Penulis: Walburgus Abulat/Editor: Wentho Eliando
Maumere, Florespos.net-Sinode II Keuskupan Maumere yang puncaknya digelar di Paroki Nita dan Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret dari tanggal 24 hingga 28 Oktober 2022 dinilai sukses.
Direktur Puspas Keuskupan Maumere RD. John Eo Towa yang juga Ketua Steering Committee (SC) Sinode II menyebut tiga asalan/indikator kesukseskan Sinode II itu sebagaimana yang menjadi tujuan dari Sinode dimaksud.
Pertama, berhasil terevaluasinya pelaksanaan renstra pastoral Keuskupan Maumere selama periode 2014-2022.
Kedua, adanya kesempatan belajar untuk peningkatan mutu dalam berpastoral di Keuskupan Maumere dan kelanjutan pastoral selanjutnya.
Ketiga, Sinode menghasilkan draft Rencana Pastoral Keuskupan Maumere 2023-2027 yang akan disempurnakan dan disahkan oleh Uskup Maumere sebagai dokumen Rencana Strategis Pastoral 2023-2027.
“Hemat saya, secara umum pelaksnaan Sinode II ini sukses karena tujuannya tercapai sebagaimana yang saya sebutkan di atas,” kata Romo John Eo Towa.
Draft Akhir dan Rekomendasi Sinode II
Sementara RD. Gabriel Mane didampingi RD. Tasman Ware dan Seksi Sekretariat Kostodia Pito mempresentasikan rangkuman akhir dan rekomendasi Sinode II Keuskupan Maumere yang meliputi pendahuluan, proses kegiatan, suasana, kegiatan utama Sinode, rekomenasi, dan penutup.
RD. Gabriel Mane menyebut tiga hal penting yang dilakukan dalam kegiatan utama Sinode yang meliputi analisis sosial dan evaluasi, refleksi biblis, dan tanggapan pastoral.
Rekomendasi
Dalam rumusan naskah hasil akhir yang dipresentasikan itu juga disebutkan bahwa setelah melewati proses Sinode II melalui diskusi, refleksi biblis, dan mendapatkan peneguhan dari Bapak Uskup, maka peserta Sinode merekomendasikan beberapa hal untuk ditindaklanjuti di antaranya: pentingnya gerakan bersama untuk merawat lingkungan hidup lewat berbagai kegiatan di komunitas basis, stasi,dan paroki; perlu melaksanakan Musyawarah Pendidikan Katolik; perlu advokasi terhadap pemerintah terkait penetapan Perda Pendidikan; dan kepastian status hukum kepemilikan Yayasan Bina Sari.
“Demikian rangkuman akhir dan rekomendasi Sinode II Keuskupan Maumere. Semoga benar-benar mewakili seluruh proses yang terjadi selama persidangan dan berguna bagi kita untuk terus ‘Bertolak ke Tempat yang Dalam’-Duc In Altum menjadi komunitas perjuangan demi terwujudnya Keuskupan Maumere yang beriman, solider, sejahtera, dan membebaskan dalam terang Sabda Allah,” demikian petikan draff rangkuma akhir dan rekomendasi Sinode II Keuskupan Maumere yang dipresentasikan oleh RD. Gabriel Mane dan RD. Tasman Ware di hadapan peserta Sinode.
Pengalaman Luar Biasa
Beberapa peserta Sinode di antaranya Fabianus N. Lee dari Paroki Bola, dan Kepala Desa Tuwa, Fernandez Yandayani Wula yang dimintai tanggapa terkait partisipasi mereka di dalam tahapan Sinode puncak tingkat Keuskupan mengaku momen Sinode ini sebagai momen berahmat yang tak bisa dilupakan karena memiliki banyak pengalaman yang luar biasa.
“Saya sebagai orang muda belajar banyak dari banyak orang selama Sinode puncak ini. Ini pengalaman yang luar biasa buat saya, di mana saya belajar berjalan bersama-sama dari pengalaman orang-orang, dari dari YM Bapak Uskup, para pastor, para suster, nara sumber dan panitia. Saya juga juga belajar banyak dari umat Paroki Nita yang menerima saya dan peserta Sinode lainnya,” kata Fabianus.
Pengakuan serupa disampaikan Kepala Desa Tuwa, Fernandez Yandayani Wula.
“Ini pengalaman pertama saya ikuti Sinode. Ini pengalaman yang luar biasa untuk saya. Saya belajar banyak dari peserta Sinode II, khususya dari para pastor, panitia, dari Seminari Tinggi Ritapiret, dan dari umat Paroki Nita. Semoga semua pengalaman yang saya peroleh ini bisa semakin mendekatkan saya kepada Tuhan dan sukses melayani sesama sesuai jabatan yang dipercayakan rakyat kepada saya saat ini,” kata Kades Fernando.
Misa Pengutusan
Ketua Steering Committee (SC) Sinode II KUM,RD. John Eo Towa kepada media ini menjelaskan Sinode II ditutup dengan MIsa Pengutusan yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu yang dilangsungkan di Sint Peter Hall Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret pada Jumat (28/10/2022) pukul 17.00 Wita. Sebelum misa perutusan, terang Romo John Eo, ada agenda bertajuk “Pertemuan dari Hari ke Hati dengan Bapak Uskup” bagi semua peserta Sinode yang agenda waktunya disiapkan selama satu setengah jam sejak pukul 15.30 Wita.*