MAUMERE, FLORESPOS.net-Aksi demonstrasi ratusan aktivis dan mahasiwa tergabung dalam Cipayung Plus Kabupaten Sikka (HMI, GMNI dan IMM), di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sikka, NTT, Kamis (16/2/2023) siang, berlangsung ricuh.
Kericuhan bermula ketika para aktivis yang mengusung keranda mayat memaksa masuk ke halaman Kantor Kejari Sikka, namun dihadang aparat kepolisian dengan menutup portal pintu masuk.
Para aktivis pun melakukan pemblokiran ruas jalan Trans Flores Maumere-Larantuka sehingga arus lalu lintas menjadi macet.
Kericuhan sempat terhenti setelah 9 perwakilan aktivis diperbolehkan masuk berdiaolog dengan Kepala Kejari Sikka, Fatoni Hatam.

Kericuhan kembali terjadi persis di depan pintu masuk Kantor Kejari Sikka. Para aktivis ini memaksa masuk ke dalam kantor lantaran lamanya dialog dengan Kajari Sikka, Fatoni Hatam.
Akibatnya kericuhan antara Polisi dengan mahasiswa tidak terelakkan. Salah seorang aktivis HMI sempat diamankan aparat.
Yohanes Maro, Koordinator Aksi menyayangkan bentrok antara Polisi dengan para aktivis. Pasalnya, aksi demonstrasi dilakukan secara damai guna meminta pihak Kejari Sikka mengusut 13 paket pekerjaan proyek yang bersumber dari dana pinjaman daerah PEN yang terancam gagal.
“Bentrok ini terjadi karena miskomunikasi. Namun kami sayangkan jika aparat Polisi harus bentrok dengan massa aksi,” katanya.

“Kami datang membantu aparat penegak hukum agar segera mengusut belasan proyek yang terancam gagal di daaerah ini. Karena merugikan keuangan negara dan masyakarat,” tegas Yohanes, yang juga Ketua GMNI Sikka.
Pantauan Florespos.net, usai melakukan aksi, para aktivis dan mahasiswa ini langsung membubarkan diri. Para aktivis Cipayung Plus berharap Kejari Sikka mengusut tuntas kasus ini.*
Penulis: Wentho Eliando / Editor: Anton Harus