BAJAWA, FLORESPOS.net-Sebanyak 70 orang Calon Guru Penggerak (CGP) yang terdiri dari guru SD, SMP dan SMA di Kabupaten Ngada angkatan ke-9 melaksanakan kegiatan lokakarya 7 panen hasil, di Auditorium John Thom Bajawa, Sabtu (27/4/2024).
Kegiatan tersebut dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada Elisius Kletus Watungadha didampingi Hanvle Kaseh Perwakilan dari Balai Guru Penggerak Provinsi NTT.
Hanvle Kaseh Perwakilan dari Balai Guru Penggerak Provinsi NTT yang juga merupakan Arsiparis Penyelia pada balai tersebut mengatakan program PGP sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka belajar di mana didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik menjadi pemimpin pembelajaran.
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran para kandidat pemimpin melayani diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain.
Harapannya agar mereka selain nantinya menjadi pemimpin unggul juga dapat menjamin mutu pendidikan di satuan pendidikan dimana keberpihakan pada murid selalu menjadi orientasi utama.
Selama mengikuti program pembelajaran guru penggerak seorang guru tetap menjalankan perannya di sekolah yang sekaligus menerapkan pengetahuan yang diperoleh.
Balai Guru Penggerak Provinsi NTT mengelola program PGP angkatan 9 tahun 2 model yaitu PGP reguler di 21 Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta hingga luka karya 7 ini sebanyak 1171 Calon Guru Penggerak dan dengan jumlah fasilitator sebanyak 87 orang dan Pebgajar Praktek sebanyak 229 orang.
Ada pula PDP daerah khusus di Kabupaten Sumbawa Tengah dengan jumlah peserta hingga saat ini sebanyak 23 CGP dengan fasilitator sebanyak 3 orang.
Selanjutnya kegiatan PGP adalah lokakarya 7 yaitu penghasil pelajar yang bertujuan agar cgv dapat menjelaskan proses yang dialami dan praktik yang baik yang didapatkan dalam mengembangkan program yang berdampak pada murid.
Selain itu pula melaksanakan kegiatan kelas berbagi yakni menyampaikan pokok-pokok pikiran yang diperoleh selama kegiatan dan disampaikan secara pleno.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada Elisius Kletus Watungadha dalam sambutannya mewakili Bupati Ngada Andreas Paru mengatakan sebagai guru penggerak maka perlu adanya kepekaan terhadap situasi yang terjadi di lembaga pendidikan.
Sebagai seorang guru penggerak harus bergerak hati terhadap situasi peserta didik dengan sebuah semboyan Ramah Anak, Ramah Guru.
Ruang komunikasi antara siswa dan guru akan terjadi bila seorang guru ramah terhadap anaknya dan tentunya berdampak pada proses pembelajaran.
Platform Merdeka Belajar harus sungguh-sungguh dimaknai oleh seorang guru penggerak.
Dirinya juga membacakan komitmen Pemerintah daerah Kabupaten Ngada yang memberikan dukungan bagi pelaksanaan program guru penggerak.
Hal ini penting karena program guru penggerak bertujuan menghasilkan guru yang berperan dan menggerakkan komunitas belajar.
Selanjutnya disampaikan bahwa semua kegiatan guru penggerak bermuara kepada siswa.
Dirinya memberikan motivasi kepada guru penggerak di Kabupaten Ngada yang saat ini berjumlah 148 orang juga Calon Guru Penggerak selain sebagai pemimpin pembelajaran juga untuk mendapatkan guru atau kepala sekolah yang terbaik dan memenuhi syarat.
Kebijakan bahwa guru penggerak depan diberikan ruang dan prioritas untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sehingga pemimpin-pemimpin sekolah generasi berikutnya adalah pemimpin yang benar-benar berkualitas dan telah ada sejumlah nama guru penggerak yang akan dilantik menjadi kepala sekolah maupun pengawas.
Selain calon guru penggerak, kegiatan itu juga dihadiri oleh sejumlah kepala sekolah, Ketua PGRI Kabupaten Ngada yang juga adalah mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada Vinsensius Milo dan komunitas pendidikan lainnya. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando