RUTENG, FLORESPOS.net-Lembaga pendidikan yang diasuh Yayasan Ernesto di Manggarai, NTT, ditantang agar tidak saja mendidik para siswa agar berilmu, tetapi juga output-nya yang siap terjun ke dunia kerja.
Ketika berbicara pada puncak Pancawindu SMPK-SMAK St. Klaus-Kuwu, Jumat (29/9/2023), Asisten II Setda Manggarai Yos Mantara yang mewakili pemerintah daerah mengatakan, pasti bahwa tidak semua tamatan SMP dan SMA ini, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Bagaimana lembaga pendidikan yang ada bisa menyiapkan generasi masa depan yang tidak saja berilmu tinggi, tetapi juga mempunyai keterampilan,” katanya.
Dikatakan, yang terampil perlu disiapkan juga karena tidak semua tamatannya meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Lembaga pendidikan ini harus berpikir juga tentang hal itu.
Menurutnya, generasi yang terampil itu bisa disiapkan walaupun lembaga pendidikan yang ada bukan sekolah menengah kejuruan. Caranya dengan mengisinya dalam kurikulum ekstrakulikuler.
Kurikulum ekstrakulikuler bisa dioptimalkan dengan melihat peluang-peluang pada sektor yang ada. Tentu tidak saja untuk sektor kerja di tempat lain, juga untuk di Manggarai ini.
Dan, di Manggarai, peluang yang paling besar adalah sektor pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan lain-lain.
Mengapa sektor ini karena sebagian besar masyarakatnya bergelut di dunia pertanian. Sektor pertanian perlu terus disentuh secara maksimal.
Caranya tidak lagi bekerja secara tradisional, tetapi berubah dengan kerja orang berilmu, teknologi, dan aneka peralatan kerja yang modern.
Ketika itu, Ketua Panitia Pancawindu, Rm. San mengatakan, lembaga pendidikan ini telah banyak menghasilkan output yang bekerja di dalam dan luar negeri dengan aneka pekerjaan dan profesi.
“Sekolah yang ada telah hasilkan banyak orang terdidik. Dan, tentu outputnya selalu ada setiap tahunnya. Untuk bisa hasilkan yang lebih baik, maka perlu kerja sama dengan banyak orang,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando