LARANTUKA, FLORESPOS.net-Tumpukan material pasir dan batu kerikil di ruas jalan TK Anfrida, jalan Kamar Mayat RS Larantuka dan jalan Delsos Weri, hingga Sabtu (28/10/2023) siang, masih berserakan dan alat berat masih parkir di badan jalan.
Informasi yang dihimpun Florespos.net, ternyata tumpukan material pasir dan batu kerikil berserakan serta parkir alat berat di badan jalan tersebut karena ada kegiatan proyek pengerjaan jalan aspal hotmix dan semenisasi bahu jalan di ruas-ruas jalan tersebut.
Proyek rehabilitas struktur jalan dalam Kota Larantuka itu bernilai lebih dari dua miliar rupiah. Mulai dikerjakan sekitar awal Mei 2023, dan masa kontrak kerja aspal dan semenisasi bahu jalan tersebut selama 150 hari kalender.
Sebagian besar ruas-ruas jalan tersebut sudah diaspal hotmix. Hanya saja, pada ruas jalan Kamar Mayat RS Larantuka sekitar 20-an meter belum diaspal. Sementara sebagian besar semenisasi bahu jalan belum selesai.
Namun pantauan Florespos.net, selama sepekan ini, di lokasi ruas-ruas jalan itu tidak ada aktivitas pekerja. Material pasir dan batu kerikil dibiarkan berserakan. Alat-alat berat pun parkir tanpa penjagaan dari pekerja atau petugas proyek.
Informasi lain juga menyebutkan, pengerjaan aspal dan semenisasi bahu jalan sudah berhenti beberapa pekan ini, bahkan sudah hampir sebulan. Tidak diketahui, apa alasan pengerjaan aspal dan semenisasi bahu jalan itu terhenti.
Meski begitu, selama belum dibersihkan pengendara roda dua dan roda empat masih perlu ekstra hati-hati melintas ruas-ruas jalan itu. Semua ruas jalan itu di wilayah Kecamatan Larantuka, pusat kota Kabupaten Flores Timur.
Kondisi demikian membuat Ketua Komisi B DPRD Flores Timur, Rofinus Baga Kabelen angkat bicara.
Dia mengatakan sepengetahuannya ruas-ruas jalan tersebut merupakan proyek pembangunan jalan aspal dan semenisasi bahu jalan dalam Kota Larantuka.
Menurutnya, proyek aspal jalan hotmix dan semenisasi bahu jalan sepanjang ruas jalan TK Anfrida, ruas jalan Kamar Mayat RS Larantuka dan ruas jalan Delsos Weri sedang menjadi perhatian lembaga DPRD Flores Timur.
“Proyek aspal jalan dan semenisasi bahu jalan TK Anfrida, Kamar Mayat dan Delsos saat ini juga sedang menjadi perhatian lembaga DPRD. Rapat beberapa waktu lalu, kami sudah minta Dinas PU hadirkan kontraknya,” kata dia melalui telepon, Sabtu (28/10/2023).
Rofin Kabelen mengatakan, pihaknya sering mendengar keluhan masyarakat terutama para pengguna jalan terkait tumpukan material pasir dan batu kerikil yang berserakan serta alat berat yang di pakir di badan jalan.
Dia mendesak kontraktor pelaksana segera membersihkan material pasir dan batu kerikil berserakan tersebut dan memindahkan alat berat dari badan jalan. Karena menggangu lalulintas dan keamanan pengguna jalan.
“Kalau proyek sudah selesai maka segera bersihkan material dan alat berat. Aturannya begitu. Sangat mengganggu lalulintas dan berpotensi terjadi kecelakaan. Di SDK Lamennais atau Delsos itu ada sekolah dan jalur ramai antar jemput anak sekolah,”
“Tapi, kalau proyeknya belum selesai, maka selesaikan dan berkualitas. Waktu pengerjaan sesuai kontrak juga sudah semakin dekat. Kita tidak ingin, akhirnya lebih tidak berkualitas dan tidak ada asas manfaat,” tandas Rofinus Kabelen.
Rofin Kabelen mengatakan, pihaknya segera meninjau proyek pengaspalan dan semenisasi bahu jalan dalam Kota Larantuka tersebut serta beberapa proyek jalan lainnya.
“Komisi segera koordinasi dengan pimpinan lembaga untuk meninjau ruas-ruas jalan dalam Kota Larantuka tersebut, juga termasuk proyek jalan Mulobahang-Walang, dan Aransina di Kecamatan Tanjung Bunga,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Florespos.net, bagi pengendara roda dua dan roda empat agar ekstra hati-hati melintas ruas jalan sepanjang TK Anfrida, Delsos Weri, dan Kamar Mayat Rumah Sakit Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Selain pasir dan batu kerikil, pada ruas jalan TK Anfrida, Delsos Weri, dan Kamar Mayat RS Larantuka, juga terdapat sejumlah alat berat berbagai jenis dan ukuran parkir di bahu jalan dan di bagian tengah badan jalan.
Kondisi demikian tentu sangat mengganggu lalulintas dan berpotensi terjadi kecelakaan bagi pengendara. *
Penulis: Wentho Eliando / Editor: Anton Harus