Oleh: RD. Donnie Migo
Senin, 13 November 2023
(Senin Pekan Biasa XXXII)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Injil Lukas pada hari ini (17:1-6) menjelaskan kepada kita tentang ajakkan Tuhan Yesus untuk mengampuni. Juga dalam teks injil ini,
Tuhan Yesus juga menegur dengan keras mereka yang kerap melakukan penyesatan, sebab mereka ini membuka peluang bagi orang beriman untuk jatuh ke dalam dosa.
Apakah melalui perkataan, perbuatan dan tindakan, kita telah membuat orang lain tersesat?
Teks injil menghubungkan juga antara penyesatan dan pengampunan. Agar tidak terjerumus dalam dalam penyesatan, Tuhan mengundang kita untuk menegur sesama yang berbuat dosa.
Dengan teguran yang santun dan penuh persaudaraan, kita dapat membantu seseorang untuk keluar dari perangkap dosa. Sebab ada orang yang dapat langsung menyadari kesalahannya tetapi ada pula yang memang perlu dibantu untuk menyadari kesalahannya.
Sementara itu, untuk membebaskan diri kita dari dosa, Tuhan Yesus memerintahkan agar kita harus mengampuni sesama yang menyesal atas dosa-dosanya.
Mengampuni memang tidak mudah tetapi jika kita memiliki iman yang kuat, maka mengampuni akan menjadi tindakan iman yang membebaskan diri kita sendiri maupun orang lain dari dosa. Maka dari itu para murid Yesus meminta agar Tuhan sudi menambahkan iman mereka (Lukas 17:5).
Kadang kita menderita dan tidak bahagia, bukan karena sakit fisik atau kurang harta tetapi karena kita tidak dapat mengampuni dan mengikatkan diri kita dengan beban dosa itu serta membawanya ke mana kita pergi.
Maka hidup kita pasti terasa amat berat untuk dijalani. Belajar mengampuni sama halnya belajar untuk menyembuhkan diri sendiri.
Dalam bacaan dari kitab Kebijaksanaan, Tuhan menegaskan kepada kita bahwa kebijaksanaan tidak dapat tinggal dalam hati keruh dan tubuh yang dikuasai noda dosa (Kebijaksanaan 1:4).
Oleh sebab itu, usaha untuk menyucikan diri bukan hanya demi pembebasan atas dosa-dosa tetapi juga demi mempersiapkan diri kita agar dapat menjadi lebih bijaksana.
Marilah saudari-saudariku sekalian, kita mengambil bagian dari karya Allah untuk membantu sesama agar dapat menyadari ketersesatannya melalui teguran persaudaraan, dan dengan penuh iman berusaha untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Sebab cara yang paling tepat untuk mengajak orang lain bertobat kalau kita bisa mengampuni. *
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA