LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Selain rabies dan lain-lain, penyakit ternak yang mendapat perhatian serius pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT adalah antraks.
Hewan yang terkena antraks antara lain sapi dan kerbau. Saat ini tidak ada antraks di Mabar, karena tak ada laporan petugas dari lapangan pun dari masyarakat Mabar tentang hal itu, antraks.
Demikian kata Pejabat Otoriter Veteriner Dinas PKH Mabar, Yanuarius Saridin, menanggapi FloresPos. Net di Labuan Bajo, Rabu (4/10/2023), terkait kabar bahwa ada antraks di Mabar belakangan ini.
Sesaat sebelumnya di tempat sama, dengan alasan kurang sehat, Kepala Dinas PKH Mabar, Abidin, menyarankan media ini bertemu Dokter Hewan Yanuarius Saridin atas kabar antraks tersebut di tanah Mabar akhir-akhir ini.
Khusus antraks, PKH memberi perhatian serius, kata Saridin, karena penyakit ini bersifat menular. Apabila dagingnya dikonsumsi manusia maka orang tersebut bisa terkena antraks, dan kalau tak segera ditangan medis bisa meninggal dunia.
Penyebab antraks bakteri, bertahan hidup dalam tanah berbentuk kapsul bisa capai 70 tahun. Kalau bakteri ini mau dimatikan harus suhu seribu deraja Celsius.
Terakhir kasus antraks di Mabar, masih Saridin, Tahun 2019, yaitu di Kecamatan Lembor, dan Lembor Selatan. Sekitar Tahun 1997, antraks juga pernah terjadi Mabar.
Pemkab Mabar melalu Dinas PKH selalu menyediakan obat/vaksin antrak. Vaksin untuk hewan/ternak yang lain juga selalu tersedia di PKH Mabar, termasuk vaksin rabies, kecuali untuk ASF belum ada obat/faksinnya di seluruh dunia, tak terkecuali Mabar, kata Saridin. *
Penulis: Andre Durung/Editor: Anton Harus