Oleh: RD. Donnie Migo
Rabu, 8 November 2023
(Rabu dalam Pekan Biasa XXXI)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Melalui pembaptisan yang kita terima dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, apakah kita sudah layak menjadi murid Kristus?
Sakramen pembaptisan sesungguh merupakan tahap awal kita menjadi murid Kristus, namun sebagai orang beriman kita perlu berjuang untuk memikul salib, menyangkal diri dan mengikuti Kristus agar status kemuridan itu benar-benar nampak dalam diri kita.
Perjuangan ini yang diangkat oleh penginjil Lukas dalam hari ini (14:25-33). Memang tidak mudah untuk menwujudkannya, namun Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita jalan mana yang harus kita tempuh.
Pertama-tama, Tuhan Yesus menyadarkan kita bahwa sebagai murid kita mesti sadar dan yakin siapa guru kita dan menjadikan ajaran dan teladanNya sebagai pegangan kita dalam melangkah serta dengan setia melakukan apa yang telah ditunjukkan oleh Sang Guru. Sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan “ia harus memikul salibnya dan mengikuti Aku,” (Lukas 14:27).
Kedua yakni bertanggung jawab dengan status kemuridan yang telah kita terima melalui pembaptisan. Artinya, bersedia untuk melepaskan keterikatan-keterikatan atau ketergantungan kita terhadap harta duniawi untuk mempersiapkan diri menyambut harta surgawi yang telah Tuhan Yesus siapkan bagi kita. Jika kita tidak melepaskan, bagaimana mungkin kita memiliki kemampuan untuk menerima.
Melalui Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, ia hendak menyadarkan para murid untuk saling mengasihi dan menaati hukum-hukum taurat.
Sebab dalam kasih dan ketaatan ini seorang beriman mempresentasikan dirinya sebagai sungguh-sungguh murid Kristus.
Marilah kita menjadi murid-murid Kristus dengan menyadari siapa Guru kita, bertanggung jawab, saling mengasihi dan taat terhadap nilai-nilai kebaikan yang kita jaga bersama. *
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA