PERKEMBANGAN di jalur Pantai Utara (Pantura) Flores mulai dari Desa Piso, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai hingga Maumere, Kabupaten Sikka dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan, listrik dan air.
Pantauan Flores Pos Net selama mengadakan perjalanan melalui jalur pantura mulai dari Piso, Kecamatan Reok Barat hingga Maumere, Kabupaten Sikka selama dua hari sejak Jumat (8/7/2022) hingga Sabtu (9/7/2022) mencatat beberapa perkembangan positif di bidang pembangunan infrastruktur dasar.
Infrastruktur jalan misalnya, hampir sepanjang jalan pantura mulai dari Piso, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai sudah, sedang dan akan terus dibenahi baik dengan cara pengaspalan, penyiraman kerikil, maupun perbaikan pada beberapa titik jalan berisiko di beberapa tempat di antaranya di Buntal, Kecamatan Elar, Mbay, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, maupun di beberapa titik di wilayah Kabupaten Ende seperti di Maukaro dan Maurole.
Kondisi jalan yang sudah, sedang dan terus diperbaiki ini memudahkan warga, termasuk wisatawan untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata di Pantura Flores seperti destinasi Bukit Katolik atau Nanga Lok, Kecamatan Elar; objek wisata binatang langka sejenis komodo/rugu di Watu Pajung, Desa Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas; panorama alam eksotis di Beke, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada; destinasi wisata alam 17 Pulau di Riung, Kabupaten Ngada; destinasi Tangga Seribu, dan Bukit Salib di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, dan sejumlah destinasi pantai dan panorama alam lainnya.
Berkat akses jalan yang bagus maka warga/wisatawan bisa menempuh perjalanan yang begitu cepat selama mengadakan perjalanan dari Reo, Ibu Kota Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai hingga Maumere, Kabupaten Sikka. Salah satu indikatornya, waktu tempuh perjalanan yang biasanya memakan waktu minimal 20 jam, atau bahkan 10 tahun lalu belum bisa dilalui kendaraan, akhirnya pada Juli 2022 ini waktu tempuh perjalanan Reo-Maumere hanya 10 jam.
Melky, seorang sopir yang biasa mengantar tamu/penumpang ikut jalur pantura mengakui bahwa ia dalam setahun terakhir lebih memilih mengantar penumpang ikut jalur pantura ketimbang jalur Ruteng-Bajawa, Ende, Maumere karena waktu tempuhnya hanya 10 jam.
“Waktu yang kami butuhkan untuk menempuh perjalanan Reo- Maumere saat ini hanya 10 jam. Kalau sebelumnya waktu tempuh minimal 15 jam. Kondisi jalan yang bagus di Pantura semakin memberikan kemudahan bagi warga/wisatawan untuk menempuh perjalanan melalui pantura, ketimbang jalur jalan negara Ruteng-Ende, Maumere,” kata Melki.
Tak hanya maju dari sisi pembangunan jalan, jalur pantura Flores juga memanjakan pengunjung /wisatawan dengan kemudahan akses komunikasi dengan dibangunnya menara tower. Kemudahan akses komunikasi ini dimungkinkan karena sebagian besar jalur sepanjang pantura Flores sudah dibangun jaringan listrik, bahkan sudah terbangun jaringan listrik tegangan tinggi mulai dari Mbay, Kabupaten Nagekeo hingga Maurole, Kabupaten Ende.
Berkat pembangunan jaringan listrik ini maka warga dimudahkan untuk selalu berkomunikasi dengan siapa saja melalui peralatan informasi teknologi informasi seperti facebook, twitter, WhatsApp (WA), messenger atau aplikasi teknologi lainnya.
Infrastruktur dasar lainnya yang sudah dibangun di jalur pantura adalah pembangunan jaringan air bersih. Berkat pembangunan jaringan air, maka warga tidak mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air, baik untuk minum, air untuk kebutuhan dapur, maupun untuk pengairan sawah.
Kemudahan pembangunan infrastruktur dasar air ini juga didukung potensi kali di beberapa lokasi di Pantura seperti kali Wae Togong, Kali Wae Pesi, dan beberapa kali sumber pengairan sawah di Mbay, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo; dan beberapa kali di wilayah Kabupaten Ende dan Kabupaten Sikka.
Kita berharap agar keberadaan dan penuntasan pembangunan infrastruktur dasar ini bisa memberikan kemudahan bagi warga setempat dalam upaya memajukan ekonomi mereka di sektor apa saja, baik pertanian, ekonomi kreatif, sektor pariwisata, pertanian, peternakan, perikanan, koperasi dan sektor-sektor produktif lainnya. Tidak bisa-belajarlah. Tidak dapat bersungguhlah. Mustahil, Cobalah.*
Penulis: Walburgus Abulat / Editor: Wentho Eliando
*Liputan ini telah dipublikasikan dalam Laporan Utama pada Surat Kabar Mingguan Flores Pos Net, Edisi Minggu III/Juli/2022