LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat mendorong Flores secara utuh jadi destinasi wisata utama. Bukan Labuan Bajo antara lain karena alasan carring capacity/daya tampung terbatas.
Demikian Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Frasiskus Sales Sodo di Labuan Bajo Mabar belum lama berlalu. Mabar berada di ujung barat Flores yang juga disebut Nusa Bunga.
Sekda Mabar merasa gembira karena pertumbuhan beberapa indikator ekonomi setempat bagus. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Mabar dari sektor akomodasi dan makan minum pertumbuhan dua tahun terakhir di atas 30 persen.
“Ini menunjukan sektor pariwisata yang menjadi sektor dominan bertumbuh di Mabar,” ungkap Sekda yang akrab disapa Hans itu.
Sekda Hans menilai pemberian target kunjungan 2024 dari Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Tanoesoedibjo sekitar 500 wisatawan adalah tantangan buat Pemkab Mabar.
“Menurut saya ini sangat menantang,” ujar Sekda Hans.
Angka kunjungan 500 itu, kata dia, tidak hanya tantangan, tetapi sekaligus PR besar bagi Pemkab Mabar. Di antaranya terkait upaya peningkatan pertumbuhan pariwisata memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat.
Disamping itu juga menyangkut isu lingkungan. Tahun-tahun terakhir indikator lingkungan terkait kepariwiaataan setempat mengalami pertumbuhan positif. Ada perubahan positif ke arah itu, dan hal positif ini harus dijaga Pemkab Mabar.
“Tetapi kami juga terus terang, ya tak memiliki rencana yang sangat besar terhadap kunjungan. Kami harus hati-hati dengan carring capacity karena speis kita terbatas, terutama ruang publik,” ujar Sekda Hans.
Kemudian area-area pariwisata Mabar juga cukup terbatas. Maka soal Labuan Bajo menjadi pintu gerbang, ya. Tapi kawasan Flores secara utuh semestinya didorong menjadi destinasi yang utama.
” Kita punya kecemasan soal aspek lingkungan dan tekanan terhadap ruang, terutama di Labuan Bajo dan sekitarnya,” ujar Sekda Hans.
Fransiskus Saverius Teguh, Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pada kesempatan yang sama mengatakan,15 ribu turis misalnya yang menjadi target, mungkin perlu dibicarakan juga dengan daerah lain, seperti Ruteng, Bajawa, Ende, Sikka dan kabupaten lain di Flores.
Target 500 ribu turis itu adalah pemberian tantangan oleh Wamen Parekraf RI mungkin tidak terlalu besar, tetapi jangan semuanya bermain di Labuan Bajo.
Sebab kalau bermain di Labuan Bajo semua ada tekanan, seperti over tourism, sampah dan lain- lain. Itu didistribusikan ke seluruh Flores, itu sebetulnya akan ada dampak ekonomi secara berkelanjutan.
“Kita ingin dapat manfaatnya. Tetapi jangan hanya masyarakat di Kecamatan Komodo saja, di wilayah Mabar yang lain juga, seperti di Sano Nggoang. Atau di daerah lain di Flores seperti di yang ada di Wae Rebo, yang ada di Ruteng, yang ada di Ende, yang ada Sikka dan sebagainya,” ujar Frans Teguh.
Masih Frans Teguh, kekuatan pariwisata Labuan Bajo dan Flores dahsyat. Labuan Bajo sekarang diakses secara internasional. Karenanya terkait ini harus didorong jangan hanya bermain di Labuan Bajo, tetapi di seluruh daerah di Flores dan NTT pada umumnya, katanya. *
Penulis: Andre Durung I Editor:Anton Harus