KOMUNITAS besar Suku Balaweling di Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, Sabtu (21/2/2023) bersatu padu dalam semangat, mewariskan adat budaya dan religius menggelar ritual memulai kegiatan pembangunan Kapela Maria Reinha Balaweling di puncak bukit Kampung Lama Lamalewo, Desa Balaweling I.
Kegiatan awal menyongsong pesta adat “Wuun Nuran” (pesta panen yang digelar 5 tahunan) itu sudah ditetapkan para pemangku adat Balaweling dan berlangsung semarak pada bulan Juli 2023. Tradisi awal jelang Wuun Nuran yang sakral oleh Suku Balaweling ini disebut “Pori Kriang” (sebagai kegiatan awal pesta adat syukuran panen Wuun Nuran) yang diwariskan dari nenek moyang.
Pangelaran Pori Kriang diikuti warga masyarakat dari 6 Kampung besar (Duli) yakni Duli Weruin Lamalewo, Duli Taliha, Duli Muda LamaTulun, Duli Laka Lama Mayan , Duli Kenila Lolon Girek, Duli Rita Lolon Bala, Duli Au Gata Matan, dan Duli Riang Sunge. Keenam Duli tersebar di 3 wilayah Desa/Kelurahan yakni Desa Balaweling I, Desa Balaweling II, dan Kelurahan Ritaebang yang disebut Suku Balaweling.
Para tamu yang hadir dalam seremonial Pori Kriang yang dipadukan kegiatan peletakan batu perdana pembangunan Kapela Reinha Balaweling antara lain, Penjabat Bupati Flotim, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si, Raja Larantuka, Don Martinus DVG, sejumlah Kepala OPD Lingkup Pemkab Flotim Camat Solor Barat, Petrus Kewuan, bakal calon Bupati Flotim, Dr. Drs. Yoseph Titus Lukman Riberu, M.Si, Pastor Paroki Pamakayo, RD Robertus Lagamanu, Pr, Pastor Paroki Ritaebang, Pater Dan, SVD, para Kepala Desa/Lurah, pemangku adat Suku Balaweling dari 3 desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh pendidik, dan diestimasi sekitar 1.000 warga masyarakat atau ribu ratu dari kalangan tua, muda, remaja dan anak-anak dalam komunitas besar Balaweling.
Kegiatan Pori Kriang peletakan batu pertama diawali seremonial penjemputan Raja Larantuka dan Penjabat Bupati Flotim di dua sisi barat dan timur jalan masuk pelataran Kapela Reinha Maria.
Rangkaian seremoni adat dilanjutkan sapaan adat Bapa Lewo Ema Tanah (Pembesar Suku Balaweling) selaku tuan rumah yakni Bapak Rianglewo Niron, yang diikuti ritual Tekan Ekot Gelu Neak (suguhan adat arak dan makan sirih pinang) bersama pemangku adat dan para pejabat undangan yang hadir.
Selepas seremoni Tekan Ekot Gelu Neak pembesar Suku Balaweling menyampailan penegasan Lidun Lebe Lewo agar warga Balaweling selama prosesi Pori Kriang dari pukul 11.00 hingga pukul 15.00 Wita dilarang keras keluar dari lokasi seremoni dan juga rumah tinggal di desa masing-masing. Larangan adat ini menurut sugesti tidak boleh dilanggar karena berisiko buruk ditimpah kemalangan atau kecelakaan dan bahaya kematian mendadak.
Seusai acara ini dilanjutkan pemberkatan material bahan bangunan Kapela dan para tukang bangunan oleh Pastor Paroki Pamakayo RD Robertus Lagamanu, diikuti penyembelihan seekor kambing oleh Kepala Suku Muda Teratunawa, Vinsensius Bedara Muda. Kulit kambing yang disembelih akan dijadikan pembalut gendang adat Lewo.
Rangkaian acara dilanjutkan pengantaran bahan material pembangunan kapela sebagai tanggungan tiga desa/kelurahan. Hantaran ini diwarnai aktraksi tarian hedung (tarian perang). Dilanjutkan atraksi kelompok tarian adat Sason Nuren dari ibu-ibu Desa Balaweling II, yakni Nogo Oe di pelataran kapale Maria yang ditonton oleh para undangan dan masyarakat yang hadir.
