MAUMERE, FLORESPOS.net-Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, lembaga formasi calon imam-misionaris Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini) menahbiskan 19 imam baru pada tiga tempat berbeda oleh tiga uskup dalam pekan pertama Oktober 2023 ini.
Belasan imam baru SVD ini akan bermisi pada 14 negara pada lima benua di dunia. Ada pun rincian penahbisan belasan imam SVD itu masing-masing sebanyak 13 imam ditahbiskan di Seminari Tinggi Ledalero oleh Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu pada Minggu (1/10/2023).
Ada 5 imam ditahbiskan oleh Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku di Biara SVD Nenuk-Atambua pada Senin (2/10/2023), dan 1 imam akan ditahbiskan Uskup Manokwari-Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega di Paroki St. Paskalis Manimeri Bintuni.
Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero RP. Dr. Yosef Keladu, SVD dalam akun Instagram Seminari Tinggi Ledalero menyampaikan informasi terkait tempat misi ke-19 imam baru yang tersebar pada 14 negara di mana ada 6 imam baru bertugas di Indonesia.
Dan 13 imam baru lainnya masing-masing bermisi pada 13 negara yakni Kolombia, Meksiko, Chile, Brazil, Korea, Madagaskar, Amerika, Chad, Austria, Paraguay, Jepang, Kenya-Tanzania, dan Timor Leste.
“Kami mengucapkan profisiat kepada ke-19 imam baru SVD. Kami memohon semoga kita senantiasa mendoakan mereka agar mereka berhasil dalam tugas pelayanan selanjutnya,” pinta RP. Yosef yang pada 8 September 2023 dilantik sebagai Rektor Seminari Ledalero.
Inilah nama-nama 19 imam baru SVD dan penempatan tugas mereka. RP. Alfredus Viktricius Laudasi, SVD (Amerika Tengah), RP. Fransiskus Pa Ngita, SVD (Chad-Afrika); RP. Philipus Emanuel Keban, SVD (Korea); RP. Agustinus Kopong Wotan, SVD (Madagaskar), RP. Eduardus Only Putra, SVD (Eropa Tengah).
Seterusnya, RP. Oktavianus Serafim Edor, SVD (Provinsi SVD Ende); RP. Arsenius Aloysius Wudu, SVD (Meksiko), RP. Frederiko Kornelis, SVD (Chile), RP. Serafim Beta, SVD (Brasil Amazom).
RP. Ambrosius Dama Huler, SVD (Provinsi SVD Ruteng); RP. Ignasius Loyola Fono, SVD (Provinsi SVD Ruteng); RP. Patrisius Haryono, SVD (Provinsi SVD Ende); dan RP. Honoratius Jonsi, SVD (Provinsi SVD Ende).
Sementara lima imam yang ditahbiskan di Nenuk-Atambua yakni RP. Simon Evodius, SVD (Paraguay), RP. Terencio Try Yanto Ola, SVD (Jepang), RP. Yustinus OnlyManu, SVD (Kenya-Tanzania).
Seterusnya, RP. Herculano Nunes, SVD (Timor Leste); dan RP. Krispianus Ibu, SVD (Provinsi SVD Timor). Sementara Diakon yang akan ditahsbiskan menjadi imam oleh Uskup Manokwari–Sorong Yohanes Parlindungan Sitinjak, SVD akan bermisi ke Kolumbia.
Pergi dan Bekerjalah
Dalam misa tahbisan itu, para imam baru mengusung tema “Pergi dan Bekerjalah” yang diambil dari teks Injil Matius 21:28b. Teks ini sekaligus menjadi bacaan Injil Hari Minggu Biasa XXVI, hari tahbisan para imam baru. Pemilihan moto ini berlangsung satu minggu sebelum para imam mendapat urapan imamat suci.
Penjelasan tentang moto tahbisan itu disampaikan oleh RP. Arsenius Aloysius Wudu, SVD dalam sambutan yang ia berikan mewakili para imam baru di hadapan 2.000 umat, puluhan biarawan/ti, dan 67 imam konselebran yang mendampingi Uskup Pentahbis Mgr. Edwaldus Martinus Sedu.
“Kami memilih moto ini berangkat dari refleksi bahwa seluruh proses perjuangan, pergulatan akan panggilan, dan keputusan yang telah kami ambil pada akhirnya bermuara pada perutusan Yesus Kristus sebagai imam agung untuk pergi ke tempat perutusan kami masing-masing dan bekerja menghadirkan Kerajaan Allah. Bagi kami, perutusan atau misi bukan hanya sekadar perpindahan tempat, melainkan pergi dan bekerja dengan tujuan untuk menghasilkan buah bagi banyak orang,” kata RP. Arsen, nama panggilan calon misionaris Meksiko itu.
RP. Arsen pada kesempata ini bersaksi bahwa perayaan meriah tahbisan tersebut merupakan tanda penyelenggaraan ilahi yang bekerja melalui orang-orang yang pernah terlibat dalam kehidupan dan pergumulan religius-misioner para imam baru.
“Untuk itu, izinkan saya mewakili para imam baru menyampaikan ucapan terima kasih,” ungkap RP. Arsen sambil menyebut secara mendetail figur atau pihak-pihak yang telah berjasa dalam kehidupan para imam baru.
Panggilan Cinta Tuhan
Terkait moto tahbisan yang dipilih para imam baru, Uskup. Edwaldus dalam khotbahnya mengangkat kisah kenabian Yehezkiel sebagai teladan para misionaris.
Menurut Uskup Ewaldus, Yehezkiel adalah nabi yang dijuluki Penjaga Israel oleh karena kesetiaannya mewartakan Allah sebagai Allah yang berbelaskasih dan penuh pengampunan. Panggilan dan karya kenabian Yehezkiel menjadi sulit karena situasi sosial-politik dan keagamaan di tempat pembuangan yang membuat bangsa Israel berbalik dari Allah.
“Panggilan kenabian selalu berarti panggilan cinta Tuhan dengan risiko tak terhindarkan, yakni ditolak, dianiaya, dibunuh. Panggilan hidup dalam Gereja Katolik pun membawa kita baik kaum tertahbis maupun terbaptis pada sebuah risiko. Kita seringkali kita dicibir dan ditolak karena hidup Yesus bukanlah sebuah ideal hidup dalam zona nyaman, zona mapan, dan zona kenikmatan. Maka panggilan ‘Pergi dan bekerjalah’ meneladani Yehezkiel yang keluar dari kenyamanan dirinya dan bekerja di tengah pemberontakan kaum sebangsanya di tanah pembuangan,” kata Uskup Edwaldus.
Sementara dalam sambutannya Uskup Ewaldus antara lain menggarisbawahi betapa rahmat Allah begitu besar tercurah atas kehidupan para imam baru tanpa memandang jabatan dan pangkat keluarga, dan Tuhan memilih setiap orang pada jalan tugas atau jalan kehidupan pada umumnya dengan belas kasih dan kerahiman-Nya.
“Sukacita dan kegembiraan sungguh kita rasakan pada hari ini ketika ke-13 saudara dan anak kita menerima urapan suci imamat. Kita bersukacita pertama-tama bukan karena kehebatan dan prestasi mereka, melainkan karena rahmat Allah yang begitu besar tercurah atas kehidupan anak-anak ini tanpa memandang jabatan dan pangkat keluarga. Tuhan memilih setiap orang pada jalan tugas atau jalan kehidupan pada umumnya dengan belas kasih dan kerahiman-Nya,” katanya.
Pemimpin tertinggi Keuskupan Maumere itu juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan keluarga besar imam baru yang telah mempersembahkan putra-putra terbaik mereka.
Ia juga menegaskan bahwa rahmat imamat suci yang telah diterima ke-13 imam baru tersebut sanggup meneguhkan kehidupan dunia saat ini, bisa mengusap air mata orang-orang susah dan terkucilkan, dan bisa membangkitkan kembali harapan iman yang telah pudar bahkan hilang.
Menutup sambutannya, Uskup Edwaldus berpesan agar para imam baru menghidupi panggilan imamat dengan penuh tanggung jawab dan tidak menjadi pribadi yang pasif serta miskin kreativitas. Ia mengajak para imam baru untuk terus berkomitmen menebarkan Kabar Baik di tengah zaman yang terus berubah.
Terima Kasih
Provinsial SVD Ende, RP. Eman Embu, SVD dalam sambutannya antara lain menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan keluarga imam baru yang telah dengan rela hati mempersembahkan putra mereka sebagai imam Tuhan.
RP Eman pada kesempatan ini mengangkat kisah perutusan dua misionaris pertama SVD sebagai teladan bagi imam baru yakni Yohanes B. Anzer dan Yosef Freinademetz yang merupakan misionaris pertama SVD yang menjalankan misinya di China.
Provinsial yang juga peneliti pada Pusat Penelitian Candraditya itu menggarisbawahi bahwa kedua misionaris perdana ini dengan setia, tekun, dan ulet menjalankan panggilan misionernya. Provinsial berpesan agar imam baru pun mengikuti teladan dua misionaris tersebut.
“Para imam baru hendaknya mengkuti teladan dua misionaris perdana itu,” pinta Provinsial.
Provinsial pada kesempatan ini menambahkan bahwa para imam baru akan berlibur selama sebulan di keluarga masing-masing dan setelah itu mereka mempersiapkan diri untuk berangkat ke tempat misi masing-masing.
Meriah
Pantaun media ini, perayaan misa dan acara syukur tahbisan berlangsung meriah. Kemeriahan ditandai dengan penampilan koor dan kemasan liturgis yang disiapkan oleh para frater dan panitia.
Disaksikan media ini, ribuan umat yang hadir dalam perayaan ini sangat antusias mengikuti rangkaian acara hingga selesai.
Umat menempati semua kursi di Aula St. Thomas Aquinas tempat tahbisan berlangsung, di kursi-kursi di tenda-tenda besi di depan pelataran aula.
Tak sedikit juga umat terpaksa mengikuti misa dan acara syukur dengan menempati teras ruang kuliah pascasarjana IFTK Ledalero.Perayaan misa tahbisan ini juga ditayankan secara livestreaming melalui kanal YouTube Seminari Tinggi Ledalero.
Dari pantauan layar, ribuan umat turut menyaksikan peristiwa itu secara daring dan ratusan penonton memberikan ucapan selamat melalui kolom komentar. *
Penulis: Sarnus Joni Harto, Mahasiswa Pascasarjana IFTK Ledalero
Editor: Wall Abulat