Penulis: Wim de Rozari / Editor: Anton Harus
BAJAWA, FLORESPOS.net-Agro Edu Wisata (AEWS) Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)-Flores Bajawa, di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (26/11/2022), bertempat di Dusun Kuruladu, Desa Nirmala, Kecamatan Golewa Selatan, melakukan penanaman padi Ciherang.
Pada kesempatan yang sama, AEWS STIPER-FB yang merupakan salah satu unit usaha yang mendampingi Kelompok Tani (Poktan) Kuruladu dalam kegiatan demplot, juga melakukan penyemprotan cengkeh menggunakan pupuk Bio Organik Cair Bowuli Subur Makmur.
Kegiatan diawali penjelasan produk POC oleh Dwi Setiaji, Manajer AEWS dan pemberkatan bibit padi oleh Pater Ranno O. Carm yang juga merupakan mahasiswa di STIPER-FB.
Benih dalam pembibitan, sebelumnya telah dilakukan perendaman menggunakan produk ZPT dan hormon selama 48 jam. Penanaman di atas lahan seluas 20 are dengan sistem tanam Jajarlegowo 2.1. Jarak tanam 25 cm x 25 cm x 40 cm.
Kegiatan simbolis penanaman dilakukan Ketua STIPER-FB bersama Wakil Ketua II STIPER-FB, Gerardus Reo, Ketua LPPM STIPER-FB, Dosen dan Pegawai, mahasiswa Prodi Agroteknologi, PPL Kecamatan Golewa Selatan, Poktan Kuruladu dan siswa/i SMK Bertholomeus Marungnggela yang sedang Prakerin di Kampus STIPER-FB.
Selain kegiatan penanaman, dilakukan juga penyemprotan terhadap tanaman Cengkeh milik kelompok tani menggunakan POC ZPT dan Hormon yang bermanfaat untuk mempercepat masa generative pada tanaman tersebut.
Penyemprotan ZPT dan hormon diharapkan mampu menjawab permasalahan pada tanaman cengkeh milik masyarakat yang selama tiga tahun terakhir tidak berbuah karena masa vegetatif yang berkepanjangan.
Pupuk Bio Organik Cair Bowuli Subur Makmur diproduksi oleh CV Agro Sentosa Abadi Lampung yang dikemas dan didistribusikan oleh STIPER-FB. Ada tiga produk, yaitu ZPT dan Hormon, Nutrisi dan Dekomposer.
Ketua STIPER-FB, Dr.Nicolaus Noywuli kepada Florespos.net per telepon, Senin (28/11/2022), mengatakan kegiatan itu sebagai perwujudan Tri Darma yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat.
Noywuli mengungkapkan, Perguruan Tinggi bukan hanya tentang akademisi tetapi harus terjun langsung ke masyarakat sebagai bentuk kepedulian dalam membangun katahanan pangan nasional. Karenanya, diharapkan dapat diaplikasikan di desa-desa lain sehingga kemandirian pangan dan ekonomi petani.bisa terwujud.*