Oleh: Walburgus Abulat/Redpel Flores Pos Net
PEMERINTAHAN Presiden Joko Widodo dalam beberapa tahun terakhir gencar melakukan pelbagai upaya untuk memajukan ekonomi masyarakat dengan memaksimalkan pelbagai potensi yag ada di setiap daerah. Salah satu potensi ekonomi yang diberdayakan dan bisa menghasilkan rupiah adalah sektor pariwisata.
Terkait dengan pemberdayaan pariwisata ini, muncul belakangan terbangunnya konsep pembangunan pariwisata yang berwawasan lingkungan atau konsep Ekowisata atau Ekoturisme (dalam Bahasa Inggris: ecotourism).
Suatu konsep yang pemberdayaan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Konsep Ekowisata ini juga sudah, sedang dan akan terus dikembangkan di hampir semua daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Ngada.
Bupati Kabupaten Ngada Ngada, Andreas Paru dalam upaya membangun sektor pariwisata terus melakukan sinergisitas dengan para stakeholders, baik tokoh adat, tokoh agama, pelaku pariwisata, pemerhati wisata, para pemangku adat, dan para pihak lainnya.
Dalam semangat sinergisitas ini, maka dunia kepariwisataan di Kabupaten Ngada sudah menunjukkan keberhasilan yang sangat gemilang.
Beberapa indikator keberhasilan bisa disebutkan di antaranya adanya upaya serius dari pemerintah setempat dalam upaya membangun infrastruktur seperti jalan, fasilitas kepariwisataan tradisional, objek pariwisata budaya, dan aneka sarana pendukung lainnya yang memudahkan akses para wisatawan untuk menikmati keindahan objek pariwisata yang ada.
Aneka terobosan yang dilakukan pemerintah setempat membuahkan hasil positif. Tak heran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan penganugerahan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) untuk Desa Desa Tiwuriwu dan Kampung Adat Tololela di Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada sebagai salah satu dari 300 desa yang masuk nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022.
Indikator penilaian ajang ini yakni daya tarik wisata, penerapan Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) yang adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan jenis usaha di bidang pariwisata lainnya, souvenir, toilet, homestay, digitalisasi dan kelembagaan.
Selain penghargaan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menetapkan Ngada sebagai kabupaten berprestasi dalam menjaga dan merawat kebudayaan daerah. Penghargaan ini diterima oleh Bupati Ngada di Jakarta pada 9 Desember 2022 lalu.
Pelaku dan pegiat pariwisata asal Kabupaten Ngada yang berdomisili di Bali Doktor Paul Edmundus Talo, menyampaikan apresiasi atas pelbagai terobosan yang dilakukan Pemkab Ngada dalam memajukan sektor pariwisata di daerah itu.
Dalam upaya semakin memajukan pariwisata setempat, Doktor Paul Talo menyampaikan beberapa masukan yang perlu diperhatikan pemerintah dan semua stakeholder dalam memajukan pariwisata di Ngada yang menggarisbawahi pentingnya pembangunan SDM pengelola dan stakeholder, penataan daya tarik wisata, ketersediaan sarana-prasarana (fasilitas), dan promosi pariwisata itu sendiri, dan pembangunan infrastruktur kepariwisataan.
Pelbagai terobosan ini diyakini tidak saja semakin mendorong wisawatan untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Kabupaten Ngada, tetapi juga dapat melahirkan kreativitas warga setempat meningkatkan ekonomi pada pelbagai bidang kehidupan keseharin warga.
Dalam konteks ini, Paul Talo menggarisbawahi bahwa upaya membangun Pariwisata di Kabupaten Ngada tidak hanya dengan pemikiran seorang Kepala Dinas Pariwisata saja, namun juga harus dengan melibatkan ahli yang paham dan meneliti tentang pembangunan Pariwisata, serta partisipasi aktif semua elemen warga.
Seraya memaknai pelbagai terobosan Pemkab Ngada dan adanya masukan dari Pakar Pariwisata Paul Tallo, alangkah baiknya pemerintah daerah dan stakeholder yang bergerak di bidang pariwisata untuk mulai memberdayakan Ekowisata dengan berpedomankan pada tiga prinsip.
Pertama, Prinsip Konservasi dengan konsep pembangunan ekowisata haruslah menganut prinsip dalam arti konservasi hal ini dilakukan guna memelihara, melindungi, serta berkontribusi untuk memperbaiki sumberdaya alam yang pada saat ini sudah sangat menipis keadaannya.
Kedua, Prinsip Partisipasi Masyarakat.Pengembangan atau pembangunan ekowisata harus didasarkan atas musyawarah dan juga persetujuan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Tidak boleh ada bentuk kesewang-wenangan, baik dari pemerintah atau perusahaan swasta.
Ketiga, Prinsip Ekonomi. Konsep pembangunan dalam ekowisata haruslah mampu memberikan dampak perekonomian, terutama dampak perekonomian kepada masyarakat, dapak tersebut terasa nyata dalam kehidupan selain itujua pembangunan harus didasarkan pada kelestarian di lingkungan sekitar.
Marilah kita memajukan pelbagai objek pariwisata di daerah kita dengan berani melakukan pelbagai inovasi, termasuk pilihan untuk mengembangkan ekowisata berkelanjutan dalam bingkai sinergisitas dengan para stakeholder dengan tujuan utama untuk memajukan pariwisata di daerah kita demi meningkatkan ekonomi warga setempat.
Dalam konteks ini maka kita butuh komitmen bersama dan aksi nyata untuk bersinergi membangun ekowisata berkelanjutan dengan pola sinergisitas dengan tujuan memperkokoh ekonomi bangsa.Ya, tujuannya agar pariwisata bisa memperkokoh ekonomi bangsa.*