RUTENG, FLORESPOS.net-Persiapan serius dalam proses pendirian Keuskupan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), yang mekar dari Keuskupan Ruteng, Manggarai, NTT, sudah cukup jauh.
Persiapan jauh itu termasuk membahas detail dan mendalam soal isu-isu strategis dan aset yang nantinya diurusi bersama Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo.
Menurut Direktur Puspas Keuskupan Ruteng, Rm. Marthin Chen yang mewakili Uskup Sipri yang ditemui wartawan, Kamis (23/11/2023), dalam persiapan menyongsong lahirnya Keuskupan Labuan Bajo, sesuai dengan arahan Uskup Sipri juga yang berkaitan urusan bersama.
“Dalam persiapan ini, ikut dibahas hal-hal yang bisa diurus bersama dua keuskupan nantinya,” katanya.
Urusan bersama itu bisa berkaitan dengan isu-isu strategis, reksa pastoral, dan lain-lain untuk umat dan gereja di kawasan ini.
Juga yang menjadi perhatian, demikian Rm. Chen, berkaitan dengan aset bersama seperti misal lembaga pendidikan calon imam seperti Seminari Pius XII Kisol, dan SMA Seminari Labuan Bajo.
Demikian juga dengan lembaga pendidikan yang dikelola Yayasan Ernesto baik di St. Klaus Kuwu, Ruteng maupun di Werang, Kecamatan Sano Nggoang, Mabar, dan lain-lain.
Draf dan kerangka pengelolaan bersama itu telah dibuat belakangan ini agar nanti bisa dilaksanakan ketika keuskupan baru itu lahir.
Dikatakan, hal-hal yang menjadi urusan bersama diidentifikasi dan dipetakkan sejak sekarang sehingga nantinya tinggal ditindaklanjuti.
Tindak lanjut bagaimana riilnya dalam pelaksanaan dan tanggung jawabnya agar urusan bersama diurusi secara lebih baik dan maju.
Konkretisasi urusan bersama itu, lanjut Rm. Chen, sebetulnya sudah dimulai ketika dua tahun terakhir diadakan Festival Religius Golo Koe.
Dalam persiapan hingga pelaksanaan, dua paroki di Kota Labuan Bajo dilibatkan secara aktif dengan Pemkab Mabar dan unsur Keuskupan Ruteng.
“Kita beri peran lebih besar ke dua paroki di Kota Labuan Bajo untuk sukseskan festival itu,” katanya.
Apa yang dilakukan ini terkandung maksud untuk membangun dan memperkuat identitas calon keuskupan baru di hadapan umat dan publik.
Ketika itu, Rm. Chen juga menyentil soal bidang ke-Puspas-an. Yang telah dilakukan adalah koordinasi pastoral, komisi-komisi, dan bahkan hingga personalia yang mengurusi nanti.
Kapan Keuskupan Labuan Bajo terbentuk dan siapa gembala pertamanya? Hingga masih misteri karena urusannya berada di Vatikan Roma.
Karena itu, umat dan siapapun seperti disampaikan Vikjen Keuskupan Ruteng, Rm. Alfons Segar dalam pernyataan resminya di media Katoliku_Keren, beberapa waktu lalu mengatakan, realisasi pemekaran Keuskupan Labuan Bajo, belum bisa dipastikan kapan waktunya.
“Untuk umat atau siapapun diharapkan untuk terus berdoa agar rencana dan wacana pembentukan keuskupan baru itu bisa segera menjadi kenyataan,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Wentho Eliando