Selepas prosesi Nogo Oe dilanjutkan seremonial penyembelihan seekor babi kurban dan darahnya direciki di empat penjuru dan titik tengah ruangan Kapela Maria yang akan dibangun. Penyembelihan hewan kurban didahului sapaan adat atau Maran Muken oleh Bapa Lewo.
Setelah itu dilakukan peletakan batu pertama oleh Bapa Lewo di tiang depan kanan, Raja Larantuka di tiang depan kiri, tiang belakang kanan oleh Penjabat Bupati, Doris Alexander Rihi, tiang belakang kiri oleh Pastor Paroki Ritaebang, Pater Dan, SVD, dan titik tengah ruangan kapela oleh pamangku adat Suku Keban Koten.
Pastor Paroki Pamakayo, RD Robertus Lagamanu dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada panitia pembangunan Kapela Maria dalam kerja sama dengan semua pihak sehingga kegiatan Pori Kriang berlangsung baik.
Pastor Robert mengharapkan umat Suku Balaweling membangun Kapela Maria sampai rampung dalam nuansa persaudaraan dan semangat persatuan.
Pastor Paroki Pamakayo Romo Robert menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Bupati Flotim, Raja Larantuka, Camat Solor Barat yang berkenan berjalan kaki cukup jauh datang ke Kapela Maria.
“Kerja sama, persatuan, keakraban, dan kekeluargaan mesti datang dari semua pihak terkait mesti dibangun yang baik sehingga sukses dalam pembangunan Kapela Maria,” pesannya.
Sukseskan Pembangunan
Raja Larantuka, Don Martinus DVG senada menyampaikan bahwa umat atau masyarakat Suku Balaweling mesti bersatu dalam semangat kebersamaan menyukseskan pembangunan Kapala Maria.
Raja mengatakan, Arca Bunda Maria Reinha Balaweling pada tahun 1960 diberikan oleh Raja Larantuka Don Lorenzo DVG untuk ditahtakan di Kapela Maria Balaweling sebagai pengganti Koke Bale waktu itu.
“Di bawah kaki Patung Bunda Maria di Kapela Balaweling pada saat itu dikuburkan semua hal-hal jahat,” katanya.
Balaweling saat itu oleh Raja Larantuka dipandang sebagai api, dapur, sumber terang dan kehidupan melalui kahadiran arca Bunda Maria yang diserahkan Raja Larantuka dan diberkati oleh Uskup Larantuka Mgr. Gabriel Manek, SVD.
Rasa Bangga
Penjabat Bupati Flotim, Doris Alexander Rihi dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga senang menghadiri kegiatan Pori Kriang di Balaweling.
“Puji syukur saya hadir di sini dan saya senang bertemu dengan orang Balaweling. Kita punya niat yang sama untuk membangun Kapela ini. Kegiatan pembangunan Kapela tentu sudah direncanakan sejak lama. Mari sukseskan kegiatan Pori Kriang ini dengan hati dan semangat yang teguh. Mari kita hormati lingkungan alam di sekitar kapela ini berdasarkan budaya kita di Balaweling,” harap Doris.
Penjabat Bupati Flotim juga berharap agar setiap permasalahan pembangunan yang dihadapi di tingkat desa, kelurahan dan kecamatan mesti diselesaikan secara baik. Jangan ada konflik fisik.
“Kebersamaan seperti Pori Krian sebagai budaya yang mesti dipertahankan oleh masyarakat Balaweling. Saya sangat bangga melihat kebersamaan orang Balaweling hari ini,” pungkasnya.
Dalam rangkaian Pori Kriang itu hadir bakal calon Bupati Flotim, Lukman Riberu. Lukman yang humanis dan ringan tangan itu berkenan tampil didampingi Bala Lewo, Rianglewo Niron memperkenalkan dirinya di hadapan komunitas Suku Balaweling. Lukman menyerahkan bantuan berupa uang Rp 15 juta untuk pembangunan Kapela Maria Reinha Balaweling.*
Penulis: Frans Kolong Muda / Editor: Wentho Eliando