LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak perlu lagi mengimbau masyarakat terkait penyakit darah atau layu bakteri yang menyerang tanaman pisang di daratan Flores belakangan, termasuk di Mabar. Karena masyarakat/petani Mabar sudah tahu itu.
Sehubungan dengan wabah layu bakteri/penyakit darah, yang dibutuhkan masyarakat Mabar sekarang adalah eksen dari pemerintah untuk mengatasinya. Dan itu segera, karena penyakit darah sudah emergensi di Mabar khususnya.
Wakil Ketua DPRD Mabar, Marselinus Jeramun ungkapkan hal tersebut melalui telepon kepada Florespos.net di Labuan Bajo baru-baru ini. Ia sampaikan itu usai baca media ini tentang penyakit darah yang melanda tanaman pisang di Flores, termasuk imbauan Pemkab Mabar sehubungan dengan layu bakteri tersebut.
Menurut Jeramun, persoalan penyakit pisang di Mabar sudah darurat. Oleh sebab itu penanganannya juga harus segera, karena emergensi.
Pemkab Mabar diharapkan subyektifitas terhadap hal ini. Segera carikan obat untuk membasmi penyakit darah/layu bakteri. Karena efeknya luar biasa. Tidak hanya petani pisang, tapi juga masyarakat umum, UMKM dan lainnya. Itu harus pemerintah pastikan.
Manakala tak ada obat, maka dicari solusi lain, termasuk mendatangkan bibit pisang baru dari daerah lain untuk dikembangbiakan kembali di Mabar jika tanaman pisang di Mabar dimusnakan semua atau sebagian dengan alasan penyakit darah. Intinya layu bakteri harus segera diatasi.
Apabila membutuh anggaran tinggal dialihkan dari pos lain untuk penanganan penyakit darah tersebut. Ini darurat, urgen. Yang terpenting jelas dan pasti peruntukannya.
Lanjut Jeramun, pengalihan anggaran dimaksud, dalam hal ini APBD II Mabar, itu ada di tangan Pemkab Mabar. Lakukan saja. Yang terpenting peruntukanya jelas dan pasti. DPRD setempat-Mabar secara kelembagaan diberitahu/disampaikan itu.
“Alasannya jelas, karena layu bakteri/penyakit darah situasi darurat di Mabar. Itu berarti butuh penanganan segera,” kata Jeramun.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Wakil Bupati Mabar Yulianus Weng menghimbau masyatakat Mabar tidak mengkonsumsi pisang layu bakteri. *
Penulis: Andre Durung/Editor: Anton Harus