RUTENG, FLORESPOS.net – Selama beberapa hari ke depan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Manggarai mengadakan bimbingan teknis (Bimtek) pendidikan inklusif bagi para guru sekolah dasar (SD).
Bimtek pendidikan inklusif yang dipusatkan di Aula Dinas PPO, Kamis (2/11/2023) sengaja diadakan sebagai upaya konkret dan terus menerus dalam rangka membuka akses pendidikan bagi semua anak di Manggarai, NTT.
Bimtek dibuka Kadis PPO Frans Gero yang didampingi para narasumber yang selama ini konsen menangani anak-anak inklusif atau berkebutuhan khusus, yakni dari Yayasan Ayo Indonesia seperti Tarsi Hurmali, Yeremias A. Santo, dan Elias Tagung bersama sejumlah pejabat dari instansi itu.
Ketika itu, Kadis PPO, Frans Gero mengatakan, urus pendidikan tidak dilakukan satu lembaga saja, tetapi bersama yang lain. Kerjanya kolaborasi agar apa yang diinginkan tercapai.
“Termasuk untuk pendidikan inklusif ini. Dinas tidak bekerja sendiri. Tetapi, ada lembaga lain seperti Yayasan Ayo Indonesia yang bekerja nyata di lapangan,” katanya.
Mengapa ada kerja kolaborasi mengurus bagi anak-anak berkebutuhan khusus? Tidak lain agar semua anak, semua warga negara mendapat akses pendidikan yang sama.
Dikatakan, akses pendidikan itu harus sama untuk semua, selain karena kodrat, juga perintah undang-undang di negeri yang berlaku hingga pelosok kampung di Manggarai.
Karena itu, demikian Kadis Frans Gero, apresiasi tinggi untuk Yayasan Ayo Indonesia yang sudah jauh berkontribusi membantu agar kebutuhan anak-anak inklusif terpenuhi secara baik di sekolah.
Di Kecamatan Ruteng yang selama ini menjadi perhatian dari Yayasan Ayo Indonesia sudah menunjukkan tren positif dalam membuka akses pendidik yang merata sesuai dengan perintah regulasi itu.
Kepada para guru atau kepala sekolah, Kadis Frans Gero berpesan untuk mengikuti betul Bimtek selama beberapa hari.
Hal itu penting sekali agar usai Bimtek ada yang dibawa pulang dan dilaksanakan sekolah agar anak-anak yang berkebutuhan khusus terpenuhi pendidikannya.
Sebelumnya Ketua Panitia, ibu Dewi mengatakan, Bimtek sengaja diadakan agar sekolah-sekolah tahu persis apa yang dilakukan guna mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif.
“Jadi, yang didapat selama kegiatan ini adalah hal-hal teknis yang harus dan bisa dibuat di sekolah,” katanya.
Peserta Bimtek, lanjut ibu Dewi, 100 guru SD dari sebelas kecamatan di Manggarai, minus Kecamatan Ruteng karena dalam dampingan dan binaan Yayasan Ayo Indonesia. Bimtek berlangsung selama tiga hari (2-4/11/2023) dengan semua akomodasi menjadi tanggung jawab panitia. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus