ENDE, FLORESPOS.net-Petani dan nelayan yang selama ini didampingi Yayasan Tananua Flores mengikuti pertemuan semesteral.
Kegiatan pertemuan semesteral rutin setiap enam bulan kali ini dilaksanakan di Desa Mbobhenga, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende. Pertemuan ini dilaksanakan sejak Jumat (9/12/2022) hingga Senin (12/12/2022).
Kegiatan pertemuan semesteral atau ruang sering antara petani dan nelayan difasilitasi oleh Yayasan Tananua Flores.
Pada pertemuan itu Tananua Flores menghadirkan narasumber berkompoten di bidang pertanian, kelautan, perlindungan tenaga kerja, BUMDes dan sistim informasi desa serta produk hukum perlindungan pangan.
Materi yang diberikan diharapkan memicu petani dan nelayan untuk melakukan inovasi di kelompok dan desanya.
Direktur Yayasan Tananua Flores, Bernadus Sambut kepada wartawan di sela – sela kegiatan, Sabtu (10/12/2022) mengatakan, pertemuan semesteral adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap enam bulan oleh Tananua Flores.
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah memberikan ruang kepada petani dan nelayan untuk membagi pengalaman dan ilmu dari desa masing- masing.
“Ini kegiatan rutin setiap enam bulan dan lokasinya berpindah- pindah sesuai kesepakatan. Intinya pertemuan ini adalah wadah saling sering, berbagi antara mereka tentang potensi dan apa yang sudah dilakukan di desa,” katanya.
Bernadus juga mengatakan pada kegiatan ini, pihaknya menghadirkan beberapa narasumber yang tujuannya memotivasi dan memicu para petani dan nelayan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki di desanya untuk meningkatkan ekonomi.
“Pemateri yang kita hadirkan itu sebagai pemicu dan membuka pikiran mereka agar mengoptimalkan potensi yang dimiliki,” katanya.
Pertemuan semesteral ini dihadiri oleh 23 kelompok tani dan empat kelompok nelayan dampingan Tananua Flores. Satu kelompok nelayan dari Desa Kotodirumali Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo.
“Kita lihat ada perubahan dari setiap pertemuan, banyak orang muda sudah terlibat dan ini adalah tujuan kita. Kegiatan ini kita kemas dalam materi dan praktik lapangan,” katanya.
Kepala Desa terpilih Desa Detuwulu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Urbanus Paru yang mewakili petani mengatakan kegiatan ini memberikan manfaat bagi petani dan nelayan karena banyak ilmu yang didapatkan seperti BUMDes dan perlindungan tenaga kerja khususnya petani.
“Kami baru mengetahui bahwa petani juga masuk dalam perlindungan tenaga kerja. Ini yang mesti kami bagikan kepada masyarakat dan petani di desa,” katanya.
Terkait BUMDes, kata Urbanus, wadah ini mesti ada di desa karena petani memiliki banyak hasil kebun yang selama ini harganya ditentukan oleh pedagang yang masuk di desa.
Dikatakannya desa mesti memiliki wadah ini untuk mendorong dan mendukung pertumbuhan ekonomi dari desa.
“Kami punya moke yang selama ini belum dioptimalkan dengan baik, lalu ada kemiri dan advokad yang selama ini masih dijual dengan harga yang tidak pasti. Kami akan bentuk BUMDes dan kelola potensi ini,” katanya.
Bonefasius Nega, dari kelompok nelayan Kotodirumali, Nagekeo mengatakan bahwa sejak didampingi Yayasan Tananua Flores nelayan di desanya sudah merasakan dampak positif.
Saat ini nelayan sudah mengerti dan menangkap gurita dengan cara ramah lingkungan untuk keberlanjutan. Selain itu hasil yang didapatkan juga lebih tinggi dari pada sebelumnya.
Pada kegiatan pertemuan semesteral tersebut petani dan nelayan juga memamerkan pangan lokal dari desanya. Pangan lokal ini adalah hasil olahan dari petani dan nelayan sesuai dengan potensi yang dimiliki.*
Penulis: Willy Aran / Editor: Anton Harus