RUTENG, FLORESPOS.ne-Kembali Unika St. Paulus Ruteng cq. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Konferensi Internasional Humaniora, Pendidikan, Linguistik, dan Budaya (4th International Conference on Humanity, Education, Language, and Culture (ICHELAC).
Dalam konferensi tahun ke-4 ini, keynote speakter datang dari pelbagai universitas terkenal dalam dan luar negeri. Salah satu dari dalam negeri adalah Dosen Unika St. Paulus Ruteng, Manggarai, Flores, NTT, Profesor Sebastian Menggo M.Pd.
Keynote speaker yang lainnya, yakni Mariane Turner, Ph.D dari Monash University, Australia, Dr. Anuncius Gumawang Jati, M.A dari Institut Teknologi Bandung, dan Prof. Dr. Sumiarto Aji Purwanto dari Universitas Indonesia.
Konferensi yang dilaksanakan secara online tersebut berlangsung dua hari (7-8/6/2024) juga menghadirkan 50 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di dunia guna berbagi hasil penelitian dan pandangan dalam tema “Strengthening Global Citizenship: Leveraging Language, Cultural Diversity, Humanity, and Sustainable Connectivity Towards Educational Transformation in The Digital Era”.
Profesor Sebastianus Menggo, dalam makalah berjudul “Digital Literacy Transformation in Strengthening Future English Language Instruction” menguraikan bagaimana literasi digital dapat menjadi alat penting dalam memperkuat pengajaran bahasa Inggris di masa depan.
“Kita harus memiliki strategi-strategi untuk mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum bahasa guna bergerak searah perkembangan zaman,” katanya.
Pembicara lain, Prof. Dr. Sumiarto Aji Purwanto dari Universitas Indonesia, ketika itu menyajikan makalahnya yang berjudul “Exploring Cultural Diversity and Identity in the Digital Era: the Indonesian Case of Contemporary Indonesian Culture”.
Prof. Sumiarto menyoroti pentingnya memahami keragaman budaya dan identitas di era digital, khususnya dalam konteks Indonesia.
“Banyak tantangan yang dihadapi, tetapi juga peluang dalam menjaga warisan budaya di tengah perkembangan teknologi yang pesat kini dan ke depan,” katanya.
Tidak hanya menghadirkan pembicara kunci, hari pertama 4th ICHELAC juga diwarnai dengan presentasi puluhan makalah dari berbagai presenter yang berasal dari berbagai perguruan tinggi.
Topik-topik yang dibahas sangat beragam, mencakup aspek-aspek terkini dalam bidang humaniora, pendidikan, linguistik, dan budaya, yang semuanya memberikan wawasan berharga bagi para peserta.
Pantauan dari layar Zoom menunjukkan bahwa ratusan peserta mengikuti konferensi dengan antusiasme tinggi. Interaksi aktif dan diskusi yang mendalam menandai sesi tanya jawab, memperlihatkan ketertarikan dan komitmen para peserta untuk mendalami topik-topik yang dipresentasikan.
Konferensi 4th ICHELAC bertujuan untuk menjadi platform bagi akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terbaru dalam bidang humaniora, pendidikan, linguistik, dan budaya.
Konferensi ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi dan jaringan profesional yang lebih kuat di antara para peserta. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Anton Harus