BAJAWA, FLORESPOS.net – Memulai tahun 2023, Prodi Ners Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang kembali berkolaborasi dengan Yayasan Arnoldus Wea Dhega Nua (AW Foundation) untuk menyelenggarakan diskusi.
Sebelumnya, dua lembaga ini telah menyelenggarakan banyak kegiatan, baik dalam bentuk sharing dan diskusi, kelas inspirasi, maupun memberikan dukungan atau bantuan langsung pada kelompok anak muda di NTT untuk meningkatkan motivasi dalam belajar, berkarya dan berinovasi demi kemajuan daerah.
Kegiatan kali ini berupa Sharing Beasiswa Peiying-Moe Taiwan yang dilakukan secara virtual, Kamis (12/1/2023).
Kegiatan selama kurang lebih 2 jam ini berlangsung lancar dengan jumlah peserta mencapai 80 orang. Antusiasme peserta sangat tinggi sehingga acara yang dijadwalkan hanya berlangsung satu jam berkembang menjadi dua jam.
Sebastianus Kurniadai Tahu, selaku perwakilan pimpinan Prodi Ners UCB menyampiakan harapannya berkaitan dengan kegiatan tersebut.
“Kita berharap hadirnya kesempatan yang berharga ini, dapat dimanfaatkan untuk belajar dengan baik terkait peluang beasiswa, peserta yang hadir silakan bertanya sebanyak-banyaknya kepada narasumber,” kata Sebastianus
Sedangkan Arnoldus Wea, Co-founder AW Foundation, yang dihubungi secara terpisah menekankan pentingnya membina dan mengembangkan potensi anak-anak muda NTT pada berbagai kegiatan yang pernah dihelat.
“Yayasan punya komitmen agar anak-anak muda di NTT dapat secara positif bertumbuh. Kegiatan sharing beasiswa ini sebagai jembatan untuk menawarkan peluang bagi anak muda agar berkembang,” katanya.
“Kita butuh hal semacam ini untuk mendongkrak gairah belajar generasi muda kita ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Arnoldus
Diskusi menghadirkan narasumber tunggal ini merupakan bentuk komitmen dan konsistensi AW Foundation yang sejak berdirinya fokus pada misi, Membangun Manusia Muda NTT.
Petrus Kanisius Siga Tage, perwakilan AW Foundation, dosen Prodi Ners UCB, dan sebagai penanggung jawab kegiatan menjelaskan, sharing dan diskusi tersebut merupakan kegiatan rutin yang akan terus dilakukan.
Dalam kegiatan ini, Ns. Sakti Oktaria Batubara, PhD yang akrab disapa Okta selaku pembicara, merupakan Dosen Prodi Ners UCB Kupang yang pada tahun 2019 lalu menjadi salah satu penerima beasiswa doktoral Peiying-Moe Taiwan, dari Kementrian Pendidikan Taiwan.
Okta yang adalah Doktor Keperawatan Pertama di NTT memulai pemaparan materinya dengan menjelasakan alasan mengapa ia memilih beasiswa di Taiwan dan upayan yang telah ia lakukan untuk mengejar beasiswa.
Menurut Okta, beasiswa dari Pemerintah Taiwan, cukup banyak dengan syarat dan skema pendaan yang beragam. Kita dapat memilih sesuai latar belakang keilmuan dan kersediaan pendanaan yang sesuai.
“Saya memilih Taiwan berakitan dengan ketersediaan pendanaan juga universitas yang sesuai dengan keberlanjutan pendidikan saya,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama juga, Okta memberikan motivasi dan sharing pengalaman terkait beasiswa.
“Teman-teman perlu tahu, untuk mendapat beasiswa ini saya telah berupaya cukup lama, mencoba melamar untuk banyak beasiswa dan itu sudah dilakukan sejak tahun 2014,” kata Okta
Dirinya menyiapkan diri dengan mencari informasi dari teman, menonton di youtube, mengikuti diskusi semacam ini, menghadiri sharing beasiswa.
“Saya test Toefl beberapa kali untuk bisa lulus. Semua perlu usaha gigih,” pungkas Okta
Peserta yang hadir tak kalah menarik menyampaikan pertanyaan dan juga pandangan mereka.
Reinlad L. Meo, salah satu peserta meminta pembicara untuk memberikan motivasi bagi orang muda NTT agar mampu berimajinasi mengenai pendidikan ke dalam beragam profesi. Orang NTT tidak sekadar hanya menjadi guru, tentara, polisi dan perawat.
Maria Simon peserta dari Universitas Santo Paulus Ruteng, menanyakan berbagai perlengkapan persyaratan pendaftaran sperti Toefl yang dijawab dengan jelas oleh pembicara.
Terkait dengan evaluasi kegiatan. Yunita Kristina, peserta dari Maumere menjelaskan kegiatan semacam ini perlu untuk terus dilakukan dan berkelanjutan.
Menanggapi harapan peserta, Petrus Kanisius Siga Tage berjanji Prodi Ners UCB dan Yayasan Arnoldus Wea akan berupaya menghadirkan lagi diskusi di masa mendatang.
“Nanti silakan bergabung di grup Whatsapp, nanti kita coba sharing-sharing informasi di situ,” kata Petrus Tage.*
Penulis: Wim de Rozari/Editor: Anton Harus