BAJAWA, FLORESPOS.net-Program Tranformasi Ekonomi Kampung Terpadu Bagi Desa (TEKAD) untuk mewujudkan masyarakat desa yang berdaya dan mampu berkontribusi terhadap transformasi desa.
“Program TEKAD ini untuk mewujudkan masyarakat desa yang berdaya dan mampu berkontribusi terhadap transformasi desa,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Ngada, Marcus Philipus Ngei Botha.
Philip Botha mengatakan itu kepada Florespos.net di Kantor Desa Waeia, Kecamatan Golewa di sela-sela kegiatan Awareness Campaign, Program TEKAD Tahap II Kabupaten Ngada, untuk wilayah Kecamatan Golewa dan Golewa Selatan, Rabu (6/12/2023).
Philip Botha mengatakan pada tahap awal tahun 2022, ada 20 desa di Kabupaten Ngada masuk Program TEKAD dan tahap kedua sebanyak 57 desa.
Dia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang menetapkan sejumlah desa sebagai penerima Program TEKAD di Kabupaten Ngada.
Kata Philip Botha, program ini bila dijalankan dengan baik akan sangat membantu rumah tangga pedesaan karena memperoleh pendapatan yang stabil dan memadai dari produksi desa yang memungkinkan untuk mengembangkan mata pencaharian secara berkelanjutan mendapat keuntungan dari penguatan tata kelola tingkat desa.
Hal riil yang diperoleh misalnya dengan pengembangan Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) yang awalnya berpusat di Kecamatan Bajawa Utara yakni di Desa Inegena mengambil produk unggulan tentang Kemiri.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan di desa-desa lainnya sesuai dengan potensi desa itu. Hal lain, bahwa ada dana investasi di tahun 2024 yang dititikberatkan pada Desa TEKAD.
Dia mengatakan, dana Investasi sekitar Rp 260 juta dapat mendorong melalui Program TEKAD kepada masyarakat yang memanfaatkannya.
Melalui Program TEKAD, semua program unggulan di desa harus dimaksimalkan menggunakan dana desa maupun dana investasi.
Sejalan dengan pemikiran Bupati Ngada tentang program ini, Philips Botha, menjelaskan, bahwa Program TEKAD tahap awal dari 20 desa, ada beberapa desa yang telah dilakukan kegiatan seperti adanya demplot baik pertanian maupun peternakan juga beberapa produk unggulan yang telah membuahkan hasil.
Tentu saja ke depannya, dijelaskan bahwa sesuai dengan harapan Bupati maka harus ada peningkatan pendapatan kepada masyarakat.
Program yang baru setahun dijalankan memang untuk saat ini belum langsung dirasakan hasilnya apabila dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab tentunya akan membantu perekonomian keluarga itu sendiri.
Philips Botha mengatakan, 57 Desa penerima Program TEKAD tahap II, seperti yang menjadi harapan Bupati Ngada, menjadi pekerjaan yang harus dijalankan setiap komponen yang terlibat dalam mensukseskan program ini.
Kata Philipus Botha, desa-desa yang mendapat Program TEKAD ditentukan oleh Kementerian Desa yang mana indikatornya dinilai oleh Kementerian itu sendiri.
Selain diintervensi oleh dana desa, juga ada dana bagi kegiatan berupa demplot yang melaksanakan program ini sebesar Rp 100 juta. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando