihat, Karolus B. Maku dalam sambutan singkatnya, merespons dengan baik dan menyampaikan kesediaanya untuk membangun Club dengan baik.
“Sebagai penasihat, saya sungguh meresposn niat baik ini dan terus berusaha membangun Club ini dengan baik. Semoga kehadiran Club ini tidak sekadar sebagai tempat pengembangan bakat, namun harus menjadi wadah berbagi kasih satu sama lain,” tegas Karel.
Pada kesempatan sama, Pelatih Club, Otmarianus Demu berharap kerja sama yang baik. Dan membangun Club harus dengan hati. Untuk itu, bagi orang muda Malanuza diharapkan fokus bergabung dengan Club kebanggaan ini.
“Sebagai Pelatih Kepala, saya berharap kerja sama kolektif dan mari bangun Club ini dengan hati. Untuk itu, bagi orang muda Malanuza diharapkan fokus bergabung dengan klub kebanggaan kita ini,” tegas Otmar.
Acara ini ditutup dengan sambutan dan pukul gong pertanian klub dari Kades Malanuza, Gregorius Suwa. Gregorius sampaikan penegasan dan harapan bahwa Malanuza FC hanya satu. Tidak boleh ada Malanuza siluman.
“Mari membangun desa dengan semangat kolektif. Dan peresmian Malanuza FC adalah bagian dari kepekaan kita membangun desa terkhusus pengembangan bakat generasi penerus menjadi lebih baik. Semoga dengan keberadaan Club ini dapat berdampak baik bagi kemajuan Desa Malanuza,” katanya.
“Sebab potensi di desa Malanuza tidak saja bakat bola, tapi juga potensi tanaman dan kearifan lokal seperti cengkeh dan pohon moke. Untuk pohon moke sendiri, selain menghasilkan tuak moke, tapi irisan buahnya dapat menghasilkan gula aren. Bahkan buah moke dapat dikelola menjadi kolang-kaling,” kata Kades Malanuza. *
Penulis: Wim de Rozari/editor: Anton Harus