MAUMERE, FLORESPOS.net-Warga Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak masa pandemi Covid-19, yakni tahun 2020 hingga 24 Januari 2023 sebanyak 2.533 orang.

Dari jumlah ini, ada 19 orang di antaranya meninggal dunia. Warga yang terpapar DBD ini sebagian besarnya berusia anak di bawah lima tahun (Balita).

Data ini diterima Florespos.net dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, S.Apt, M.H, Kamis (26/1/2023).

Dari data yang ada, diketahui secara rinci penggolongan kasus DBD menurut umur yang diklasifikasi 4 kategori.

Pertama, usia di bawah 1 tahun, di mana pada tahun 2020 jumlah kasus ada 48, dua di antaranya meninggal dunia, Tahun 2021, jumlah kasus DBD ada 3 orang, tidak ada yang meninggal dunia.

Tahun 2022, jumlah kasus DBD sebanyak 5 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2023, ada 1 kasus, tidak ada yang meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, S.Apt, M.H

Kedua, usia antara 1 hingga 4 tahun. Pada tahun 2020, jumlah kasus ada 285 orang, 6 orang di antaranya meninggal. Tahun 2021, ada 35 kasus, tidak ada yang meninggal dunia. Tahun 2022 ada 86 kasus, 1 orang meninggal. Tahun 2023, ada 19 kasus, tidak ada yang meninggal.

Ketiga, usia antara 5 hingga 15 tahun. Untuk tahun 2020, ada 919 kasus, ada 8 orang yang meninggal dunia. Tahun 2021, ada 80 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2022, ada 249 kasus, ada 2 orang meninggal. Tahun 2023, ada 43 kasus, tidak ada yang meninggal.

Keempat, warga berusia di atas 15 tahun, pada tahun 2020, ada 564 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2021, ada 65 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2022, ada 126 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2023, ada 5 kasus, tidak ada yang meninggal dunia.

Kadis Kesehatan secara khusus menyebut secara detail asal penderita DBD periode 1 hingga 24 Januari 2023 yang jumlahnya mencapai 68 kasus menurut puskesmas.

Untuk Puskesmas Nanga, 1 orang, Nita 3 orang, Nelle 5 orang, Magepanda 1 orang, Kopeta 10 orang, Beru 9 orang, Waipare 9 orang, Hewokloang 2 orang, Waigete 3 orang, Bola 3 orang, Habibola 3 orang, Mapitara 1 orang, Tanarawa 2 orang, Watubaing 5 orang, Feondari 2 orang, dan Kewapante 3 orang.

“Jumlah kasus DBD selama sejak 1 Januari hingga 24 Januari 2023 sebanyak 68 kasus, dengan rincian  yang sudah sembuh ada 53 orang, dan yang masih dirawat ada 15 orang,” katanya.

Gencarkan Gerakan 4 M Plus

Kadis Petrus Herlemus meminta elemen warga Sikka untuk gencar melakukan Gerakan 4 M Plus, yakni menutup rapat tempat penampungan air; Menguras tempat penampungn air seminggu sekali; Mengubur atau mendaur ulang kaleng-kaleng  dan botol bekas yang dapat menampung air.

Memantau semua wadah air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk DBD, plus penggunaan obat nyamuk, lotion antinyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.

“Mari kita gencar lakukan Gerakan 4 M Plus,” pinta Petrus Herlemus.

Sebelumnya, sebanyak 20 orang anak yang menderita DBD di Kabupaten Sikka saat ini sedang dirawat di Ruang Anak atau Ruang Mawar RSUD dr. TC Hillers Maumere.

Pasien DBD dari kategori anak ini membludak sehingga menempati sekitar 85% dari bed/tempat tidur yang tersedia di Ruangan itu.

Spesialis Anak RSUD Maumere, dr. Mario B. Nara, Sp.A yang juga salah seorang dokter yang menangani pasien DBD di Ruang Anak kepada Florespos.net, Rabu (25/1/2023) menjelaskan, hampir semua anak yang menderita DBD dan sedang dirawat di Ruang Mawar saat ini memiliki trombosit jauh di bawah normal yakni bawah 100.000.

“Semua anak yang menderita DBD dan dirawat di Ruang Anak saat ini masuk ke RS dengan nilai trombosit di bawah 100 ribu. Normalnya trombosit di atas 150.000,” kata Dokter Mario.

Dokter Mario menegaskan, sekitar 85% bed di Ruangan Anak RSUD dr. TC Hillers Maumere ditempati pasien DBD.

“Sekitar 85% bed di Ruangan Anak ditempati pasien DBD,” katanya.

Ibu Maria, salah seorang keluarga pasien DBD yang dihubungi terpisah mengaku salah seorang keluarganya menderita DBD sejak pekan lalu.

“Anak saya mulai dirawat di Ruang Anak pekan lalu. Trombosit anak saya saat masuk RS sebanyak 80.000. Berkat penanganan intensif oleh petugas kesehatan, maka trombosit anak saya mengalami peningkatan. Saat ini trombositnya sudah di atas 90.000,” kata Mama Maria.*

Penulis: Wall Abulat / Editor: Wentho Eliando

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *