JAKARTA, FLORESPOS.net-Pemerintah Kabupaten Ngada, NTT melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Budi Luhur Jakarta.

Penandatanganan MoU di aula Rektorat Universitas Budi Luhur Jakarta, Jumat (17/2/2023) itu dilakukan oleh Bupati Ngada, Andreas Paru dan Rektor Universitas Budi Luhur Jakarta, Dr. Ir. Wendi Usino, M.M., M.Sc.

Rektor Wendi Usino kepada wartawan menjelaskan perjanjian kerjasama itu bertujuan meningkatkan peran serta dunia pendidikan untuk ikut membangun daerah-daerah di luar Pulau Jawa terutama di Timur Indonesia yang sangat berpotensi luar biasa dari sisi pariwisata dan budaya.

Universitas Budi Luhur sangat mengedepankan Local Wisdom. Universitas Budi Luhur ingin berperan secara aktif dalam mengglobalkan apa yang dimiliki Indonesia, yakni budayanya sudah luhur dari zaman dahulu. Kabupaten Ngada, merupakan salah satu pusat budaya luhur di bumi nusantara ini.

Rektor Wendi Usino mengatakan, Universitas Budi Luhur belajar untuk melihat peluang-peluang yang di Kabupaten Ngada yang bisa dikembangkan dan disiarkan secara global ke seluruh dunia melalui Google Art and Culture.

Melalui Google Art and Culture Universitas Budi Luhur tentu dapat menjadi peluang yang baik untuk mengglobalkan apa yang ada dan dimiliki oleh Kabupaten Ngada sehingga semakin mudah dan berkembang dengan pesat.

Rektor Wendi Usino menambahkan, Universitas Budi Luhur sebagai institusi pendidikan mencoba berperan aktif mengirimkan para dosen dan mahasiswa.

Misalnya untuk mengembangkan desa-desa yang berpotensi menjadi desa berbasis digital. Berbasis digital, maka warga dengan mudah menjangkau dunia baik dari sisi produk, kemampuan dan pengetahuannya.

Menurut Rektor Wendi Usino kolaborasi dengan Pemda melalui Bupati Ngada sangat penting supaya ini bisa berjalan dengan lancar. Target yang ingin dicapai kedepan banyak sekali terutama pengembangan dan peningkatan literasi digital sumber daya agar masyarakat di desa-desa tahu bahwa ada manfaat.

“Yang penting adalah mahasiswa dan dosen bisa berperan aktif di sana sambil membawakan pelatihan-pelatihan melibatkan masyarakat. Tentu ini mesti bekerja sama dengan Pemda melalui Bapak Bupati karena yang punya tempat, fasilitas, dan sebagainya, adalah Bapak Bupati,” katanya.

Ditanya dasar memilih Kabupaten Ngada karena Rektor Wendi Usino mempunyai dosen yang mempunyai kedekatan emosional dengan Kabupaten Ngada. Dan juga adalah Ketua Pusat Budaya Luhur Nusantara.

Kegiatan serupa sudah dilakukan di Jawa Barat dan Nias. Pada dasarnya kekeluargaan yang penting karena Budi Luhur itu sangat menjunjung tinggi kekeluargaan keluarga besar Budi Luhur.

“Ini penting dan kita jadikan sebagai jembatan untuk supaya program ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses dan disambut dengan tangan terbuka oleh Bapak Bupati,” tambah Rektor Wendi Usino.

Sementara itu Bupati Ngada, Andreas Paru pada kesempatan yang sama mengatakan, penandatanganan MoU ini sebetulnya juga karena Kabupaten Ngada mempunyai keterbatasan. Keterbatasan ini tentu diharapkan bisa dijawab oleh pihak Universitas Budi Luhur melalui para mahasiswa dan dosen.

Bupati Andreas mengatakan potensi-potensi yang akan menjadi tujuan yang akan menjadi objek yang dikembangkan yang pada akhirnya akan membantu Pemerintah Daerah melaksanakan pembangunan.

Bupati Andreas mengatakan, MoU akan diikuti dengan kegiatan-kegiatan sebagaimana direncanakan dan nanti akan dituangkan dalam kerjasama secara rinci.

Kegiatan-kegiatan yang sifatnya non fisik seperti pelatihan-pelatihan dan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan yang sangat mendasar.

Hadir pada kesempatan itu, MZ Manunung, Direktur Kerjasama, Dr.  Arief Wibowo, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Prudensius Maring, Kepala Pusat Studi Budaya Luhur Nusantara, Drs. Ahmad Pramegia, M.IKom, Kepala Pusat Studi Citarum Harum, Benny Muhdaliha, MSn, Kaprodi DKV, Anastasia Putri, Humas UBL, serta sejumlah dosen.*

Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *