“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyambut kamu dalam doa kami”
Oleh: RD. Donnie Migo
Mimbar Minggu, 22 Oktober 2023
(Minggu dalam Pekan Biasa XXIX)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Permenungan kita pada hari minggu biasa yang ke-29 ini dimulai dengan suatu pertanyaan, apakah kita sudah menyadari kewajiban kita sebagai seorang beriman?
Sering kali kesadaran ini mungkin saja jauh dari kita sehingga kegiatan keagamaan hanya dilihat sebagai upacara; sebuah ritual harian atau mingguan.
Secara singkat dapat kita katakan bahwa kewajiban seorang beriman adalah menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Apa itu sudah cukup?
Dalam bacaan Injil Matius, Tuhan Yesus mengatakan tentang kewajiban ini kepada OrangOrang Farisi yang bertanya: “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak?”(Mat.22:17). Tuhan Yesus mengetahui bahwa pertanyaan ini hanya sekedar untuk mencobaiNya.
Untuk itu sebelum menjawabnya, Tuhan Yesus menyadarkan orang-orang ini tentang kewajibannya sebagai seorang beriman yakni untuk tidak mencobai Allah, “Mengapa kamu mencobai aku hai orang-orang munafik”(Mat. 22: 18b).
Lalu, Tuhan Yesus mengambil sekeping uang dinar, merujuk kepada gambar dan tulisan pada uang itu serta menegaskan bahwa berilah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah (Mat. 22:19-21).
Dalam kehidupan ini, kita sudah memperoleh banyak dari Allah apakah kita harus mencobaiNya dan tidak menyadari kewajiban kita untuk memberikan diri dan pelayanan kepada Allah.
Tuhan Yesus mendukung untuk membayar pajak kepada kaisar karena Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menjadi warga negara yang baik, walaupun pada masa itu mereka sedang dijajah.
Mengenai hal ini, Rasul Paulus mengarisbahwai kewajiban untuk menaati pemerintah termasuk dalam hal membayar pajar, kecuali jika kita diminta untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh kitab suci, misalnya; penipuan, korupsi, dan sebagainya (Roma 13: 1-7). Tuhan Yesus juga pernah menyuruh Petrus membayar pajak bait Allah (Mat.17:27).
Nubuat Nabi Yesaya dalam bacaan pertama menegaskan tentang kebijaksaan Tuhan yang telah mewartakan dirinya kepada kita umat pilihanNya sebagai Allah yang membuka pintu-pintu, menyelamatkan kita dari bangsa-bangsa asing, memanggil, melindungi dan mempersenjatai kita.
Dia adalah Allah yang mengenal kita dari terbitnya matahari hingga terbenamnya, meski kadang kita tidak mengenalnya.
Jika menelisik satu persatu cara Allah menjaga umat pilihanNya, maka disana kita menemukan bagaimana Allah begitu mencintai kita, maka sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai orang beriman untuk membalas kebaikan itu?
Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika menulis bahwa salah satu cara nyata untuk mewujudkan kewajiban kita sebagai orang beriman adalah bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita terima, “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyambut kamu dalam doa kami” (1 Tes 1:2).
Bersyukur melalui orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita, yang melalui pekerjaan, bantuan dan kehadiran mereka telah menampakan kepada kita cinta, perlindungan dan perhatian Tuhan yang kita butuhkan.
Saudara-saudariku yang terkasih merenungkan bacaan-bacaan suci hari minggu ini, mengundang kita menyadari kewajiban kita sebagai orang beriman khususnya dalam relasi kita dengan negara.
Tuhan Yesus melihat dari sisi yang sangat positif yakni peran negara yang melindung warga negaranya sehingga mengusulkan kepada orang-orang Farisi untuk membayar pajak. Peran ini yang memungkinkan warga negara dapat hidup damai dan tentram.
Kita sudah selayaknya bersyukur kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk tinggal di negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya.
Kita sudah selayaknya bersyukur karena Tuhan melindungi kita, mengasihi kita dan memelihara kita.
Semoga kita sadar akan kewajiban kita sebagai seorang beriman, yakni bersyukur atas segala yang kita terima, bukan mencobai Allah dan lupa akan kawajiban kita. *
Tuhan memberkati, selamat berhari minggu.
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA