RUTENG, FLORESPOS.net-Beberapa pekan menjelang perayaan Natal, 25 Desember 2022, suasana Kota Ruteng di Kecamatan Langke Rembong, NTT, kental dengan suasana Natal.
Suasana itu berupa ornamen Natal yang dipasang di area publik, jalan raya, lorong, gang, dan emperan rumah.
Suasana Natal di area publik seperti terpantau wartawan, beberapa hari terakhir ini, terasa sekali pada sore hingga malam hari.
Ketika memasuki area kota mulai dari kawasan Terminal Poka dari timur Flores, barat di Terminal Mena, utara di wilayah Karot, dan selatan, wilayah Konggang, seperti disambut dengan indahnya lampu, dan ornamen Natal lainnya.
Lampu kelap-kelip aneka warna, bentuk, dan ukuran terasa menghidupkan suasana Kota Dingin Ruteng. Wajah kota menjadi sangat indah pada malam hari. Orang pun betah berlama-lama di luar rumah.
Keindahan suasana malam hari ini menjadi daya tarik baru di Kota Ruteng. Orang beramai-ramai keliling kota untuk sekadar menikmati suasana malam hari. Bersama orang membuat foto-foto dan video yang kemudian diunggah di media sosial.
Seorang umat Katolik Kota Ruteng, Rofinus Nalu mengatakan, kali ini sepertinya ekspresi umat menjelang Natal sangat luar biasa setelah dua tahun menahan diri akibat Covid.
Tidak heran, ornamen Natal dipasang di mana-mana, tidak saja di Kota Ruteng, juga di kecamatan-kecamatan, kelurahan, dan desa.
“Orang berlomba-lomba yang menampilkan ornamen Natal terbaik di area publik di wilayahnya. Faktanya seperti itu sejak beberapa pekan terakhir ini,” katanya.
Dikatakan, ekspresi menyambut Natal dan Tahun Baru itu sesuatu yang positif. Apa yang terjadi ini memberitahu bahwa umat Kristen sudah siap merayakan perayaan keagamaannya. Umat pun diharapkan menyiapkan diri untuk menyambut dan menerima sang Bayi Natal.
Rekannya, Oliva Din mengatakan, suasana yang kental dengan Natal, kiranya diikuti dengan menciptakan Kamtibmas dalam kota. Tidak boleh dinodai dengan hal-hal yang tidak elok, seperti mabuk-mabukan, membuat onar atau mengganggu siapa yang plesir pada malam hari.
“Suasana aman dan nyaman harus tetap dan terus dijaga. Dengan itu, semua diantar ke puncak perayaan dengan suasana hati yang tenang dan tidak ada rasa khawatir,” katanya.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando