MAUMERE, FLORESPOS.net-Para dosen dan mahasiswa Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero selama ini secara aktif melakukan pelbagai upaya untuk memperkokoh toleransi agama di Kabupaten Sikka melalui aneka aksi yang melibatkan para pelaku atau tokoh lintas agama, termasuk saat kegiatan untuk memaknai acara pemberkatan dan peresmian Gedung Kampus II berlokasi di Jalan Wairklau Maumere, pekan lalu.

Perwujudan toleransi sebagaimana yang dilakukan IFTK ini mempertegas keberadaan NTT sebagai Negeri Terindah Toleransinya.

Pemaknaan terakhir ini juga digaungkan lagi oleh Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi ketika menyampaikan sambutannya saat meresmikan Gedung Kampus II IFTK Ledalero pada Sabtu 25 Maret 2023.

Wagub Josef Nae Soi pada momen berahmat ini berkali-kali menyatakan kebanggaannya perihal bagaimana perwujudan toleransi di Provinsi NTT yang selalu hidup berdamai berdampingan, bersaudara, saling menguatkan, saling mendukung dan selalu seirama bersatu padu membangun NTT dengan melibatkan semua orang, apa pun latar belakang agama, suku, ras dan antaragolongan.

“NTT merupakan Negeri Terindah Toleransi agamanya. NTT menjadi contoh bagaimana mewujudkan toleransi agama di Indonesia,” kata Wagub Josef Nae Soi disambut aplaus tangan ribuan elemen warga yang hadir, termasuk utusan pelbagai agama di Kabupaten Sikka.

Turut memberikan aplaus Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu; Ketua DPRD NTT Ibu Emi Nomleni (tokoh agama Protestan NTT), Plt. Direktorat Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Binmas) Katolik Kemenag RI Albertus Magnus Adiyanto Sumardjono, S.E; Anggota DPR RI Andreas Hugo Parera (AHP), Kakanwil Kemenag Provinsi NTT Reginaldus Serang, S.Fil, M.Th; Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, Wabup Sikka Romanus Woga, dan Ketua DPRD Sikka Donatus David, Kapolres Sikka AKBP Nelson Filipe Diaz; :Provinsial SVD Ende RP. Dr. Lukas Jua; Rektor Unipa Indonesia Dr. Angelinus Vincentius; Direktur Politeknik Cristo Re, RD. Richard Muga Buku; Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, RD. Guidelbertus Tanga; Provinsial Kongregasi SSpS Flores Bagian Timur Sr. Inez Surat Lanan, SSpS; dan beberapa tokoh agama Islam yang hadir di antaranya Bapak  Hairul (Pinca BRI Maumere); Bapak Rudi dan Ibu Sandra, serta beberapa perwakilan umat Hindu di antaranya Pak Putu.

Wagub Josef Nae Soi pada kesempatan ini mengimbau elemen warga NTT agar terus merawat dan memperkokoh toleransi agama dalam keseharian hidup warga di mana dan kapan pun.

“Mari kita terus merawat toleransi agama,” pinta Wagub Josef Nae Soi.

Sinyalemen orang nomor dua di NTT itu terkait NTT merupakan Provinsi Terindah Toleransinya tak ada yang membantahnya.

Bahkan, pada tataran praksis keseharian warga NTT selalu menunjukkan bahwa hidup bersama dalam suasana persaudaraan, saling menguatkan dan mendukung kepada sesama, termasuk orang yang agamanya berbeda, bukan merupakan hal baru.

Fakta memang menunjukkan, bahwa di NTT, termasuk di  STFK/IFTK Ledalero sendiri praktik dan penghayatan hidup mengedepankan toleransi agama selalu menjadi inspirasi hidup yang selalu digemakan mahasiswa calon imam, maupun mahasiswa awam, plus para dosen di lembaga calon imam terbesar di dunia ini.

Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu didampingi Wagub NTT Josef A. Nae Soi; Ketua DPRD NTT Emi Nomleni dan sejumlah pejabat memberkati Gedung Kampus II IFTK Ledalero di di Halaman Kampus II IFTK Ledalero, Jalan Wairklau Maumere, Sabtu (25/3/2023). Foto Wall Abulat.

Segar dalam ingatan kita, beberapa momen penting bagaimana STFK/IFTK Ledalero menjadi inspirasi toleransi agama di NTT dan Indonesia, khususnya, maupun dunia umumnya, tatkala di antara 1.962 para imam yang dihasilkan dari lembaga pendidikan tinggi STFK dan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero.

Ada di antaranya berasal dari keluarga muslim. Bahkan, orang tua si imam yang berlatar belakang agama Islam itu rela mendampingi buah hati mereka yang dengan ikhlas memilih panggilan hidup menjadi imam dan melayani Gereja dan karya pastoral selaras zaman dengan menjadi imam kongregasi Societas Verbi Divini (SVD) atau Serikat Sabda Allah.

Pada beberapa momen lain, praktik toleransi dan penghayatan hidup bertoleransi dan moderasi agama juga berkali-kali diaktualisasikan oleh para mahasiswa dan dosen STFK/IFTK Ledalero dan para imam Kongregasi SVD.

Florespos.net mencatat, pelbagai upaya yang sudah dilakukan Dosen Islamologi STFK/IFTK Ledalero tamatan Magister Islamogi di Dar Camboni  Institute for Arabic Studies Cairo-Egypt (tahun pertama) dan Pontifical Institute of Arab and Islamic Studies (PISA) Roma Italia (tahun II dan III) saat ini mengambil program doktoral di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pater Hendrik Maku, SVD yang berkali-kali turun bersama mahasiswa pascasarjana STFK menyambangi sejumlah rumah ibadat di Kota Maumere dan menemui pemimpin agamanya.

Beberapa contoh penghayatan toleransi yang sudah dilakukan Pater Hendrik Maku, SVD dan para mahasiswa STFK/IFTK  di antaranya menghadiri rangkaian perayaan menjelang Nyepi di Pura Waidoko, beberapa tahun lalu.

Pater Hendrik pada saat itu melakukan dialog dari hati ke hati dengan Pemimpin Agama Hindu Kabupaten Sikka, dan membagi tali kasih sebagaimana sesama insan ciptaan Tuhan dalam bingkai keberagaman, namun indah karena berada dalam satu rahim yang sama Indonesia tercinta.

Tak hanya menyambangi Pura, Pater Hendrik Maku, SVD dan beberapa mahasiswa juga menyambangi rumah ibadat umat Buddha yang terletak di Jalan Moa Toda, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur; dan menemui Ketua Majelis Agama Buddha I Kuan Tao Indonesia Provinsi NTT, Stef Lengkong.

Pater Hendrik Maku, SVD dan beberapa mahasiswa pada kesempatan ini berbicara dari hati ke hati dalam suasana persaudaraan, kekeluargaan dengan pemimpin rumah Ibadah Agama Buddha itu, dan bahkan saling membagi bacaan rohani yang menginspirasi agama masing-masing dengan pesan agar pemimpin agama apa pun  terus merawat ke-Indonesia-an yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

Sementara perwujudan toleransi dengan para penganut dan pemimpin agama Islam terus dilakukan oleh Pater Hendrik Maku, SVD baik pada tataran peran di Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di mana komposisinya ada yang mewakili tokoh umat Islam, maupun pada perwujudan kemanusiaan dan solidaritas bersama terhadap elemen warga yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di seluruh pelosok Sikka.

Dalam mewujudkan peran ini, Pater Hendrik Maku, SVD dan para dosen STFK/IFTK Ledalero lainnya selalu terlibat dalam aksi kemanusiaan bersama dengan beberapa tokoh agama Islam di antaranya Abdul Natsir Wahab; Natsir Rodja, dan beberapa tokoh agama Islam lainnya.

Praktik toleransi beragama di atas juga diaktualisasikan oleh IFTK Ledalero selama momen Pekan Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kewirausahaan IFTK yang berlangsung di Halaman Kampus II IFTK Jalan Wairklau Maumere sejak Senin (20/3/2023) hingga Selasa (21/3/2023).

Pada momen ini, ITFK menyiapkan 16 stan untuk para pelaku UMKN di Kabupaten Sikka. Uniknya, dari belasan stan ini, IFTK menyiapkan dua stan untuk ditempati pelaku usaha yang beragama Islam di antaranya Samsul Hadi asal Jawa yang memasarkan Es Pelangi dan Harumanis, pelaku usaha Sahlan asal Bima yang menjajakan jualan krepes, terang bulan, tahu isi, dan martabak, dan satu stan lain untuk pelaku usaha Mariana Tanjung yang memasarkan peralatan moorlife/rumah tangga.

Tampak Ketua Prodi Kewirausahaan IFTK Ledalero, RP. Dr. Pice Dori,SVD; Wakil Rektor I IFTK RP. Dr. Josef Keladu Koten, SVD; Dosen Prodi Filsafat ITFK Ve Nahak, SVD; dan Rektor IFTK Ledalero, RP. Dr. Otto Gusti Madung, SVD menyambangi sebagian besar stan yang ada, termasuk stan yang ditempati pelaku UMKM yang beragama Islam , dan melakukan dialog dari hati ke hati dengan mereka.

Tak hanya di tenda jualan, IFTK juga pada momen puncak peresmian Gedung Kampus II IFTK yang diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu yang berlangsung di halaman Kampus II ITFK di Jalan Wairklau Maumere pada Sabtu 25 Maret 2023 juga menghadirkan beberapa tokoh intas agama, baik yang beragama Katolik, Protestan, Hindu, maupun agama Islam.

Beberapa perwakilan agama Islam yang  hadir di antaranya Bapak Hairul (Pinca BRI Cabang Maumere), Bapak Rudi dan Ibu Sandra. Bahkan Ibu Sandra yang menempati kursi di barisan VIP, di belakang Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi, Ketua DPRD NTT Ibu Emi Nomleni, tampak mengenakan jilbab dan mengikuti jalannya perayaan ekaristi yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dengan penuh perhatian.

“Saya sangat senang menghadiri rangkaian perayaan pemberkatan dan peresmian Gedung Kampus II IFTK Ledalero ini,” kata Ibu Sandra.

Rektor IFTK Ledalero, RP. Dr. Otto Gusti Madung, SVD yang dimintai tanggapannya terkait partisipasi para pelaku usaha dan para tokoh lintas agama dalam rangkaian pemberkatan dan peresmian Gedung Kampus II IFTK Ledalero antara lain mengemukakan bahwa keberadaan IFTK selama ini selalu berpartisipasi aktif dalam pelbagai upaya untuk merawat toleransi dan moderasi beragama di NTT.

“IFTK selalu terlibat aktif dalam pelbagai upaya untuk merawat toleransi dan moderasi agama di NTT,” kata Pater Otto Gusti.

Rektor Otto Gusti mengakui bahwa dalam upaya memperkokoh toleransi beragama itu, dan memberdayakan elemen umat apa pun agamanya, maka pihak IFTK berjuang membuka dua program studi baru yakni Prodi Kewirausahaan dan Prodi DKV di mana dua prodi ini memberikan kesempatan yang sama kepada calon mahasiswa dari seluruh Indonesia, apa pun agamanya.

“Kami mempersilahkan tamatan SLTA, termasuk calon mahasiswa yang memakai jilbab untuk kuliah di IFTK Ledalero,” kata Dr. Otto Gusti Madung, SVD saat diwawancarai di sela-sela kegiatan Pekan Kewirausahaan yang diselenggarakan Mahasiswa Prodi Kewirausahaan IFTK di Kampus II IFTK Ledalero, Senin (20/3/2023).

Pater Otto mengakui pihaknya pernah dihubungi salah seorang warga yang beragama Islam yang menginginkan anaknya mengambil program studi Kewirausahaan atau Prodi DKV di IFTK Ledalero.

“Kepada orang tua itu, saya informasikan bahwa keberadaan IFTK Ledalero dengan dua prodi barunya yakni Kewirausahaan dan Prodi DKV memberikan peluang seluas-luasnya kepada siapa saja yang memenuhi syarat akademik untuk melanjutkan kuliah dan mengambil prodi Kewirausahaan dan Prodi DKV. Kami siap menerima, termasuk mahasiswi yang memakai jilbab mulai tahun kuliah baru yang pendaftaran bisa dibuka mulai saat ini,” kata Pater Otto Gusti.

Dua pelaku usaha yang beragama Islam, Samsul Hadi dan Sahlan mengaku bangga karena bisa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Pekan Kewirausahaan di Kampus IFTK Ledalero milik Kongregasi SVS atau Serikat Sabda Allah.

“Kami sangat bangga dengan diikutsertakan dalam Pekan Kewirausahaan yang digelar Prodi Kewirausahaan IFTK Ledalero ini. Di ajang yang luar biasa ini, kami bangga bisa bertemu dengan semua orang dari pelbagai elemen warga, termasuk para pastor dan elemen warga lainnya,” kata Samsul.

Samsul Hadi dan Sahlan berharap agar pelbagai upaya yang sudah, sedang dan akan terus dilakukan oleh IFTK Ledalero selama ini dalam upaya memperkokoh toleransi umat beragama dan pelbagai literasi pemberdayaan ekonomi warga, termasuk pelaku UMKM lintas agama terus dilanjutkan di waktu-waktu akan datang.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada IFTK yang telah mengundang kami dan memberikan kami tempat memasarkan produk-produk kami selama Pekan Kewirausahaan ini. Upaya yang dilakukan IFTK ini sebagai wujud konkret untuk memperkokoh toleransi beragama di NTT. IFTK menjadi model perkokoh toleransi di Indonesia,” kata Samsul Hadi.*

Penulis: Wall Abulat/Editor: Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *