Penulis: Walburgus Abulat
Koordinator Jurnalis Warga Pena Inklusi Kabupaten Sikka Yulius Regang bekerja sama dengan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) gencar melakukan kegiatan literasi penulisan feature dan opini seputar Pemilu Tahun 2024. Pada Sabtu, 26 November 2022, kegiatan dengan materi pendalaman penulisan feature dan opini dilaksanakan di Rindu Lokaria Homestay, Jalan Nairoa, RT 011/RW 012, Desa Habi, Kecamatan Kangae. Quo vadis (ke manakah arah), kegiatan literasi pemilu aksesibilitas dan inklusi di Rindu Lokaria itu? Berikut laporannya oleh Wartawan Flores Pos Net Walburgus Abulat untuk pembaca Flores Pos Net.
RINDU LOKARIA (RL) Homestay milik pengusaha muda Sikka Weni Rabilis dan Ibu Yovita Seda yang berlokasi di Jalan Nairoa, RT 011/RW 012, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka atau sekitar 2 km arah Timur Kota Maumere, Kabupaten Sikka rada ramai pada Sabtu 26 November 2022.
Betapa tidak. RL Homestay di penghujung pekan itu ramai didatangi sejumlah utusan kelompok rentan, termasuk utusan disabilitas dan transpuan.
Kedatangan elemen warga kelompok rentan dengan pelbagai keunikan mereka mengundang perhatian warga setempat.
Perwakilan disabilitas yang menyambangi Homestay yang baru dilaunching pada 10 November 2022 itu di antaranya Tanti Maria dan Maria Barbara. Dari perwakilan transpuan ada Silvy Chipy dari Fajar Sikka.Peserta lainnya yang menyambangi RL Homestay ini Maria Herliana dari Youth Vioce Now (YVN), Kornel Wuli dari Komunitas Humanitas; Mistica Bemu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nusa Nipa (Unipa) Indonesia; dan Daniel Alot dari Kopal/Fordestan.
Meski Homestay ini baru berusia dua minggu pasca dilaunching yang ditandai dengan perayaan ekaristi kudus yang dipimpin Pastor Paroki Habi, RD. Ferer Mere didampingi 8 imam konselebrantes pada 10 November 2022 lalu, namun pelayanan yang ditunjukkan pengelola di bawah koordinasi Ibu Agustina Merlin atau yang akrab disapa Ibu Mey Cendrawasih sangat luar biasa.
Tak hanya memperlancar urusan di café, para pengelola juga terlibat langsung memapah beberapa kelompok rentang yang menyambangi Homestay, terutama tuna daksa yang berjalan dibantu dengan tongkat ke beberapa titik yang hendak dituju di Homestay ini. Pengelola melayani tamu dengan penuh ramah, dan dalam suasana persaudaraan dengan balutan nilai adat budaya Sikka yang sangat kental.
Apa gerangan kelompok rentan ini mendantangi Homestay yang memiliki fasilitas lengkap di mana setiap kamar (ada 10 kamar) dilengkapi AC, WIFI, televisi, kulkas dan memiliki area parkir yang sangat luas dan cafe itu?
Pertanyaan ini terjawab bisa terjawab karena di tengah utusan elemen kelompok rentan ini juga hadir Koordinator Jurnalis Warga (JP) Pena Inklusi, Yulius Regang yang juga penghubung Perhimpunan Pengembangan Media Nusantaara (PPMN).
Ya, bisa ditebak. Kehadiran kelompok rentan ini tentu terkait komitmen JW Pena Inklusi yang bekerja sama PPMN yang dalam sebulan terakhir terlibat aktif dalam misi kemanusiaan menyukseskan Pemilu Serentak yang aksesibilitas dan inklusi menuju Pemilu 2024 dengan memberi ruang kebebasan yang sama bagi kelompok rentan untuk berekspresi dan berpartisipasi aktif, khususnya melalui tulisan-tulisan seputar pemilu aksesibilitas dan inklusi.
Untuk menyukseskan kegiatan pemilu aksesibilitas inklusi tahun 2024 ini, Koordinator JW Pena Inklusi JuliusRegang mengundang nara sumber/Pendamping Walburgus Abulat yang juga Wartawan Senior, Kolumnis dan Penulis Buku.Ada pun materi yang dibahas dan didiskusikan secara bersama di RL Homestay itu seputar Mentoring Pendalaman Materi Penulisan Feature dan Opini seputar pemilu aksesibilitas menuju Pemilu Tahun 2024 yang inklusi.
Mengacu pada tema di atas, pendamping/mentor menggarisbawahi esensi feature atau tulisan khas di mana tulisan yang dibuat berdasarkan daya pikat manusiawi/human interest yang ditulis berdasarkan panca indra dan tidak berikat pada tata penulisan yang baku seperti berita langsung/starightnews yang mMemadukan unsur 5 W + H (who, what, where, when, why, plus how) secara mendalam yang disertai data yang kuat dan dibahasakan secara ringan.
Peserta juga dilatih dan terlibat dalam diskusi terkait 4 unsur Penting mendukung feature.
Pertama, deskripsinya berupa penggambaran objek secara terperinci yang dialami melalui pancaindera:mata (warna, indah), hidung (bau), lidah (rasa), kulit (suhu), telinga (mendengar-suara).
Kedua, fantasi: di mana penulis menceritakan/menulis suatu cerita/laporan berdasarkan data dan keterangan yang diperoleh, lalu tulisan itu bisa membangun cerita, membuat laporan/tulisan menarik dan memukau pembaca berdasarkan fakta dan kenyataan.
Ketiga, bisa dimasukan anekdot atau humor di mana dalam feature penulis bisa menyisihkan humor-humor singkat sehingga tulisan menjadi segar, tidak kering seperti pada berita langsung.
Keempat, dalam feature, penulis juga bisa mengutip pendapat orang, atau pendapat para ahli yang relevan dengan tulisan yang dibuat.
Pendamping pada kesempatan ini juga membeberkan 4 hal utama yang perlu diperhatikan dalam penulisan opini.
Pertama, opini yang dibuat harus mengacu pada masalah aktual ang sedang terjadi entah di bidang politik,sosial ekonomi, kesehata, pendidikan, dll.
Kedua, bila masalah aktual sudah ditemukan, maka langkah berikutnya yang harus diperhatikan penulis adalah seputar sisi positif dan negatif dari masalah yang sedang diangkat atau menjadi bahasan tulisan kita.
Ketiga, dalam menghadapi masalah yang terjadi, penulis hendaknya memberikan sikapnya terhadap permasalahan yang ada, apa setuju atau tidak setuju atau ada catatan kritis untuk dijadikan pijakan yang bisa menjadi acuan bagi siapa saja yang membaca tulisan kita.
Keempat, penulis hendaknya menawarkan solusi untuk menyikapi masalah aktual yang ada sehingga bisa dijadikan acuan bagi elemen warga lainnya dengan tujuan untuk kebaikan bersama atau untuk sebuah perubahan.
Nara sumber dan pendamping kegiatan pada kesempatan ini, memotivasi para jurnalis warga pena inklusi untuk berani menghasilkan tulisan-tulisan feature dan opini yang bertolak dari pelbagai masalah aktual di daerah atau seputar wilayah kita domisili, khususnya masalah belum terakses fasilitas pendukung yang memudahkan aksesibilitas para penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya berpartipasi aktif sukseskan pemilu Inklusi secara serentak pada 14 Februari 2022.
“Mari kita lakukan upaya-upaya konkret melalui tulisan-tulisan feature dan opini untuk memudahkan terwujudnya pemilu aksesibilitas menuju Pemilu Tahun 2024 yang inklusi,” kata Walburgus.
Siap Sukseskan Pemilu Aksesibilitas dan Iklusi
Dalam sesi diskusi dan sharing pengalaman menulis yang dipandu oleh Koordinator Jurnalis Warga Pena Inklusi, Yulius Regang para peserta kegiatan membagikan pengalaman mereka seputar minat menulis feature dan opini.
Tanti Maria perwakilan Penyandang Disabilitas mengakui ia mulai menghasilkan opini untuk dimuat di beberapa media online setelah mengikuti kegiatan pelatihan yang difasilitas JW Pena Inklusi dan dukungan dari PPMN.
“Saya sudah menghasilkan empat tulisan, dan tiga tulisan di antaranya telah dimuat di Media Online seperti Pojokbebas.com dan Ekora NTT,” kata Tanti Maria.
Tanti Maria berjanji akan berupaya menulis feature dan terus menulis opini seputar aksesibilitas dan pemilu inklusi.
“Saya siap menghasilkan tulisan untuk turut membantu menyuksesan pemilu aksesibilitas dan pemilu 2024 yang inklusi,” kata Tanti Maria.
Perwakilan Disabilitas lainnya, Maria Barbara pada kesempatan menyeringkan pengalamannya yang gencar menyuarakan hak-hak disabilitas di sejumlah Kantor Pemerintah di Kabupaten Sikka, dan dalam rapat bertema Knowledge Sharing dengan KPU Sikka pada Kamis 24 November 2022.
Maria Barbara mengaku bahwa dari pantauannya sebagian besar instansi pemerintah dan tempat pelayanan publik di Kabupaten Sikka belum ramah difabel.
“Saya terus menyuarakan agar instansi pemerintah harus ramah difabel dengan membangun pelbagai fasilitas yang ramah difabel,” kata Barbara.
Di hadapan peserta kegiatan di Rindu Lokaria Homestay ini, Maria Barbara menyampaikan beberapa masukan/usulan kepada KPU dan pemerintah demi terwujudnya pemilu yang aksesibilitas dan inklusi pada Pemilu Serentak 14 Februari 2024.
Di antaranya agar penyandang disabilitas didaftar sebagai pemilih untuk yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih; semua penyandang disabilitas mempunyak hak atas informasi tentang semua tahapan pelaksanaan pemilu; TPS harus ramah dan aksesibitas bagi semua pemilih Disabilitas;
Semua pemilih disabilitas memperoleh pendidikan politik oleh KPU dan peserta Pemilu; ketersediaan alat bantu disabilitas netra (template braille) di setiap kegiatan yang melibatkan disabilitas netra; pemilih disabilitas berhak mendapat bantuan pendampingan dan pendamping pemilih wajib menandatangani surat pernyataan pendampingan;
Akses ke tempat pemungutan suara di hari pemilihan: bagi penyandang disabilitas daksa yang menggunakan kursi roda, penting untuk dipastikan bahwa lokasi TPS bisa diakses atau dilalui; akses untuk mendapatkan informasi seputar pemilu, dan informasi seputar tahapan pemilu, materi kampanye, visi misi kandidat, mesti disiapkan juga dalam bentuk braille untuk bisa diakses disabilitas netra.
“Semoga masukan kami ini diperhatikan oleh penyelenggara pemilu dan pemerintah,” pinta Maria Barbara.
Sementara perwakilan Transpuan Silvy Chipy pada kesempatan ini juga mengsyeringkan pengalamannya yang mulai berani menulis seputar hak-hak transpuan dan kelompok rentan lainnya seputar pemilu aksesibilitas dan pemilu 2024 yang inklusi.
“Saya sudah mengirim beberapa tulisan di beberapa media online setelah saya mengikuti pelatihan Jurnalis Warga yang difasilitasi JW Pena Inklusi bekerja sama dengan PPMN. Saya berupaya untuk terus menghasilkan tulisan feature dan opini khusus terkait pemilu aksesibilitas menuju Pemulu 2024 yang inklusi,” kata Silvy.
Sementara Maria Herliana dari Youth Voice Now (YVN), Kornel Wuli dari Komuitas Humanitas, Mistica Bemu dari Fakultas Hukum Universitas Nusa Nipa (Unipa) Indonesia, dan Daniel Alot dari Kopal/Fasdesta dalam sharing pengalaman menyatakan ketekadan mereka untuk menuangkan tulisan dalam bentuk feature atau opini terkait pelbagai kebijakan pemerintah yang belum ramah terhadap kelompok rentan, khususnya difabel, korban kekerasan seksual, hak-hak perempuan yang terabaikan di bidang politik, dan pelbagai stigma terhadap transpuan, dan kelompok rentan lainnya.
“Kami yang tergabung dalam Jurnalis Warga Pena Inklusi ini siap menyukseskan Pemilu Aksesibilitas menuju Pemilu Tahun 2024 yang inklusi,” demikian komitmen bersama yang disampaikan peserta pada sesi akhir kegiatan ini.
Dari poin-poin diskusi/sharing pengalaman di atas, serta adanya komitmen bersama peserta kegiatan di atas, menjadi nyatalah bagi kita untuk melihat dan membaca ke manakah arah (Quo Vadis) kegiatan literasi yang diselenggarakan oleh Koordinator Jurnalis Warga Pena Inklusi Yulius Regang bekerja sama dengan PPMN ini.
Ada pun arah dan tujuan yang hendak dicapai agar semua elemen warga, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, transpuan, orang muda, kaum perempuan, orang lansia dan kelompok rentan lainnya perlu diberi ruang demokrasi yang sama untuk berpartisipasi aktif dan menyukseskan pesta demokrasi Pemilu serentak pada 14 Februari 2024.
Kita berharap agar dengan kegiatan yang diprakarsasi JW Pena Inklusi dan didukung PPMN ini peserta bisa berpartipasi aktif dalam pesta demokrasi ini, bisa membagi pengalaman dan terus mengadvokasi melalui literasi seputar pemilu aksesibilitas, baik berupa feature atau opini untuk terus menyuarakan suara kaum tak bersuara (voice of the voiceless), khususnya suara disabilitas, kelompok transpuan agar mereka selain mendapatkan pendidikan demokrasi yang benar terkait pemilu, tetapi juga agar hak-hak mereka khusus fasilitas pendukung pemilu yang ramah kelompok rentan atau pemilu aksesibilitas bisa terwujud demi Pemilu Tahun 2024 yang inklusi.
“Mari kita merenda kebersamaan dan memaknai pelatihan kita Mentor II ini dengan materi pendalaman penulisan feature dan opini menjadi bekal untuk kita menghasilkan tulisan-tulisan yang bisa berdampak positif demi terwujudnya pemilu aksesibilitas menuju Pemilu Tahun 2024 yang inklusi. Dari Rindu Lokaria Homestay kita berkomitmen mewujudkan literasi pemilu aksesibilitas menuju Pemilu tahun 2024 yang inklusi,” pesan Koodinator JW Pena Inklusi Yulius Regang sembari mengutus peserta ke medan tugas memajukan literasi Pemilu Aksesibilitas dan Inklusi. Sukses selalu.*
Wartawan Flores Pos Net dan Aktivis JW Pena Inklusi