ENDE, FLORESPOS.net -Hujan disertai angin kencang yang terjadi beberapa hari belakangan merusakan belasan rumah dan satu sekolah di wilayah utara Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Ende sudah mendata kerusakan sekolah dan rumah warga tersebut.

Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Ende, Sinta Sare kepada wartawan pada sela -sela kegiatan Lokakarya Sistem Kesiapsiagaan Pertanian dan Bencana di Kantor BPBD, Senin (6/2/2023) mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait bencana dan kerusakan.

BPBD Ende sudah turun ke lokasi mendata kerusakan dan sudah menginput ke pusat pengendalian operasi (Pusdalops).

Kepala BPBD Ende menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterima dan pendataan lapangan bencana itu terjadi di wilayah utara Kabupaten Ende.

Dikatakannya, di Desa Woloau, pemukiman warga dan areal persawahan terendam banjir. Sebanyak sebelas rumah,  satu sekolah serta belasan hektar milik warga di desa itu digenangi air.

“Untuk di Woloau, kami sudah koordinasi dengan PUPR karena itu kewenangan mereka. Sawah yang terendam banjir itu di hamparan sawah Mautenda 4. Kita sudah koordinasi dengan Balai Sungai untuk penanganan selanjutnya,”kata Kepala BPBD Ende.

Sedangkan di wilayah Maurole ada empat rumah warga dan satu unit tempat usaha rusak diterjang angin pada Sabtu (5/2/2023).

BPBD sudah berkordinasi dengan Kodim 1602 Ende untuk turun ke lokasi melihat kondisi lapangan dan melakukan penanganan dalam bentuk tanggap darurat.

Sinta juga mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena berdasarkan ramalan BMKG wilayah Nusa Tenggara akan dilanda cuaca ekstrem.

“Saat ini ada bibit siklon tropis yang bergerak dari Australia dan wilayah yang terdampak itu Nusa Tenggara. Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terjadi dari tanggal 6- 12 Februari,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kawasan pemukiman dan area persawahan warga di Kampung Welambasa, Desa Woloau, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende terendam banjir akibat hujan mengguyur wilayah utara, Senin (31/1/2023).

Warga sudah mengeluh karena kampung ini seiring menjadi langganan banjir atau digenangi air saat hujan turun.

Yosafat Sara, warga Kampung Welambasa kepada wartawan, Selasa (31/1/2023) mengatakan, kondisi ini sering terjadi dan dirasakan oleh warga setiap kali musim hujan.

Dikatakannya, bahwa petani di desanya resah karena sebagian tanaman terendam air bahkan hanyut tersapu banjir.

“Kejadian seperti ini kami rasakan  setiap kali musim hujan. Bukan hanya di area persawahan, tapi masuk hingga ke kawasan pemukiman warga,” katanya.

Yosafat mengatakan, saat ini petani di desanya resah dan takut gagal panen karena hampir seluruh area persawahan tergenang air. Petani mengeluh dengan kondisi ini dan berharap tidak membawa dampak buruk bagi petani.

Warga, khususnya petani di Dusun Welambasa, Desa Woloau berharap Pemerintah Kabupaten Ende melalui instansi terkait melihat kondisi di lapangan.

“Kami minta Bapak Bupati  instruksikan dinas terkait untuk datang lihat kondisi lapangan. Karena warga di desa ini mayoritas petani dan bersandar hidup dari sawah,” katanya.*

Penulis: Willy  Aran/Editor: Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *