MBAY, FLORESPOS.net-Musim kemarau yang panjang menyebabkan sedikitnya 7 desa di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami krisis air bersih.
Tujuh desa yang tengah mengalami krisis air bersih tersebut, yakni Tedakisa, Renduwawo, Tengatiba, Bidoa, Ulupulu 1, Ulupulu dan Pagomogo.
Berbagai pihak telah turun membantu mendistribusikan air bersih ke tujuh desa tersebut. Pihak dimaksud, yakni Yayasan Wise-Shout East Asia.
Yayasan ini berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo turun langsung menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang berdomisi di 7 desa tersebut.
“Bantuan ini disalurkan sebagai wujud solidaritas atas bencana kekeringan dan kelangkaan air bersih dalam rangka menghadapi musim kemarau tahun ini,” kata Rosadalima Dee Panda, Program dan Community Development WISE-South East Asia kepada wartawan, Selasa (23/11/2023).
Dia menjelaskan, penyaluran bantuan air bersih tersebut sudah dijalankan sejak awal Oktober 2023. Bantuan diberikan pada desa-desa yang kerap mengalami kelangkaan atau krisis air bersih seperti Desa Tedakisa, Renduwawo, Tengatiba, Bidoa, Ulupulu 1, Ulupulu dan Pagomogo.
“Setiap desa kami salurkan bantuan air bersih mulai dari 5.000 sampai dengan 10.000 liter yang disalurkan secara rutin setiap minggu,” kata Rosadalima.
Menurut Rosadalima, dalam pelaksanaannya di lapangan, Yayasan WISE berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui BPBD terkait peta wilayah yang menjadi langganan kelangkaan atau krises air bersih dalam rangka mengantisipasi resiko bencana kekeringan.
“Sebelum kita salurkan kita koordasi dengan Dinas BPBD untuk menentukan titik-titik pendistribusian air bersih sehingga yang disalurkan tepat sasaran bagi warga yang benar-benar sangat membutuhkan pasokan air bersih,” katanya.
Dia mengatakan, bantuan itu dibiayai oleh The Atlantik Institut yang bekerja sama dengan Yayasan WISE sebagai pengelola serta kajian lapangan. Dana solidaritas untuk mengantisipasi bencana kekeringan di Kabupaten Nagekeo.
Selain bantuan tersebut, kata Rosadalima, Yayasan WISE juga melaksanakan beberapa program kegiatan di bidang pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang lebih fokus menyasar generasi muda.
Dalam implementasinya, kata dia, Yayasan WISE bekerjasama dengan beberapa lembaga lain baik itu Pemerintah maupun swasta seperti Yayasan Sao Mere dan membentuk satu komunitas yang dinamakan Komunitas English Club di SDI Lego serta pelatihan teknologi bagi guru-guru SDI Dorameli, Kecamatan Boawae.
“Kita juga ingin punya program yang fokus pada anak remaja. Saat ini kita sedang riset dengan menggandeng organisasi lain di tiga negara dan Indonesia kebetulan hanya ada di Nagekeo. Hasil riset ini menjadi base line untuk menjalankan program terkait kesehatan seksual dan reproduksi remaja Nagekeo,” kata Rosadalima.
Warga penerima manfaat distribusi air bersih menyampaikan apresiasi. Bibiana Owa (33), warga RT 06 Dusun 03 Kampung Wololuba menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang dia terima.
Kata Bibiana, dalam beberapa bulan terakhir semenjak masuk musim kemarau warga setempat merasakan kelangkaan air bersih. Embung yang merupakan sumber air bagi warga debitnya mulai berkurang.
“Selama ini kami ambil air di embung untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari masak, minum, cuci, mandi semuanya ambil dari embung, tapi kalau musim panas begini airnya mulai surut,” katanya. *
Penulis: Arkadius Togo I Editor: Wentho Eliando