BORONG FLORESPOS.net-Produksi air baku di Kabupaten Manggarai Timur terus menurun, akibat kemarau panjang yang melanda NTT.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (UPTD SPAM) Manggarai Timur, Fransiskus Yun Aga mengatakan produksi air baku di UPTD SPAM mengalami penurunan.
“Akibatnya, pembagian air dari UPTD SPAM Manggarai Timur ke pelangan sedikit terganggu,” kata dia, di Borong, Jumat (6/10/2020).
Dia mengatakan, wilayah Borong, produksi masih aman, hanya sedikit masalah pengambilan liar pada pipa transmisi yang bersumber dari Danau Rana Mese.
Beberapa warga mengambil secara liar pada pipa transmisi dari kampung Golo Nderu, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese menuju kampung Jengok, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong.
Demikian juga di wilayah Desa Wae Ngori, Kecamatan Rana Mese, kata dia, pengambilan air untuk mengairi lahan sawah.
Selain itu, pada jalur Golo Nderu-Jengok, ada 15 titik yang diambil liar dengan cara pipa di lubang.
Jalur Comu ke Kali Wae Laku, Desa Wae Ngori, ada dua titik. Pengambilan liar ini, berdampak penurunan debit untuk SR wilayah Jengok dan Mondo.
Untuk wilayah Sambi Rampas khusus wilayah Pota pelayanan tidak maksimal karena sumber air Wae Tabar debitnya menurun.
Begitu juga di Lamba Leda Timur. Kapasitas air baku juga terjadi pada sumber Rana Poja di wilayah Kecamatan Lamba Leda Timur.
Debit air di wilayah itu terdata hanya mengalir 10 liter per detik. Terjadi penurunan yang cukup drastis yang mencapai 3,5 liter per detik.
“Dengan demikian, pelayanan untuk wilayah Bea Muring, dan sekitarnya tetap diberikan namun dengan kondisi terjadwal atau bergilir,” katanya.
Penurunan debit juga terjadi pada dua sumber mata air lainnya di wilayah Wukir, Kecamatan Elar Selatan.
Sebagaimana penjelasan Frans Aga, bahwa dua sumber air yang menjadi andalan, yakni sumber Lando Manuk dan Liang Kalo untuk saat ini tak bisa diandalkan.
Untuk dua sumber mata air itu, hanya mampu dengan kapasitas 9 liter per detik dari sebelumnya 13 liter per detik.
Namun karena dengan kondisi jumlah SR yang ada di wilayah tesebut masih bisa untuk dilayani 24 jam.
Frans Aga melanjutkan, fenomena yang sama juga terjadi di Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara.
Produksi air baku di wilayah ini hanya 1,5 liter per detik dari normalnya 7 liter per detik. Dampaknya, dilakukan pelayanan bergilir kepada pelanggan.
Sementara beberapa wilayah yang terganggu pipa bocor langsung diperbaiki, dan juga melakukan pelayanan kepada pelanggan secara bergilir. *
Penulis: Albert Harianto / Editor: Wentho Eliando