RUTENG, FLORESPOS.net-Manggarai menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ditetapkan sebagai penerima bantuan untuk peningkatan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial tahun 2022 lalu. Penetapan tertuang dalam keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 64 Tahun 2022.
Menurut Kepala Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan Daerah Manggarai, Venidiana Wanggut kepada wartawan di Ruteng, Selasa (10/1/2023), dalam keputusan itu tidak saja perpustakan kabupaten/kota, juga desa penerima manfaat dari program tersebut. Implementasi program ini adalah adanya alokasi bantuan yang menunjang kegiatan di lapangan.
“Ada dampaknya dari penetapan kabupaten/daerah sebagai penerima manfaat baik yang sudah diterima maupun yang akan diberikan,” katanya.
Dikatakan, implementasi berupa bantuan yang telah diterima antara lain, 750 buku atau sebanyak 1.500 eksemplar aneka judul buku, 3 unit personal computer (PC), satu buah server, satu printer dan satu unit mobil untuk layanan perpustakaan keliling.
Kemudian, demikian Kadis Venidiana Wanggut, sedang dalam proses untuk pengembangan perpustakaan di desa. Nomenklaturnya pengembangan perpustakaan replika desa. Yang ini nanti akan terkonek secara online dengan di kabupaten, provinsi hingga pusat.
Kabid Pelestarian Bahan Pustaka yang juga Koordinator Kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Fransiska Hamput mengatakan, implementasi dari penetapan itu sudah mulai dirasakan sejak tahun lalu.
Adanya pelatihan-pelatihan hingga sosialisasi merupakan bagian proses pemberdayaan yang diprakarsai Perpustakaan Nasional dan daerah.
“Karena paradigmanya berubah, maka otomatis juga terjadi perubahan di lapangan. Kegiatan yang dulu tidak dilakukan Dinas Perpustakaan kini bisa dilakukan sesuai dengan regulasi terbaru,” katanya.
Prinsipnya, lanjut Kabid Fransiska, Dinas Perpustakan nantinya bisa menjadi pusat informasi, pelatihan, pendidikan, dan lain-lain untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan masyarakat dan kaum milenial. Tentu untuk bisa mewujudkan itu kerja sama dan kerja kolaborasi dengan aneka stakeholders yang ada.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando