BAJAWA, FLORESPOS.net-Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Ngada dalam upaya memajukan dan mempertahankan keaslian budaya mulai menunjukkan hasil.
Keberhasilan itu, salah satunya, adalah Pemda dan Suku Mulu, Kecamatan Wolomeze, mendapatkan dan menerima Anugrah Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Riset Republik Indonesia.
Anugrah Kebudayaan tersebut diterima oleh Bupati Ngada, Andreas Paru dan Ketua Suku Mulu, di Jakarta pada 9 Desember 2022.
Kepada Florespos.net, di Bajawa, Rabu (13/12/2022), Bupati Andreas Paru, menjelaskan, Ngada masuk dalam 3 kabupaten di Indonesia yang mengelola dan memelihara kebudayaan terbaik. Dua kabupaten lain, Ponorogo dan Dharma Seraya.
Bupati Andreas menyampaikan terima kasih kepada masyarakat sebagai pelaku yang memelihara dan menjaga dan juga kalangan pendidikan. Penghargaan tersebut adalah ukuran, bahwa kebudayaan merupakan hal yang penting, terutama eksistensi daerah.
“Kebudayaan merupakan identitas sehingga merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan menjaga dan memelihara kebudayaan serta mengolahnya dengan baik maka akan mendatangkan sesuatu nilai yang luar biasa,” katanya.
Menurut Bupati Andreas, sebelumnya Tarian Jai, juga ditetapkan sebagai warisan budaya non benda.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngada, Vinsensius Milo, menjelaskan, diberikan kepada Pemda adalah penghargaan dalam kategori kelembagaan. Lebih dari 400 lembaga dinilai dan Ngada mendapat penghargaan tersebut.
Kementerian Pendidikan melalui tim berjumlah 7 orang pada November 2022 lalu datang ke Kabupaten Ngada untuk melakukan penilaian dengan mewawancarai pihaknya termasuk Bupati hingga turun ke lapangan.
“Yang menjadi keunggulan juga adalah tidak hanya pemerintah yang mendapatkan penghargaan itu tetapi masyarakat dalam hal ini Suku Mulu mendapatkan pengakuan dalam anugerah yang sangat bergengsi tersebut,” katanya.
“Suku Mulu sebagai pelestari budaya dan Pemerintah Kabupaten Ngada mendapat penghargaan pengelola kebudayaan terbaik. Pemerintah daerah dan Suku Mulu mendapat penghargaan dan insentif,” tambah Vinsensius.
Paschalia Asri dari Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada kepada Florespos.net, Kamis (15/12/2022) menjelaskan, bahwa Penyerahan Sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2022 berlangsung di gedung A kompleks Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi pada hari Jumat (9/12/2022).
Pada tahun ini, katanya, kegiatan tersebut dikolaborasikan dengan Anugerah Kebudayaan Indonesia dalam sebuah rangkaian acara bertajuk “Malam Apresiasi Kebudayaan Indonesia Tahun 2022”.
Anugerah Kebudayaan adalah program apresiasi yang diberikan kepada kelompok perorangan, komunitas, lembaga yang mempunyai kontribusi terbaik bagi pelestarian budaya dengan berbagai kategori, seperti sastrawan, media, masyarakat adat pelestari, pemerintah dalam hal pendampingan tata kelola budaya dan program program pelestarian yang konsisten.
“Tahun ini, Kabupaten Ngada mendapat 2 anugerah sekaligus. Pemda Ngada dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dinilai terbaik dalam hal pendampingan tata kelola budaya,” kata Paschalia Asri.
Menurut Paschalia Asri, mekanismenya panjang sampai mendapatkan anugerah mulai dari menjalankan program, mendaftar, proses verifikasi, proses penilaian baik dilakukan secara virtual maupun verifikasi faktual langsung oleh tim penilai anugerah ke daerah sampai pada proses penetapan.
Program yang disampaikan dengan menginput portofolio dan program-program kebudayaan ini harus dilakukan secara konsisten 5 tahun terakhir.
“Puji syukur, akhirnya Pemda Ngada berhasil masuk sebagai penerima Anugerah kebudayaan setelah menyisihkan 400 pengusul dari berbagai kategori,” katanya.
“Ritual ritual ini mereka buat dalam kelender budaya dengan musyawarah adat menjadi utama. Suku Mulu adalah suku yang berada di kecamatan Wolomeze mendiami Desa Denatana dan Mainai dan terdiri dari 3 anak kampung, yaitu Welas, Ndekundenu dan Kampung Mulu,” tambah Paschalia Asri.
Paschalia Asri mengatakan, dalam menjalankan kegiatan budaya suku ini sangat taat pada ketua suku. Ketua Suku Mulu dipilih dengan peramalan atau Pau Bhokeng.
Selain itu, menurutnya, dalam menjalankan kebudayaan mereka sangat taat dan teratur dengan peran masing masing termasuk praktek merawat bumi yang dijalankan setiap tahun.*
Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando