LARANTUKA, FLORESPOS.net-Dua pekan sudah berlalu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur, NTT, menetapkan status siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Penetapan status siaga darurat bencana itu tertuang dalam surat keputusan yang ditanda tangani Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri H.I Rasyid, Nomor: BPBD.300.2.2.5/016.BID.KL/VI/2024, tertanggal 10 Juni 2024.
“Menetapkan status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur,” demikian tulis Sulastri Rasyid dalam surat penetapan.
Penjabat Bupati Sulastri Rasyid juga mengatakan, penetapan status siaga darurat bencana itu untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana alam yang terjadi.
“Perlu dilakukan upaya penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanganan pada masa keadaan darurat bencana,” katanya.
Penjabat Bupati Sulastri Rasyid menerangkan, status siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berlangsung selama 14 hari terhitung 10 Juni sampai 24 Juni 2024.
Tapi, sejak penetapan status itu, siaga darurat bencana tidak nampak menyata. Salah satunya, tidak ada posko siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dibangun Pemda Flores Timur di sekitar lokasi bencana.
“Tidak lihat posko siaga bencana seperti Januari lalu. Mungkin tertutup tebalnya abu vulkanik sehingga tidak lihat posko,” kata beberapa pengendara yang melintasi jalan Trans Maumere-Larantuka, Selasa (25/6/2024) petang.
Pantauan Florespos.net, selama tiga hari terakhir, untuk mengantisipasi dan menjaga diri dari ancaman erupsi dan semburan abu vulkanik dan aroma belerang erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebagian masyarakat Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ilebura melakukan secara mandiri.
Masyarakat dua kecamatan itu tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Lebih banyak, mereka di rumah masing-masing.
Tempat usaha, kios, toko dan warung juga banyak yang tutup. Sebagian masyarakat sudah mengalami gangguan pernapasan, batuk dan pilek.
Sebagian besar masyarakat dua kecamatan itu juga mengeluh karena sudah lebih dari dua pekan, tidak ada posko siaga darurat bencana di lokasi bencana untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi.
Tinggi Kolom Abu 1.000 Meter
Sementara itu berdasarkan laporan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Selasa (25/6/2024) pagi melaporkan, Gunung Lewotobi Laki-laki meletus dengan tinggi kolom abu 1.000 meter di atas puncak.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dengan durasi kurang lebih 12 menit 55 detik.”
Tak berapa lama kemudian, atau hanya berselang waktu 27 menit saja, PVMBG Pos PGA Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera kembali melaporkan, terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Selasa (25/6/2024) pukul 10.30 dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter di atas puncak.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dengan durasi kurang lebih 3 menit 14 detik,” tulis PVMBG Pos PGA Lewotobi Laki-Laki, Selasa pukul 10.30 WITA. *
Penulis: Wentho Eliando I Editor: Anton Harus