RUTENG, FLORESPOS.net – Prodi Teologi Unika St. Paulus Ruteng, Manggarai, NTT tidak melewatkan begitu saja Natal yang baru dirayakan Januari 2023 ini. Natal itu dirangkaikan dengan perayaan syukur perak imamat Rm. Manfred Habur Pr yang Sekjen Keuskupan Ruteng dan Rm. Marthin Chen Pr yang juga Direktur Puspas.

Sesuai dengan data dan informasi yang diterima dari Ketua Komsos Puspas Keuskupan Ruteng, Rm. Erik Ratu Pr, Kamis (26/1/2023), perayaan itu berpuncak dalam misa meriah pas pada pesta pertobatan St. Paulus yang berlangsung di Aula GUT Unika St. Paulus, Rabu (25/1/2023). Misa yang bertemakan ‘Berubah dan Berbuah dalam Semangat Rasul Paulus’ dihadiri para petinggi Unika St. Paulus Ruteng.

Di antaranya hadir seperti  Ketua Unika Profesor John Boylon, Ketua Prodi Teologi, P. Os Bule SVD, Dekan FKIP Rm. Maxi Regus Pr, dan dua jubilaris Rm. Manfred Habur dan Rm. Marthin Chen yang juga Dosen Unika St. Paulus, dan lain-lain. Dan, tentu para pegawai dan mahasiswa.

Perayaan ekaristi  ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang dimulai sejak 21 Januari 2023 seperti  kegiatan sosialisasi pertanian organik dan pelatihan pembuatan Eco-enzyme dan Jadam yang dipimpin Rm. Robert Pelita Pr dari Komisi PSE Puspas Keuskupan Ruteng. Dan, juga lomba berkhotbah, menulis opini bagi para mahasiswa, jalan sehat, dan olahraga bersama.

Selebaran utama dalam Ekaristi itu, Rm. Manfred mengatakan, orang Katolik, termasuk segenap keluarga besar Prodi Teologi baiknya selalu meneladani cara hidup Rasul Paulus. Cara hidup yang  membiarkan diri diubah oleh kasih Kristus dan menjadi pelaku sabda sebagai rasul bagi bangsa-bangsa.

“Paulus alami perubahan radikal dalam hidupnya. Dan itu terjadi bukan karena kekuatan manusiawinya, melainkan semata-mata karena kasih karunia Allah. Untuk itulah kita semua harus selalu membiarkan diri diresapi kasih Allah sehingga kehidupan kita pun berbuah seperti Paulus,”katanya.

Senada dengan Rm. Manfred, Ketua Prodi Teologi, P. Os Bule SVD, mengatakan, apa yang terjadi adalah peristiwa iman berahmat dan bermakna bagi lembaga pendidikan ini. Perayaan ini tak saja menjadi momen perjumpaan sebagai satu keluarga, tetapi juga waktu untuk berefleksi bersama.

“Tentu refleksi untuk melihat kembali perjalanan hidup yang telah dilalui dalam semangat St. Paulus. Yang bertobat bukan lagi St. Paulus, kita sebagai Paulus-Paulus sekarang agar hidup jadi bermakna, bukan hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi sesama,”katanya.

Sedangkan berkaitan dengan pertanian organik, Rm. Robert Pelita mengajak para mahasiswa untuk menjadi pelaku pertanian organik dan mensosialisasikannya kepada keluarga dan masyarakat.

“Eco-enzyme dan Jadam merupakan pilihan pertanian yang ramah lingkungan, adaptif, dan berkelanjutan karena menggunakan sayuran sisa dan kulit buah yang matang,” katanya. *

Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *