LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT, ditengarai banyak penggangguran berijasa. Di antaranya karena terkendala Sumber Daya Manusia (SDM), keterbatasan keahlian khusus, skill/keterampilan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UMKM Mabar, Theresia P. Asmon mengungkapkan itu menanggapi Florespos.net di Labuan Bajo pada Selasa (5/12/2023).
Dia dimintai tanggapan terkait kabar bahwa banyak warga Mabar pergi bekerja di luar daerah itu karena berbagai hal.
Di antaranya karena kesulitan lapangan kerja, gali got jalan di kota Labuan Bajo lebih banyak pakai alat berat, tak lagi pakai tenaga manusia.
Usaha sektor pertanian juga kesulitan karena kemarau panjang akibat El Nino belakangan, sementara kebutuhan hidup sangat tinggi. Sehingga pilih rantau.
“Semua itu betul. Ini juga hasil diskusi kita selama ini. Ini PR (Pekerjaan Rumah) kita semua,” ungkap Kadis Asmon.
Menurutnya, pengangguran di Mabar belakangan tak hanya yang tidak punya ijasah, yang berijasa juga banyak yang menganggur, entah berijasa SD, SMP, pun SMA, bahkan yang berijasa sarjana sekalipun. Belakangan banyak pengangguran yang berijasa di Mabar, kata Kadis Asmon.
Lebih jauh diungkapkan, di sektor pertanian, ditengarai tak sedikit generasi muda Mabar kurang tertarik bekerja di sektor ini, padahal Mabar potensi besar di sektor agraria/agraris.
Kemudian, skill warga Mabar juga terbatas, di sisi lain, skill atau ketrampilan khusus justru yang dibutuhkan di era ini.
Labuan Bajo sebagai kawasan industri pariwisata/perhotelan misalnya, keterampilan khusus sangat dibutuhkan. Sementara tenaga kerja kita terkesan seperti kalah di situ. Begitu pun di sektor lain, keterampilan khusus sangat dibutuhkan dalam hal lapangan pekerjaan.
Terkait ini, rupanya ini harus diselesaikan dari hulu, dan mesti melibatkan semua stake holder.
“Ini PR (pekerjaan rumah) besar semua pihak, tidak terkecuali Pemkab Mabar, kata Kadis Asmon. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando