Oleh: RD. Donnie Migo
Kamis, 26 Oktober 2023
(Kamis dalam Pekan Biasa XXIX)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Perikop Injil Lukas pada hari ini (12: 49-53) telah mengantar kita untuk melihat apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan “melemparkan api ke bumi dan Aku berharap agar api itu menyala.”
Konsekuensi dari bara api itu maka Tuhan menyatakan akan pertentangan bukan damai. Sebenarnya apa yang Tuhan Yesus maksudkan dari teks injil ini?
Secara spesifik simbol api yang digunakan mengacu pada bagaimana firman Tuhan itu diterima.
Orang yang menerimanya akan berusaha untuk menerapkannya dalam hidup, di sinilah saat dia akan memperoleh penolakkan dan pertentangan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Karena orang yang hidup bersandar pada firman Tuhan, akan berada sangat dekat dengan kebenaran. Hal ini yang tentu akan memberanikannya untuk melawan kejahatan.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan peran dari api yang memurnikan ini, yakni agar membebaskan kita dari perhambaan dosa.
Kita butuh api ini yang membawa kita kepada kesadaran akan dosa-dosa kita dan membakarnya dengan kebenaran ilahi sehingga kita dapat memperoleh kasih karunia Allah yang membawa kita kepada kekudusan.
Marilah kita setia dalam membaca dan merenungkan firman Tuhan di tengah berbagai macam tantangan dunia, agar firman itu menjadi api yang memurnikan iman dan menjamin langkah kita kelak menuju hidup yang kekal. *
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA