BAJAWA, FLORESPOS.net-Pimpinan Komunitas Fransiskan Misionaris Maria (FMM) Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT, Suster Matildis, FMM mengatakan, FMM bertumbuh dan belajar bersama umat untuk lebih menghayati semangat sebagai Fransiskan yang mengikuti semangat Santo Fransiskus Asisi.
“Sukacita dan gembira dalam kesederhanaan yang menjadikan Komunitas FMM lebih mengenal cinta dalam hidup persaudaraan yang menjadi kekuatan dan aktif dalam kerasulan FMM,” katanya, dalam sambutan acara peringatan 90 tahun karya Tarekat FMM di Indonesia, Jumat (6/1/2023).
Suster Matildis mengatakan, FMM berdiri pada 6 Januari 1877, di Otacamun- India dan tersebar di 5 benua, 79 kebangsaan, 79 negara. Di Indonesia, FMM berada di 6 keuskupan, yakni Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan Agung Palangkaraya, Keuskupan Makassar, Keuskupan Agung Ende dan Keuskupan Ruteng.
Menurut Suster Matildis, karya Tuhanlah menggerakkan para suster misionaris FMM pertama untuk hadir di Kota Bajawa pada tahun 1957. Melayani sampai saat ini karena karya Allah dan dukungan umat, pemerintah dan Gereja.
Suster Matildis mengatakan, keluarga FMM Bajawa bersyukur atas perjalanan bermisi di Indonesia selama 90 tahun. Usia 90 tahun adalah umur yang sudah melebihi Mazmur atau telah memasuki jajaran lansia yang mungkin saja belum berbuat apa-apa.
Namun dipacu untuk menjadi lansia yang aktif yaitu untuk lebih antusias dan siap menerima untuk menjadi Regio Trinity. Regio Trinity terdiri dari 6 negara yakni Taiwan, Hongkong, Macao,Korea, Indonesia dan Pakistan menjadi sebuah provinsi dalam misi tarekat yang berbeda budaya, politik dan sosial juga karakter.
Namun pihaknya percaya akan penyelenggaraan ilahi Tritunggal Maha Kudus yang akan menyatukan FMM, yakni merajut persatuan di tengah perbedaan. “Kami percaya akan apa dikatakan Ibu pendiri kami. ‘Di seluruh dunia adalah rumah kita’ The Whole World Is Our Home,” katanya.
Diungkapkannya, kehadiran Bupati Ngada, para Romo, keluarga FKKR serta semua pihak dalam mendukung kehadiran FMM terutama dalam peringatan 90 tahun Karya Tarekat FMM di Indonesia merupakan suatu bentuk doa dan cinta dalam perjalanan Tarekat FMM ke depan.*
Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando