LARANTUKA, FLORESPOS.net-Hama ulat kini tengah menyerang tanaman jagung milik para petani di wilayah Kabupaten Flores Timur (Flotim) terkhusus di wilayah Pulau Solor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dinas Pertanian Kabupaten Flotim diminta untuk segera melakukan pengendalian hama ulat yang merusak tanaman jagung tersebut.
Bernadus Baran Muda, Ketua Kelompok Tani (Koptan) Duli Muda di Desa Balaweling II, Kecamatan Solor Barat kepada Florespos.net, Jumat (20/1/2023), mengatakan, serangan hama ulat terjadi sejak awal Januari 2023, ketika jagung baru tumbuh 2-3 daun. Serangan hama menyebar di semua kebun jagung petani.
Bernadus mengatakan mayoritas petani di Solor baru mulai menanam selepas perayaan Natal 2022. Kegiatan bercocok tanam tahun 2022/2023 agak terlambat lantaran curah hujan belum normal. Hujan yang turun sejak November 2022 hanya gerimis kecil, tidak lebat seperti musim hujan tahun-tahun sebelumnya.
Dia mengaku, aktivitas bercocok tanam para petani biasanya berjalan mulai akhir November atau awal Desember dalam tahun. Namun musim tanam tahun 2022/2023, petani mulai tanam selepas Natal atau akhir Desember 2022 dan bahkan ada yang terakhir memasuki pekan kedua Januari 2023.
Akibat hujan tidak menentu, katanya, tanaman jagung yang baru tumbuh langsung diserang hama ulat. Disebutkan, serangan hama ulat sudah terjadi hampir setiap tahun. Di Desa Balaweling II, sudah 3 musim tahun terakhir ini tanaman jagun tidak luotua dari serangan hama ulat.
Dia mengaku, serangan hama ini sudah disampaikan kepada Pemerintah Desa. Para petani heran mengapa sampai dengan akhir Januari ini petugas Dinas Pertanian belum melakukan pengendalian hama ulat jagung.
Bernadus yang juga sebagai Ketua Lembaga Adat Desa dan pemangku adat di Duli Muda (Kampung Lamariang/Riangmuda) pada Kamis (12/1/2023) sudah menggelar rapat bersama para petani setempat, merencanakan upaya pengendalian hama ulat secara tradisional menggunakan ramuan lokal.
“Dalam rencana pengendalian secara tradisional akan dilakukan Rabu (25/1/2023) selepas seremonial peletakan batu pertama pembangunan Kapela Maria Reinha Balaweling pada Sabtu (21/1/2023),” paparnya.
Tokoh masyarakat Desa Lamaole, Kristoforus Kolo kepada wartawan media ini, Kamis (19/1/2023) sore mengungkapkan, serangan hama ulat juga merusak tanaman jagung para petani di Lamaole. Serangan hama meluas akibatnya tanaman jagung di Dusun Lewolein dan Dusun Tanaedang rusak berat.
Mengatasi hama ulat jagung, katanya, para petani Lamaole sudah lakukan pengendalian secara tradisional menggunakan ramuan lokal berupa daun dan kulit tanaman jenis pembasmi hama.
Upaya pengendalian secara masal sudah dilakukan para petani yang dipimpin suku pemilik ramuan. Tindakan pengendalian terjadi pada Senin (17/1/2023).
“Pasca pengendalian selama 4 hari pemilik kebun dilarang ke kebun masing-masibg karena kondisi kebun masih beracun dari sumber bahan ramuan tradisional tersebut. Mudah-mudahan pengendalian hama ini secara total membasmi semua ulat yang merusak tanaman jagung petani,” kata Kristo.
Fransiskus Sado, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cendana, Kecamatan Solor Barat yang berkantor di Desa Nusadani, dikonfirmasi Florespos.net, Jumat (20/1/2023) pagi, membenarkan ada serangan hama ulat jagung di ladang para petani.
“Saya sudah terima laporan lisan dari beberapa petani dan Kepala Desa tentang hama ulat. Mulai Jumat hari ini, saya melakukan pengumpulan informasi dari desa ke desa untuk mendata sekaligus mengetahui luas serangan,” katanya.
Frans Sado juga mengatakan akan dilakukan pengamatan hama.
“Kasus hama ulat jagung ini akan saya laporkan kepada Dinas Pertanian Flotim sehingga secepatnya dilakukan bantuan racun pembasmi sekaligus tindakan pengendalian secara kimia menggunakan pestisida,” kata Frans Sado.*
Penulis: Frans Kolong Muda / Editor: Wentho Eliando